MOMSMONEY.ID - Di tengah pandemi yang masih melanda tanah air, usaha ayam goreng rupanya tak kunjung surut. Maklum, penikmat ayam goreng di seluruh penjuru kota cukup banyak. Mulai dari anak-anak sampai dewasa suka dengan menu makanan satu ini. Karena hal ini, para penjaja kuliner pun kian bermunculan, dan membesarkan usahanya.
Salah satunya Alexander Theo, pemilik Crispyku Fried Chicken. Merintis usaha sejak tahun 2010, Alex yakin usaha ayam goreng tepung besutannya mampu berkembang ditengah pelaku usaha ayam goreng tepung lainnya. Bahkan, dia menyebut meski sempat terkena dampak dari pandemi covid-19, penjualan ayam goreng masih cukup stabil dan bisnisnya mampu bertahan hingga saat ini.
"Karena saya tahu, 99% orang Indonesia itu memang suka makan ayam. Jadi, dengan kondisi apapun, kuliner ayam masih bisa berkembang. Termasuk ayam goreng tepung (fried chicken)," ujar Alex.
Berbekal optimisme itu, usaha yang dirintis sejak tahun 2010 itu pun cukup menghasilkan keuntungan yang manis. Dia bilang, dalam sehari setidaknya bisa memproduksi sekitar 800 ekor ayam goreng di outletnya.
Baca Juga: Jangan Lewatkan Aksi Jason Statham Balas Dendam di Hummingbird: Redemption
Meski tak menyebutkan pasti nominal marjin yang diperoleh, namun Alex menyebut bahwa lini usaha yang dijalankannya ini cukup menjanjikan.
Alex juga menyebut bahwa keterlibatan para mitra Crispyku Fried Chicken mendorong keberlangsungan bisnisnya. Dia bilang, berkat mitra yang bergabung, produk ayam goreng tepung besutannya bisa dijajakan di berbagai tempat, mulai di pinggir jalan, area perumahan, hingga di dalam pusat perbelanjaan. Dan dari situlah, produknya dikenal banyak orang.
Di samping disokong para mitra, Alex rupanya juga cukup aktif menggunakan media lain, seperti Instagram, Facebook, Youtube, Website, serta beberapa influencer kuliner.
Bicara soal promosi di beberapa lini media, Alex pun tak tanggung-tanggung untuk mengeluarkan uang yang lumayan besar.
"Seperti Instagram ads, atau promosi lewat influencer itu harus ada bujetnya. Sebut saja, influencer Farida Nurhan, lumayan harganya," tandasnya.
Walaupun tak menyebut pasti nominalnya, namun, Alex mengatakan setiap bulan, dirinya selalu menyisihkan biaya untuk promosi.
Baca Juga: Rekomendasi Sofa Informa di Bawah 6 Juta, Santai di Rumah Makin Asyik!
Nah, tampaknya tidak lengkap jika tidak membahas proses produksi kuliner yang satu ini. Alex menjabarkan, memasak untuk dijual, dalam kuliner ayam goreng tepung ini, sejatinya tidak terlalu sulit. Yang jelas, modal untuk membeli bahan baku dan peralatannya harus disiapkan terlebih dahulu.
Saat memulai usaha ini, Alex mengaku menyiapkan modal sekitar Rp 100 juta. Modal tersebut dia gunakan untuk membeli ayam potong, bahan baku tepung, peralatan dan perlengkapan usaha seperti mesin pengaduk, booth usaha, dan kemasan. Modal terbesar digunakan untuk membeli peralatan dan memasok bahan baku.
Bagi Alex, kualitas dan potongan ayam harus diperhatikan ketika menjajal usaha ini. Maklum saja, hampir semua pemain ayam goreng tepung menggunakan ukuran ayam potong yang standar.
"Dari awal kami memperhatikan ukuran potongan ayam. Standar yang pas itu ayam berbobot 1,0 sampai 1,1 kilo," imbuh Alex.
Setelah itu, Anda tinggal mencari pemasok ayam yang bisa menjaga kualitas. Alex mengaku menjalin kerjasama dengan beberapa rumah potong ayam di Tasikmalaya dan Bandung. Belakangan, dia malah membuat rumah potong ayam sendiri.
"Jadi kami tidak kesulitan lagi untuk mendapat bahan baku,” tegas Alex.
Kemudahan mendapat bahan baku juga diakui Lukman. Bahkan, menurut dia, dengan banyaknya pemain ayam goreng tepung yang baru, semakin banyak juga pemasok ayam potong yang bermunculan. Dengan begitu, dia semakin mudah mendapatkan bahan baku ayam.
So, tertarik menjalankan usaha ayam goreng tepung ala KFC?
Selanjutnya: Promo Coffee Day with Dunkin Donuts Berlaku 27-30 September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News