MOMSMONEY.ID - PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) mengadakan Panen Raya Katrili 2025 di Desa Tonsower, Sulawesi Utara, Senin (26/5). Berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), panen raya ini merupakan upaya PGE mendukung ketahanan pangan berbasis masyarakat.
Baca Juga: Panen Raya Serentak di 14 Provinsi, Prabowo Komitmen Wujudkan Kedaulatan Pangan
Dalam acara ini terdapat empat komoditas pertanian lokal yang dipanen, yakni tomat Gustavi, bawang merah, kacang batik, dan padi. Keempat komoditas itu ditanam dengan diberikan booster Katrili, sebuah inovasi produk pertanian yang dikembangkan dari sisa endapan panas bumi hasil kolaborasi PGE area Lahendong dan UGM.
Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yani mengatakan, gelaran panen raya ini menjadi bukti potensi energi panas bumi dapat memberikan manfaat yang lebih dari sekadar pembangkitan listrik.
“Dari interaksi bersama masyarakat, muncul ide-ide yang kami teliti dan kembangkan bersama UGM sebagai kontribusi kami untuk membantu para petani. Ini adalah implementasi dari visi kami untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional,” katanya, dikutip Rabu (28/5).
Adapun para petani yang dilibatkan dalam kegiatan ini berasal dari dua kelompok tani, yakni Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) dan Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM). Para kelompok tani ini berasal dari berbagai desa di sekitar Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) PGE Area Lahendong.
Baca Juga: Musim Panen Raya, Bapanas Minta Bulog Siapkan Gudang Tambahan untuk Serap Jagung
Bupati Minahasa Robby Dondokambey menyambut positif pelaksanaan panen raya dan pemanfaatan booster Katrili. Ia menyebut, inisiatif panen raya seperti ini menjadi bagian dari implementasi nyata terhadap semangat gotong royong yang terus dijaga.
“Inisiasi kegiatan ini, sinergi antara dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah, merupakan bagian yang sangat penting dalam menyukseskan berbagai program strategis, termasuk dalam gerakan menanam, penguatan ketahanan pangan, dan pengendalian inflasi daerah,” ujarnya.
Sebelum panen raya ini, para petani bersama tim peneliti UGM melakukan uji coba dalam memanfaatkan booster Katrili. Uji coba ini dilakukan di lahan percontohan atau demonstration plot/demplot milik PGE area Lahendong di Desa Tonsewer dan Tonsewer Selatan. Dari empat komoditas tanaman, melakukan uji coba dalam tiga perlakuan berbeda, antara lain: hanya menggunakan pupuk kimia; hanya menggunakan booster Katrili; dan kombinasi keduanya.
Wakil dari Kelompok Tani GMIM, Rommi Seran, mengaku merasakan langsung manfaatnya. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap hama dan penyakit, tampilan fisik buah tomat lebih besar, dan hasil pertanian semakin meningkat secara signifikan.
“Selain itu penggunaan booster Katrili ini telah menghemat secara ekonomi karena biaya untuk pembelian pupuk menjadi berkurang hampir 20-30 persen," ungkapnya.
Ke depan, Ahmad menyebut, PGE berharap booster Katrili dapat menjadi bagian dari strategi besar dalam mendorong produktivitas pertanian dan pemanfaatan energi panas bumi secara lebih luas.
Bisnis panas bumi PGE ke depan tidak hanya fokus pada listrik, tetapi juga beyond electricity, yang dapat berkontribusi secara positif di berbagai sektor, termasuk pertanian, pariwisata, dan sebagainya.
“Tentunya, tujuan ini hanya dapat tercapai melalui kolaborasi dan penelitian berkelanjutan, agar hasilnya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” imbuh Ahmad.
Baca Juga: Dinilai Bisa Terjemahkan Misi Ketahanan Pangan Prabowo, H Isam Panen Raya di Merauke
Selanjutnya: Konsumsi atau Kerja?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News