BisnisYuk

SES dan Clime Capital Rampungkan Proyek Efisiensi Energi Pertamanya di Indonesia

SES dan Clime Capital Rampungkan Proyek Efisiensi Energi Pertamanya di Indonesia

MOMSMONEY.ID - Clime Capital dan Synergy Efficiency Solutions (SES) mengumumkan selesainya proyek efisiensi energi pertama mereka dengan model inovatif Cooling-as-a-Service (CaaS) di Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.

Clime Capital merupakan perusahaan pengelolaan dana berbasis di Singapura yang fokus pada mempercepat transisi energi rendah karbon di Asia Tenggara. Sedang SES adalah perusahaan efisiensi energi di Indonesia.

Dalam kerjasama ini, SES menyediakan solusi menyeluruh yang mencakup seluruh modal awal, mengelola semua aspek desain, dan instalasi untuk sistem pendingin sentral yang efisien bagi Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta.

Proyek tersebut mengacu pada Audit Energi Berkelas Investasi awal yang dilakukan oleh SES dan diimplementasikan menggunakan perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) untuk mengoptimalkan operasi pabrik pendingin guna memaksimalkan efisiensi.

Selama masa kontrak, SES akan mengoperasikan pabrik pendingin dan menanggung semua biaya operasional termasuk listrik, bahan habis pakai, pemeliharaan, serta suku cadang.

CaaS sendiri adalah model bisnis yang inovatif untuk sistem pendingin bersih yang memungkinkan pelanggan membayar per unit pendinginan yang mereka konsumsi, alih-alih melakukan investasi awal yang besar untuk teknologi pendinginan.

Model ini mengurangi biaya awal untuk pelanggan, mendorong konsumsi energi yang lebih efisien, dan mengurangi emisi dari penggunaan listrik dan kebocoran refrigeran.

Baca Juga: Kisah Sukses Pemilik Glowies Beauty Kembangkan Bisnis Kecantikan Mata

Steve Piro, Chief Executive Officer SES, mengatakan, dengan melibatkan SES sebagai konsultan dan mengelola proyek dari awal hingga akhir, mulai dari desain, pengiriman hingga operasi dan pemeliharaan, sangat memungkinkan suatu perusahaan bisa melakukan penghematan maksimal.

"Proyek ini bertujuan mengurangi pengeluaran energi untuk pendinginan hingga 45% dan mengurangi 20.000 ton CO2 selama masa pakai peralatan," kata Steve Piro dalam keterangan tertulis, Selasa (4/6).

Cowan Finch, Direktur di SES, menjelaskan, pendinginan udara sangat penting untuk keberhasilan bisnis di iklim panas dan lembab di Asia Tenggara, terutama di sektor perhotelan di mana kenyamanan pelanggan menjadi prioritas.

"Namun, ini juga memerlukan banyak emisi dan biaya mahal, yang berarti perusahaan perlu menemukan cara inovatif untuk menerapkan inisiatif efisiensi energi sambil memberikan tingkat kenyamanan pengguna akhir yang optimal," ujarnya.

"Kami percaya, Cooling-as-a-Service memenuhi kedua kebutuhan ini sebagai solusi lengkap yang sederhana bagi klien," imbuh dia.

Langkah yang SES lakukan ini mendapat dukungan dari Clime Capital yang akan menyediakan pendanaan untuk audit awal dan biaya setup proyek CaaS ini.

Baca Juga: Kisah Sukses UMKM Jualan Lewat E-commerce

Chief Investment Officer Clime Capital Joshua Kramer bilang, efisiensi energi sering diabaikan sebagai cara yang efektif dan langsung untuk mengurangi emisi.

Ia menilai, SES telah menunjukkan cara berinvestasi dalam solusi iklim berdampak sambil menghilangkan risiko dan kompleksitas proyek dari pengawasan klien.

"Kami sangat senang SES telah menerapkan perjanjian pendingin yang inovatif ini yang menjanjikan manfaat penghematan energi yang signifikan dan dapat diprediksi bagi hotel, pelanggan, dan stafnya," ungkap Joshua.

Mason Wallick, Chief Executive Officer Clime Capital, menambahkan, Asia Tenggara adalah salah satu daerah paling rentan di dunia terhadap dampak perubahan iklim, dan Clime Capital berkomitmen untuk membantu bisnis dan komunitas mencapai emisi nol bersih.

"Menggunakan solusi efisiensi energi yang cerdas secara hemat biaya dapat membantu mengatasi kebutuhan sambil memberikan hasil keuangan yang positif bagi semua pihak yang terlibat," katanya.

"SES telah mengembangkan model pendapatan yang kuat yang berpotensi menarik investasi utang dan ekuitas lanjutan, memainkan peran dinamis dalam mempercepat transisi rendah karbon," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News