MOMSMONEY.ID - Apa itu forest bathing, ya? Mari simak ulasan tentang metode healing ke alam ala Jepang yang bantu usir stres ini!
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, banyak orang merasa kelelahan secara mental. Jadwal yang padat, tekanan pekerjaan, media sosial yang tak henti-hentinya, dan tuntutan sosial bisa menjadi sumber stres yang tak terlihat namun terus menggerogoti.
Meski tubuh terlihat baik-baik saja, pikiran sering kali lelah, gelisah, dan kehilangan arah. Dalam kondisi seperti ini, mungkin yang Anda butuhkan bukan pelarian digital, tetapi kembali ke hal yang paling alami.
Forest bathing bisa jadi solusi saat Anda mengalami kondisi tadi. Namun, mungkin banyak dari Anda yang belum tahu tentang metode healing satu ini, bukan? Untuk itulah, MomsMoney akan membahasnya di sini. Simak, yuk!
Baca Juga: Ini Penjelasan Mengapa Konten ASMR Berkaitan dengan Kesehatan Mental
Apa Itu Forest Bathing?
Forest bathing atau dalam bahasa Jepang disebut shinrin-yoku, bukanlah mandi dengan air di tengah hutan seperti yang mungkin Anda bayangkan. Istilah ini merujuk pada aktivitas menikmati suasana hutan secara utuh dan menyeluruh dengan menggunakan semua indera, yakni melihat, mendengar, mencium, menyentuh, dan merasakan lingkungan alami di sekitar Anda.
Namun, forest bathing bukan sekadar berjalan santai menyusuri hutan. Dalam praktik yang dipandu secara profesional, peserta diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang mendorong kehadiran penuh (mindfulness) di tengah alam. Tujuannya adalah membangun koneksi emosional dan fisik yang dalam dengan alam sekitar.
Meskipun berjalan di alam bukan hal baru, konsep shinrin-yoku sendiri tergolong modern dan diperkenalkan di Jepang pada tahun 1982. Ia terinspirasi dari tiga filosofi tradisional:
- Yūgen, yaitu kesadaran mendalam akan keindahan dunia yang begitu menyentuh hingga sulit diungkapkan dengan kata-kata.
- Komorebi, gambaran indahnya cahaya matahari yang menembus celah dedaunan pohon.
- Wabi-sabi, penghargaan terhadap keindahan yang sederhana, tidak sempurna, dan fana.
Menurut psikolog klinis Dr. Susan Albers, tujuan utama dari forest bathing adalah membawa kita kembali ke saat ini secara mendalam. "Suara burung, aroma dedaunan, dan nuansa alami hutan membuat otak berhenti melayang ke masa lalu atau masa depan. Kita jadi benar-benar hadir di sini dan sekarang," jelasnya.
Forest bathing sangat dekat dengan praktik mindfulness, yaitu menghadirkan diri secara utuh dalam setiap momen tanpa menghakimi. Bukan menilai atau menganalisis lingkungan, tapi benar-benar mengalaminya.
Baca Juga: 4 Manfaat Journaling untuk Kesehatan Mental, Bisa Redakan Anxiety dan Stres
Apa Saja Manfaat Kesehatan dari Forest Bathing?
Secara naluriah, berada di alam membuat kita merasa lebih tenang. Namun ternyata, manfaat forest bathing tidak hanya terbatas pada kesehatan mental. Tubuh pun turut merasakan dampak positifnya.
Meski baru berkembang sekitar 40 tahun, beberapa studi sudah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Misalnya:
- Sebuah studi tahun 2007 menemukan bahwa terapi hutan dapat menurunkan kadar hormon stres (kortisol).
- Penelitian tahun 2010 mengungkapkan bahwa orang yang berjalan di hutan dua kali sehari selama dua jam memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat.
- Studi tahun 2011 melaporkan adanya peningkatan kadar adiponektin—protein yang membantu mengatur kadar gula darah—dan penurunan tekanan darah.
