MOMSMONEY.ID - Berikut ini cara memilih antara renovasi rumah atau membangun rumah baru yang dapat Anda pertimbangkan sebelum menentukannya.
Ketika rumah mulai terasa sesak, ada bagian yang rusak, atau desainnya sudah ketinggalan zaman, banyak orang bingung seperti lebih baik renovasi rumah atau membangun baru dari nol.
Pertanyaan ini wajar, karena keduanya sama-sama membutuhkan biaya besar dan perencanaan matang. Lantas, bagaimana kita menyikapinya?
“Memilih renovasi atau membangun rumah baru bukan hanya soal biaya awal, tetapi juga mempertimbangkan kondisi bangunan lama, tujuan jangka panjang, serta efisiensi dan kenyamanan hunian ke depan," kutip dari laman OCBC.
Namun, keputusan yang tepat tidak hanya bergantung pada angka, melainkan juga pada kondisi bangunan, kebutuhan keluarga, serta proyeksi jangka panjang.
Baca Juga: Cek Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok Selasa 16 September 2025, Peluang Besar?
Renovasi rumah: Hemat atau justru boros terselubung?
Renovasi sering dipandang sebagai pilihan praktis. Dengan biaya yang relatif lebih kecil dibandingkan membangun baru, kamu bisa memperbaiki area tertentu tanpa harus meninggalkan rumah. Namun, ada beberapa risiko yang perlu dipertimbangkan:
Kondisi struktur lama. Jika pondasi dan rangka bangunan masih kokoh, renovasi bisa sangat menguntungkan. Sebaliknya, jika banyak bagian sudah rapuh, biaya perbaikan bisa membengkak.
Skala renovasi. Perbaikan kecil seperti mengganti cat atau memperbaiki atap jelas murah. Tapi jika renovasi melibatkan perubahan tata ruang besar, biayanya bisa mendekati pembangunan baru.
Biaya tak terduga. Sering kali saat membongkar dinding atau lantai, ditemukan kerusakan tambahan seperti pipa bocor atau instalasi listrik usang yang harus diganti. Anggaran darurat 10–20% sangat dianjurkan.
Bangun rumah baru: Investasi besar dengan kendali penuh
Membangun rumah baru memang membutuhkan biaya besar sejak awal. Tetapi ada banyak keuntungan yang tidak bisa didapat dari renovasi:
Desain fleksibel. Kamu bisa menyesuaikan rumah dengan gaya hidup modern, seperti menambah ruang kerja, area terbuka, atau sistem ventilasi hemat energi.
Material baru. Tidak perlu kompromi dengan struktur lama, sehingga pemilihan material bisa lebih optimal untuk kualitas jangka panjang.
Estimasi biaya jelas. Dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), perhitungan pembangunan baru biasanya lebih terukur dibanding renovasi yang penuh kejutan.
Efisiensi jangka panjang. Rumah baru cenderung lebih hemat listrik dan air karena bisa dipadukan dengan desain ramah lingkungan.
Baca Juga: Ini Deretan Warna Cat Interior yang Diprediksi Akan Jadi Favorit di Tahun 2026
Jadi, mana yang lebih untung?
Tidak ada jawaban tunggal. Jika rumah masih kokoh dan hanya butuh penyegaran, renovasi bisa jadi solusi hemat. Namun, bila kondisi bangunan sudah banyak masalah atau kamu menginginkan desain rumah yang sepenuhnya baru, membangun dari nol bisa lebih efisien dalam jangka panjang.
Hal penting yang sering dilupakan adalah menghitung nilai non-finansial: kenyamanan keluarga, efisiensi energi, hingga estetika rumah yang sesuai dengan gaya hidup. Jangan hanya terpaku pada biaya awal, tapi pikirkan juga dampak 10–20 tahun ke depan.
Baik renovasi maupun membangun rumah baru adalah keputusan besar yang akan memengaruhi keuangan dan kualitas hidup keluarga.
Diskusikan dengan arsitek atau kontraktor tepercaya, lakukan perhitungan matang, dan selalu sisihkan anggaran darurat.
Ingat, rumah bukan hanya soal bangunan, melainkan juga tentang rasa aman, nyaman, dan kebahagiaan yang kamu ciptakan di dalamnya.
Selanjutnya: Laga Sengit di San Mames (16/9): Athletic Bilbao Tantang Arsenal di Liga Champions
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News