Pendidikan

Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya

Apakah Jurusan Bahasa Terancam Tergusur AI atau Tidak? Ini Sederat Faktanya

MOMSMONEY.ID - Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau AI masa depan jurusan bahasa di banyak universitas kini berada di persimpangan. 

Teknologi AI seperti ChatGPT dan DeepL yang mampu menerjemahkan hingga memahami konteks bahasa dengan akurasi tinggi membuat jurusan bahasa asing semakin dipertanyakan relevansinya. 

Melansir dari Net Ease pada Jumat (11/7), fenomena ini tidak hanya terjadi di Asia, tetapi juga menyebar ke Amerika Serikat, Inggris, hingga Australia.

Baca Juga: Begini Cara AI Mempengaruhi Kehidupan Ibu Kedepannya, Simak

Kenapa jurusan bahasa mulai ditinggalkan?

Penurunan minat terhadap jurusan bahasa asing terjadi di banyak negara. Di Korea Selatan, sebuah universitas besar pada April lalu menghentikan penerimaan mahasiswa jurusan Bahasa Prancis dan Jerman. Alasannya? Perubahan besar dalam pendidikan era AI dan jumlah peminat yang terus merosot.

Hal serupa juga terjadi di Tiongkok. Data Kementerian Pendidikan menyebutkan bahwa 101 institusi telah menutup jurusan bahasa asing dalam 5 tahun terakhir, dengan Bahasa Jepang dan Inggris menjadi yang paling banyak ditinggalkan.

Poin pentingnya, ini adalah sinyal bahwa jurusan bahasa konvensional sedang mengalami kontraksi akibat kemajuan teknologi.

Apa penyebab menurunnya peminat jurusan bahasa?

Penelitian MyCOS dan laporan tahun 2025 menyebutkan bahwa akselerasi AI dalam dunia penerjemahan menjadi salah satu faktor terbesar. 

Alat terjemahan seperti DeepL dan ChatGPT kini bisa mencapai akurasi hingga 95%. Artinya, tugas penerjemah profesional kini sebagian besar bisa diambil alih oleh mesin.

Selain itu, lapangan kerja untuk lulusan jurusan bahasa asing pun makin sempit. Banyak dari mereka akhirnya bekerja di luar bidang studi, seperti administrasi, penjualan, atau customer service.

Baca Juga: Intip Penyebab Utama Berbagai Pekerjaan Kedepan akan Diambil AI

Bagaimana nasib guru bahasa asing?

Dampak dari menurunnya peran jurusan bahasa juga terasa di sekolah-sekolah. Di Tiongkok, jumlah guru Bahasa Inggris dikurangi secara besar-besaran. 

Bahkan muncul wacana untuk menghapus Bahasa Inggris dari kurikulum kelas 1 dan 2 sekolah dasar dan menurunkan bobotnya dalam ujian masuk perguruan tinggi.

Seorang guru senior mengungkapkan bahwa beberapa sekolah mulai mengurangi jam pelajaran dan jumlah guru bahasa asing secara drastis karena dianggap tidak lagi relevan di era AI.

Negara mana saja yang juga menutup jurusan bahasa?

Fenomena ini bukan hanya terjadi di Asia. Di Amerika Serikat, Universitas West Virginia memutuskan untuk menutup semua program bahasa asing dan memberhentikan 75% staf pengajarnya. Sementara di Inggris, Universitas Kent menutup 8 jurusan bahasa untuk efisiensi anggaran.

Australia pun mengalami tren serupa. Universitas Swinburne, La Trobe, dan Western Sydney telah menutup jurusan Bahasa Jepang, Mandarin, dan Indonesia sejak 2019.

Apakah jurusan bahasa masih punya masa depan?

Jawabannya masih, asalkan bertransformasi. Beberapa universitas kini melakukan inovasi dengan menggabungkan jurusan bahasa dan teknologi. 

Universitas Normal Beijing membuka jurusan baru "Bahasa dan Sastra Tiongkok + Kecerdasan Buatan", sementara Universitas Fudan meluncurkan program ganda seperti “Bahasa Inggris-Ilmu Komputer” dan “Penerjemahan-AI”.

Tujuannya jelas yaitu menciptakan lulusan yang tak hanya menguasai bahasa, tapi juga mampu menerapkannya di bidang teknologi, data, dan komunikasi strategis.

Baca Juga: Ini Penyebab AI Mulai Gantikan Pekerjaan di Bidang Keuangan, Simak

Bagaimana Moms bisa menyikapi tren ini?

Bagi Moms yang sedang memikirkan masa depan pendidikan anak, penting untuk mempertimbangkan bahwa jurusan bahasa kini harus berorientasi teknologi. Tidak cukup hanya fasih berbahasa, tapi juga harus bisa berkolaborasi dengan AI dan berpikir lintas disiplin.

Pilihan terbaik adalah mengarahkan anak ke jurusan yang menggabungkan kemampuan linguistik dengan keterampilan digital, seperti penerjemahan berbasis AI, komunikasi global, atau pengembangan perangkat lunak berbasis bahasa.

Jurusan bahasa tak hilang, tapi berevolusi di era AI

Moms, perkembangan kecerdasan buatan di tahun 2025 memang telah membawa perubahan besar terhadap jurusan bahasa. 

Penutupan jurusan di berbagai negara bukan berarti akhir dari pendidikan bahasa, melainkan pertanda perlunya transformasi dan integrasi dengan teknologi.

Di masa depan, lulusan jurusan bahasa yang mampu memahami AI dan teknologi digital akan menjadi aset penting. Maka dari itu, yuk mulai membuka pandangan baru seperti bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tapi antar muka strategis di era digital.

Selanjutnya: PTPP Kantongi Kontrak Baru Rp 9,37 Triliun pada Semester I-2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News