MOMSMONEY.ID - Nilai tukar rupiah di pasar spot berbalik menguat pada hari ini, setelah melemah tajam pada Jumat pekan lalu.
Mengutip Bloomberg, Rabu (19/6), kurs rupiah spot menguat 47 poin atau 0,29% dibandingkan penutupan Jumat lalu, menjadi Rp 16.365 per dollar AS.
Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, penguatan rupiah terjadi di tengah indeks dolar melemah hari ini.
Di eksternal, data penjualan ritel AS hampir tidak meningkat pada Mei, dan data bulan sebelumnya direvisi jauh lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi masih lesu pada kuartal kedua.
Menurut alat CME FedWatch, pasar kini memperkirakan kemungkinan 67% bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada September.
Sementara, inflasi Inggris kembali ke target Bank of England (BoE) sebesar 2% pada Mei untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun. Pasar memperkirakan peluang sekitar 50% penurunan suku bunga pertama pada Agustus dan hampir setengah poin persentase pelonggaran moneter pada tahun ini.
BoE akan bertemu pada Kamis untuk membahas kebijakan suku bunga, namun diperkirakan tidak akan melakukan perubahan apapun.
Baca Juga: Harga Emas Spot Stabil di Kisaran US$ 2.320, Emas Antam Naik
Di internal, sentimen data ekonomi Indonesia relatif stabil. Neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali surplus US$ 2,93 miliar, atau naik US$ 0,21 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan RI mencapai US$ 13,06 miliar. Neraca dagang surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus Mei 2024 lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non-migas yaitu sebesar US$ 4,26 miliar. Komoditas penyumbang surplus terutama bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani nabati, besi dan baja. Tetapi, surplus neraca perdagangan non-migas Mei 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu.
Pada periode yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit US$ 1,33 miliar. Defisit Mei 2024 lebih rendah dari bulan lalu dan bulan yang sama tahun sebelumnya.
BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 menjadi US$ 19,65 miliar, naik 13,82% dibandingkan April lalu. Peningkatan kinerja ekspor RI didorong peningkatan ekspor non-migas.
Di sisi lain, total nilai impor pada Mei 2024 mencapai US$ 19,40 miliar, naik 14,82% dari bulan sebelumnya. Nilai impor migas turun 7,91% secara bulanan, namun nilai impor non-migas meningkat 19,7%.
Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Kamis (20/6), rupiah fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat di rentang Rp 16.320 sampai Rp 16.390 per dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News