KONTAN.CO.ID - The Apurva Kempinski Bali baru saja menggelar pertemuan tahunan Path to Sustainable Growth 2025 yang mengusung tema utama Shaping the Future of Responsible, Inclusive and Profitable Tourism. Acara ini mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk berdiskusi mengenai tantangan keberlanjutan dalam pariwisata yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Dalam acara yang dibuka oleh Amnu Fuadiy, Asisten Deputi Menteri Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, disampaikan bahwa Kementerian berkomitmen mendukung kebijakan pariwisata berkelanjutan melalui lima program prioritas, antara lain gerakan pariwisata bersih dan pengembangan desa wisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Empat diskusi panel menjadi sorotan dalam pertemuan ini. Salah satunya adalah mengenai Blueprint for Building Sustainable Destinations, di mana Alistair Speirs dan Wenda Ramadya Nabiel membahas tantangan dan solusi dalam menciptakan destinasi wisata yang berkelanjutan, dengan menekankan pada ketahanan air, keberagaman hayati, serta penggunaan material ramah lingkungan.
Dalam panel bertajuk The Challenges of Coexistence between Community and Tourism, Yoga Iswara mengajak kolaborasi untuk mencapai tujuan Bali sebagai destinasi net-zero. John Higson, dari Eco Solutions Lombok, menyoroti potensi agroforestri dalam mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang ekonomi berkelanjutan.
Baca Juga: The Apurva Kempinski Bali Gelar Pameran Lukisan Gallery of Art:Arts Beyond Boundaries
Selain itu, diskusi tentang Sustainable Hospitality and Biodiversity membahas peran industri perhotelan dalam menjaga keberagaman hayati, dengan fokus pada pengelolaan limbah dan penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Yuki Susanto dari PT Suparma Tbk juga memperkenalkan solusi keberlanjutan dalam produksi dan pengelolaan limbah.
Di akhir rangkaian diskusi, panel mengenai Measuring and Mastering Sustainability menekankan pentingnya pengukuran dan sertifikasi dalam mencapai keberlanjutan yang terukur dan dapat dipercaya. “Tanpa pengukuran yang signifikan, keberlanjutan hanyalah sebuah rencana atau niat,” ujar Gayan Wejesiriwardana, salah satu pembicara dalam panel tersebut.
Baca Juga: Semen Merah Putih Dorong Kolaborasi Hadirkan Bangunan Berkualitas Program 3Juta Rumah
The Apurva Kempinski Bali juga menghitung jejak karbon acara ini, yang tercatat sebesar 6,537.75 kg CO2e. Untuk menyeimbangkan emisi tersebut, pihak hotel berencana melakukan penanaman pohon bakau atau nangka, yang akan berkontribusi pada upaya netralitas karbon jangka panjang mereka.
"Kami berkomitmen menjadi hotel pertama di Indonesia yang mencapai netralitas karbon," kata Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali ujarnya dikutip dari keterangan resmi pada Jumat (16/5).
Summit ini memberikan dampak positif bagi peserta, seperti yang diungkapkan Katarina, seorang hotelier. "Saya pulang dengan tujuan baru dan koneksi dengan individu-individu yang berkomitmen untuk membuat perbedaan," katanya.
Selanjutnya: Citra Satelit Ungkap Korut dan Rusia Bangun Jembatan Penghubung, Ada Apa di Baliknya?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News