MOMSMONEY.ID - Nama Mi Balap Mael diambil dari proses memasaknya seperti balapan. Saban hari, kedai yang ada di Medan, Sumatra Utara, ini dipadati ribuan pelanggan dari pagi hingga siang.
Edu bersama temannya tampak berusaha sepenuh tenaga mengaduk-aduk dua wajan besar yang ada di penjarangan.
Pada masing-masing wajan terdapat mi yang berbeda. Yang satu mi berbentuk kwetiau dengan ciri khas mi yang lebar.
Adapun satu lagi mi berbentuk bihun. Kedua mi sama-sama berbahan dasar dari tepung beras.
Keduanya terlihat penuh konsentrasi memasak dua jenis mi tersebut, mereka seakan tak peduli dengan pelanggan yang antre memesan mi yang mereka masak.
Bagi pelanggan, aktivitas Edu saat memasak seperti atraksi yang mengasyikkan. Sebab, kecepatan Edu di depan wajan itu mengundang decak kagum pelanggan.
Yang paling menarik, saat Edu memecahkan belasan telur ke dalam wajan, yang hanya dalam waktu singkat.
Baca Juga: Camilan Manis Gurih ala Timur Tengah di Sweet Damaskus
Adegan ini pula yang ditunggu banyak pembeli, yang terkadang memilih antre di dekat tungku supaya bisa melihat atraksi memasak mi seperti balapan.
Dari atraksi memasak inilah, nama "mi balap" disematkan pelanggan.
Alhasil, Mi Balap Mael di Jalan Krakatau itu tenar ke penjuru Kota Medan.
Berbeda dari kedai makan lainnya, Mi Balap Mael memiliki dapur di bagian depan. Sehingga, siapapun yang datang akan langsung menyaksikan dapur, di mana Edu memasak.
"Konsepnya seperti ini, sejak berdiri tahun 2007,” kata Edu saat disambangi KONTAN awal Mei lalu.
Karena wajan yang besar, dalam sekali masak, Edu bisa menyuguhkan porsi mie ke belasan pelanggan.
Bisa dibayangkan betapa besar wajannya. Maka, Edu harus mengeluarkan banyak tenaga saat mengaduk mi di wajan.
Baca Juga: Cicip Beragam Soto Racikan Pak J di Soto Pak J, Ada Soto Betawi Bakar
Karena ramai, Edu tak hanya sekali memasak mi balap. Ia harus masak belasan kali bahkan lebih.
Wajar jika lengan Edu tampak berotot karena kerap digunakan untuk mengaduk mi balap di dalam wajan.
Usai menunggu 10 menit, mi balap sampai di meja. Dari sisi bentuk mi balap ini tak ubahnya dengan mi goreng kwetiau atau bihun goreng kebanyakan.
Tampilan yang agak beda, ada pada kekentalannya yang lebih pekat dari kwetiau biasanya.
Boros telur dan seafood
Usai mencicipinya, baru ketahuan beda rasanya dibanding kwetiau di tempat lain. Selain rasa pedas yang dominan, mi balap kwetiau bikinan Edu lebih kental karena banyak campuran telur.
Ditambah racikan bumbu mi goreng yang pas, plus tambahan campuran telur yang banyak dan juga, cumi dan udang yang banyak, membuat rasa mi balap semakin kaya rasa dan gurih.
Wajar jika pengunjung Mi Balap Mael ini antre sampai siang.
Baca Juga: Pecak Mpok Minun Bikin Lidah Berdecak
Dari sisi jumlah tempat duduk, kedai Mi Balap Mael bisa menampung sekitar 60 orang untuk sekali makan.
Jika pelanggan yang datang makan bergantian sebanyak 20 kali shift dari pagi, setidaknya pengunjung yang datang bisa mencapai 1.200 orang. Belum lagi konsumen yang antre belanja untuk bawa pulang.
Karena ramai itulah, Edu membatasi waktu buka hanya sampai pukul 13.00 WIB. Selain alasan untuk istirahat, mereka harus mempersiapkan belanja masak untuk esok hari.
Dalam menjalankan kedai tersebut, Edu dibantu oleh 15 orang karyawan. Ada yang bekerja di kasir, membersihkan meja, pramusaji termasuk karyawan yang bekerja membantunya di dapur.
Selain rasa dan penyajiannya yang unik, Mi Balap Mael kerap didatangi petinggi Pemerintahan Kota Medan.
Karena populer itulah, Edu saban hari mereka bisa menghabiskan ribuan butir telur ayam. Edu juga menghabiskan berkilogram udang dan cumi.
"Kami tak pelit telur dan juga seafood-nya, sehingga banyak pelanggan yang senang," kata Edu menyebutkan rahasia bisnisnya.
Baca Juga: Mencecap Nikmat Soto Djadoel H Yanto
Ternyata, kehadiran seafood itulah yang membuat rasa gurih mi balap tersisa sampai ujung mie. Apalagi saat kwetiau dan bihun dilumat bersama udang dan cuminya.
Untuk melayani pelanggan, kedai Mi Balap Mael buka mulai pukul 07.000 WIB sampai 13.00 WIB. Dalam sehari, Mi Balap Mael menghabiskan 100 kg kwetiau dan puluhan kilogram bihun kering.
Diukur dari bahan baku yang dihabiskan, wajar jika kedai ini melayani sampai 1.500 orang per hari.
Selain rasa, harga tentu ikut menentukan ramai tidaknya kedai mi balap ini. Untuk seporsi kwetiau tanpa seafood harganya cuma Rp 10.000 saja per porsi.
Adapun untuk kwetiau dengan segambreng seafood-nya hanya dibanderol Rp 22.000 saja per porsi. Murah bukan?
Mi Balap Mael
Jl. Gunung Krakatau No.105, Glugur Darat I, Kota Medan
Koordinat GPS: -3.6155251,98.6804382
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News