- Sementara itu, penelitian terbaru menyebutkan bahwa forest bathing belum tentu berdampak pada tekanan darah, namun terbukti dapat menurunkan tingkat depresi secara signifikan.
Dr. Albers menambahkan bahwa pengalaman sensorik menyeluruh selama terapi hutan membantu mengalihkan fokus dari pikiran negatif dan menenangkan sistem saraf. Selain itu, berada di tengah pepohonan membuat kita menghirup lebih banyak oksigen karena tumbuhan melakukan fotosintesis, sehingga mendukung fungsi otak dan memperbaiki mood.
Dikutip dari Cleveland Clinic, hutan juga melepaskan phytoncides—senyawa alami antimikroba dari pohon—yang diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu mengurangi stres. Aromanya pun memberi efek menenangkan, layaknya aromaterapi alami.
Baca Juga: 5 Tanaman yang Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental Anda, Ada Lidah Buaya
Apakah Forest Bathing Harus Dilakukan di Hutan?
Idealnya, ya. Tapi kenyataannya, sekitar 56% populasi dunia tinggal di kota, dan angka ini diperkirakan naik menjadi 70% pada tahun 2050. Artinya, tidak semua orang punya akses langsung ke hutan alami.
Namun, bukan berarti Anda tidak bisa merasakan manfaatnya. Beberapa alternatif yang bisa Anda coba:
- Berkunjung ke taman kota atau ruang hijau terdekat.
- Membuka jendela dan membiarkan udara segar masuk ke rumah.
- Memelihara tanaman dalam pot di rumah atau kantor.
- Menggunakan lilin aromaterapi atau minyak esensial beraroma kayu atau tanah.
- Mendekorasi ruangan dengan unsur alam seperti kerang, biji pinus, atau batu alam.
- Mendengarkan suara alam seperti gemericik air atau kicau burung.
- Berjalan tanpa alas kaki di atas rumput atau tanah (grounding).
Beberapa orang bahkan menggunakan grounding mat—alas khusus untuk meniru efek menyentuh tanah langsung. Meski efektivitasnya masih perlu diteliti lebih lanjut, praktik ini tetap bisa menjadi bagian dari cara Anda terhubung dengan alam.
Baca Juga: 4 Efek Ghosting untuk Kesehatan Mental Korban, Bisa Bikin Trauma
Bagaimana Cara Melakukan Forest Bathing?
Forest bathing tidak harus memakan waktu lama. Meskipun sesi yang ideal berlangsung selama 2–3 jam, Anda bisa merasakan manfaatnya hanya dalam waktu 15–30 menit, asalkan dilakukan secara rutin. Dr. Albers menyarankan pendekatan yang fleksibel. Jika tidak bisa ke alam setiap hari, lakukan latihan mindfulness sederhana di rumah.
Contohnya:
- Duduk dengan tenang dan perhatikan napas Anda.
- Jika muncul pikiran, suara, atau gangguan lain, akui kehadirannya tanpa reaksi.
- Kembalikan fokus Anda secara perlahan ke pernapasan.
Dengan latihan ini, Anda akan lebih mampu mengatur pikiran dan emosi di tengah aktivitas sehari-hari.
Forest bathing bisa menjadi pintu masuk menuju hidup yang lebih tenang dan seimbang. Anda tidak perlu menunggu liburan panjang untuk merasakannya. Sisihkan waktu beberapa menit saja setiap hari untuk kembali ke alam.
Jauhkan diri sejenak dari layar, target, dan rutinitas. Hirup napas dalam-dalam, rasakan angin menyentuh kulit, dan izinkan alam membantu Anda pulih. Kadang, yang paling kita butuhkan bukanlah melarikan diri, tapi kembali pada alam dan diri sendiri.
Baca Juga: Ini Penjelasan Mengapa Konten ASMR Berkaitan dengan Kesehatan Mental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News