MOMSMONEY.ID - Liburan sekolah adalah momen yang dinanti banyak keluarga. Di tengah rencana jalan-jalan, bermain, atau mengisi waktu dengan kegiatan menyenangkan ada satu hal penting yang sering terlewat yakni memeriksakan kesehatan mata anak.
Di Indonesia, jumlah anak usia sekolah yang mengalami rabun jauh atau miopia (mata minus) terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang pernah dilakukan di enam Sekolah swasta di wilayah Jabodetabek, tercatat bahwa sekitar 40% dari 1.318 siswa yang diperiksa terindikasi mengalami miopia1. Sayangnya, masih banyak kasus tidak terdeteksi karena anak-anak sering kali tidak menyadari adanya gangguan penglihatan atau belum mampu mengungkapkannya dengan jelas.
“Anak-anak sering tidak mengeluh karena mereka pikir cara mereka melihat adalah hal yang normal. Padahal, gangguan penglihatan dapat memengaruhi proses belajar, bahkan menurunkan kepercayaan diri. Disinilah pentingnya peran orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan segera memeriksakan matanya.” ujar dr. Florence M. Manurung, SpM(K), Dokter Spesialis Mata Anak dalam keterangan resmi yang diterima Jumat (27/6).
dr. Florence menambahkan sebagai dokter mata dirinya kerap menemui pasien yang datang saat minusnya sudah cukup tinggi karena terlambat terdeteksi. Padahal, jika dilakukan pemeriksaan secara rutin, dirinya mengaku setiap orang bisa mencegah pertambahan minus yang lebih cepat sejak dini.
Melihat jarak dekat, menyipitkan mata, atau duduk terlalu dekat dengan layar bisa menjadi tanda-tanda awal yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Pemeriksaan mata secara rutin adalah langkah penting untuk deteksi dan penanganan dini.
Baca Juga: Pentingnya Deteksi Dini Glaukoma, Si Pencuri Penglihatan
“Kalau anak mulai menunjukkan tanda-tanda seperti ini, jangan ditunda. Periksa matanya sesegera mungkin,” kata Bu Novy Anwar, ibu dari anak dengan miopia yang kini menggunakan lensa terapi MiYOSMART.
Sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan mata anak jangka panjang, HOYA memperkenalkan MiYOSMART, lensa kacamata yang teruji secara klinis dapat memperlambat laju pertumbuhan minus hingga rata-rata 60%. Lensa ini menggunakan teknologi D.I.M.S. (Defocus Incorporated Multiple Segments) dan telah dipercayai oleh lebih dari 4 juta orang tua di lebih dari 40 negara termasuk Indonesia.
Liburan sekolah adalah waktu terbaik untuk melakukan pemeriksaan mata anak, karena tidak mengganggu aktivitas belajar dan bisa menjadi awal kebiasaan baru menjaga kesehatan mata keluarga..
Baca Juga: Burnout dan Trauma Mata Jadi Ancaman Nyata Produktivitas Pekerja, Ini Penjelasannya
Selanjutnya: Digelar 25 Hari, PRJ 2025 Targetkan Perputaran Uang Rp 7 Triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News