MOMSMONEY.ID - Perkembangan teknologi di era Industri 5.0 memunculkan kebutuhan baru dalam dunia pendidikan tinggi. Begini kriteria lulusan mahasiswa yang dicari dunia kerja yang bisa Anda simak.
Perguruan tinggi kini tak lagi cukup hanya memberikan bekal akademik, tetapi juga harus menyiapkan mahasiswa menghadapi realitas dunia kerja yang semakin kompleks, dinamis, dan berbasis teknologi.
Industri 5.0 memadukan kecanggihan teknologi seperti AI, IoT, dan robotika dengan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini menuntut model pendidikan yang tidak hanya adaptif secara digital, tetapi juga mampu membentuk karakter, kreativitas, dan kemampuan interpersonal mahasiswa.
Perguruan tinggi yang tidak cepat beradaptasi berisiko menghasilkan lulusan yang tidak siap pakai di pasar tenaga kerja.
Riset internal yang dilakukan sejumlah kampus menunjukkan kesenjangan antara keterampilan lulusan dengan kebutuhan industri, khususnya dalam hal kepemimpinan, komunikasi, literasi digital, dan penguasaan bahasa asing.
Hal ini mendorong berbagai institusi pendidikan tinggi untuk menyusun ulang kurikulum dan sistem pengajaran agar lebih kontekstual dan relevan.
Baca Juga: Universitas Negeri Malang Kenalkan AI dan Keamanan Data untuk Hadapi Era Digital
Universitas Satya Negara Indonesia (USNI), misalnya, meluncurkan transformasi pendidikan berbasis riset pada tahun 2022.
“Kami percaya bahwa pendidikan hari ini harus membekali mahasiswa tidak hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan kemampuan untuk beradaptasi, berpikir kritis, dan terus belajar secara mandiri,” ujar Sihar P.H. Sitorus, Rektor USNI, dalam keterangan resmi Senin (4/8).
Transformasi tersebut dirancang khusus untuk mahasiswa Gen Z melalui pendekatan empat tahun bertahap yang mencakup pengenalan diri, manajemen waktu dan kesehatan mental, pembentukan growth mindset, hingga kesiapan berkarier.
“Program kuliah dirancang untuk mendampingi mahasiswa bertumbuh dari awal masa kuliah hingga siap memasuki dunia kerja,” klaim SIhar.
Identitas kelembagaan pun diperbarui, salah satunya melalui peluncuran logo baru yang merepresentasikan arah dan semangat transformasi.
“Logo baru ini tidak hanya identitas visual, tetapi juga penanda arah dan semangat baru USNI dalam menyiapkan mahasiswa yang mampu membaca zaman, menyelaraskan diri, dan menjadi agen perubahan di tengah kompleksitas global,” jelas Yosi Stefani, Wakil Rektor II Usni.
Selanjutnya: Rilis Kinerja yang Apik Jadi Momentum bagi Investor Ambil Untung di Saham FORE
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News