MOMSMONEY.ID - EQ (Emotional Quotient) atau kecerdasan emosional menurut seorang Psikolog Klinis bernama Rachael K. Tan mengacu pada kemampuan untuk mengenali perasaan dalam diri sendiri dan orang lain secara efektif, mengekspresikan dan mengatur perasaan secara tepat, serta menggunakan perasaan secara efektif untuk membimbing pikiran dan perilaku seseorang dalam bekerja menuju tujuan yang diinginkan.
Saat seorang anak terlahir dengan EQ yang tinggi, amat penting bagi orang tua untuk mendukungnya secara tepat guna membantu mereka berinteraksi lebih efektif dengan orang lain, mendorong hubungan yang sehat, dan membantu anak untuk berhasil mengelola situasi emosional yang berlebihan.
Selanjutnya, Rachael K. Tan sebagaimana dilansir dari laman MindChamps membagikan 5 tips membesarkan anak yang memiliki EQ tinggi. Selengkapnya, simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga: 5 Tips untuk Membantu Anak Memahami dan Mengekspresikan Emosinya Sendiri
1. Ajarkan anak untuk mengatur emosi melalui tindakan
Sangat direkomendasikan bagi orang tua untuk menunjukkan kepada anak-anaknya yang memiliki EQ tinggi tentang “mengapa” dan “bagaimana” dari sebuah situasi daripada hanya memberi tahu tentang apa yang harus dilakukan. Ini akan memberikan contoh kepada anak tentang arti mengatur emosi sehingga lebih mungkin untuk diterapkan dalam kehidupan nyata mereka.
Misalnya, jika Anda harus bekerja dari rumah dan tiba-tiba anak menghampiri saat Anda mulai merasa lelah, maka Anda dapat menggunakan situasi ini sebagai kesempatan untuk mengajarkan anak bahwa istirahat di kala lelah mampu membantu mengatasi frustasi.
Anda bisa mengatakan kepada anak kata-kata seperti “Otak saya menjadi sedikit marah karena tak kunjung menghasilkan ide yang bagus. Oleh sebab itu, saya perlu menenangkan diri sejenak dan akan mencobanya lagi nanti”.
2. Ajarkan anak untuk mencari dukungan dari orang lain
Ajarkanlah kepada anak Anda yang memiliki EQ tinggi bahwa tidak apa-apa untuk mencari dukungan ketika segala sesuatu telah membuat mereka merasa kewalahan. Tak hanya bagus untuk kesehatan mental anak, cara ini juga akan membantu anak menjadi lebih mahir dalam memberikan dukungan ketika orang-orang di sekitarnya membutuhkan mereka.
Contoh konkretnya, Anda bisa meminta pelukan dari anak sembari mengatakan “Saya merasa sedikit sedih hari ini. Maukah kamu memelukku untuk menghiburku?”. Di kesempatan lain, Anda bisa menawarkan diri untuk memeluk anak saat mereka marah atau sedih.
Selain itu, ajarkan juga kepada anak tentang pemecahan masalah bersama, misalnya dengan mengatakan “Sekarang saya merasa sangat sedih karena kehabisan camilan favorit di toko. Menurut kamu, apa yang bisa saya lakukan untuk membuat diri saya merasa lebih baik?”.
3. Ajarkan anak untuk mengidentifikasi perbedaan dan hubungan kompleks antara emosi
Daripada hanya mengajarkan emosi utama seperti senang, sedih, takut, dan marah, alangkah baiknya orang tua membantu anak-anak untuk memahami bahwa emosi itu bervariasi dalam intensitas serta dapat bercampur membentuk emosi lain seperti kekecewaan dan kecemburuan.
Dengan begini, anak akan terbantu untuk lebih mampu mengidentifikasi emosi entah itu dalam dirinya sendiri maupun dalam diri orang lain. Tak sampai di situ, pembelajaran ini juga memungkinkan anak untuk menggunakan strategi yang lebih bertarget dalam mengelola emosinya.
4. Ajarkan anak tentang sebab dan akibat
Anak-anak dengan EQ tinggi perlu diajarkan tentang mengidentifikasi beberapa strategi yang mungkin efektif untuk situasi tertentu.
Misalnya, tidak menghadiri kelas yang tidak terlalu anak sukai tentu dapat membuat mereka mendapatkan masalah, jadi Anda bisa mengarahkan anak untuk merencanakan dan melakukan sesuatu yang dapat membuat mereka dalam suasana hati yang baik sebelum kelas dimulai. Atau, arahkan anak untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan setelah kelas selesai guna menghadiahi diri mereka sendiri.
5. Tunjukkan komunikasi interpersonal yang efektif
Untuk menavigasi dunia persahabatan, konflik, dan hubungan dengan sukses, anak Anda perlu dilengkapi dengan keterampilan komunikasi interpersonal yang kuat. Sebagian besar keterampilan ini dapat dipelajari melalui pengamatan.
Sebagai orang tua, Anda dapat mengajarkan anak tentang beberapa keterampilan interpersonal yang efektif sebagai berikut:
- Menggunakan keterampilan mendengarkan aktif dalam percakapan
- Menyampaikan sudut pandang dengan tegas
- Terlibat dalam strategi resolusi konflik yang tepat untuk mendapatkan hasil yang bisa disepakati bersama selama perselisihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News