MOMSMONEY.ID - Berpelisiran atau traveling kini banyak orang lakukan, bahkan menjadi bagian penting yang harus dilakukan seseorang dalam hidupnya. Tujuan orang traveling atau berpergian ke suatu tempat bisa bermacam-macam, mulai dari untuk mendapatkan kebahagiaan, memberikan pengalaman unik dan baru. Bisa juga, bermanfaat untuk menyegarkan fisik, mental maupun emosional seseorang.
Tidak jarang dengan bepergian ke tempat baru, bisa menyegarkan pikiran dan rasa lega karena bisa rehat dan menikmati suasana berbeda dari rutinitas sehar-hari. Datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi juga dipercaya sebagian orang bisa menyehatkan mental dan emosional.
Berhasil menjelalah tempat baru memang bisa memberikan kepuasan tersendiri. Namun, ada tantangan yang harus dilalui. Diantaranya, traveler sering menghadapi berbagai kendala terkait navigasi, baik online maupun offline. Misalnya, sulit mengakses navigasi online di daerah terpencil, pegunungan atau negara asing tanpa jaringan internet yang stabil.
Belum lagi, jika perangkat ponsel atau GPS kehabisan daya selama perjalanan panjang. Atau rute perjalanan yang sudah diatur ternyata tidak cocok untuk kendaraan besar, sepeda motor atau pejalan kaki.
Tentunya sebelum pergi menjelajah tempat baru, ada baiknya mempersiapkan rencana perjalanan agar tidak tersasar. Untungnya, saat ini banyak platform dan aplikasi navigasi yang bisa dimanfaatkan, terlebih jika suatu tempat tidak mendukung untuk mengakses peta atau aplikasi navigasi secara online.
Baca Juga: Siapkan Liburan Imlek dengan Koper Premium dari Tabungan Bebas Biaya
Salah satu travel influencer Indonesia, Ferry Hu mengatakan hampir setiap waktu menggunakan Google Maps ketika berpelisiran. "Aplikasi Google Maps cukup untuk memberikan versi arahan jalan secara real," kata Hu.
Namun, memang tidak semua tempat yang Hu kunjungi memiliki sinyal yang baik untuk bisa mengakses aplikasi peta yang umum dipakai orang tersebut. Alahasil, jika sedang tidak ada sinyal, maka Hu akan menyiapkan rute perjalanannya dengan mengunduh terlebih dahulu secara online, baru nanti bisa diakses secara offline di Google Maps.
"Waktu itu pernah ada pengalaman ke Myanmar dan di sana tidak ada sinyal, karena simcard yang saya beli tidak bisa dipakai, alhasil, tetap pakai Google Maps tapi versi offline map jadi harus download areanya dulu dan ini cukup membantu," kata Hu yang sudah melakukan traveling ke lebih 20 negara dan membagikannya pengalaman jalan-jalannya ke instagram.
Selain aplikasi Google Maps, terdapat aplikasi lain yang bisa digunakan untuk merencanakan rute perjalanan ke tempat baru yang penuh tantangan. Seperti Pei Adanya yang hobi bersepeda. Pei kerap membagikan aktivitas bersepedanya di instagram. Pria yang hobi bersepeda jarak jauh ini (ultra) mengatakan hampir setiap gowes, ia pergi ke daerah yang selalu baru atau belum pernah sama sekali ia kunjungi. Oleh sebab itu, perencanaan jalur dan navigasi harus ia siapkan dan dipastikan dapat diakses meski tidak ada jaringan internet.
"Saya pernah menggunakan aplikasi dari ponsel namanya Komoot, ini bisa buat bikin peta," kata Pei.
Baca Juga: Ini Sentimen yang Menggerakkan Pasar Keuangan di Awal Tahun 2025
Namun, pengalaman Pei menggunakan aplikasi tersebut adalah cukup menguras daya ponselnya untuk perjalanan traveling Pei yang jauh. Pengalaman Pei, ia sempat mengikuti event bersepeda sejauh 1000 kilometer dari Yogyakarta, Wonogiri, Ponorogo, Kediri, Lamongan, Tuban, Blora, Ngawi, Sragen, Semarang lalu kembali lagi ke Yogyakarta. Namun, Pei tidak menyelesaikan rute lengkapnya, karena dari Sragen ia putuskan lewat Solo untuk kembali Ke Yogyakarta. Saat ini, untuk urusan navigasi bersepedanya, Pei sering menggunakan perangkat komputer mini Cyclocomp.
Sementara, bagi traveler yang hobi mengendarai motor, Andre Wijayanto (51), lebih nyaman menggunakan platform ridewithgps dan aplikasi outdooractive untuk memberi arahan saat ia motoran.
Dengan dua platform tersebut maka kendala sinyal tidak akan menjadi masalah. Andre menjelaskan ia membuat rute perjalanan di laman ridewithgps dan meng-export rute tersebut menjadi data gpx.
Selanjutnya, data tersebut Andre import ke aplikasi navigasi apapun, contohnya Outdooractive.
Andre mengatakan jika berlangganan Ridewithgps maka pengguna tidak perlu memasukkan data ke aplikasi navigasi lain.
Selanjutnya: Begini Penggantian Rel Baru dan Wesel yang dilakukan KAI Sepanjang 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News