MOMSMONEY.ID - Respiratory Syncytial Virus (RSV) mendapat perhatian dari masyarakat belakangan. RSV adalah virus yang sangat mudah menular yang bisa menyerang saluran pernapasan, terutama menyebabkan infeksi saluran napas bawah.
RSV bisa menyerang seluruh kelompok usia. Tetapi, tingkat keparahannya berbeda. Yang paling berisiko tinggi infeksi RSV adalah bayi, terutama bayi prematur, bayi di bawah usia dua tahun, orang dengan sistem imum yang lemah dan lansia di atas 65 tahun.
Bicara RSV pada anak, Dokter Spesialis Anak Ian Suryadi Suteja menerangkan bahwa tanda dan gejala RSV pada bayi dan anak kecil yakni hidung tersumbat atau keluar cairan, batuk, mengi atau sesak napas. “Pada anak kecil, bisa mengganggu saat menyusu atau makannya, berat badannya juga biasanya akan jadi turun,” ujar Ian, Jumat (31/10).
Tanda dan gejala lain bagi bayi adalah napas cepat, kesulitan bernapas, bunyi napas grok-grok, nyeri telinga atau sering menggosok telinga muntah, diare, rewel, tidur gelisah dan penurunan aktivitas.
Bila terjadi komplikasi bagi bayi, mereka bisa mengalami rinitis, faringitis, bronkiolitis, pneumonia, infitrat pari, atelektasis, apnea, hepatitis, hipoksemia, dehidrasi dan anak-anak kecil bisa menyebabkan asma atau perburukan pada asma.
Baca Juga: Begini Dampak Perubahan Iklim Bagi Perempuan dan Anak di Wilayah Pesisir
Namun, Ian pun mengatakan, tak semua bayi atau anak yang terkena virus RSV mengalami infeksi berat. Menurutnya, banyak yang terkena RSV hanya mengalami batuk, pilek biasa, juga demam ringan.
Namun, ada juga bayi atau anak yang bisa mengalami infeksi berat, hingga mengalami infeksi paru-paru.
Ian menerangkan, yang berisiko mengalami infeksi berat ini yakni bayi dengan kondisi lahir tertentu. Mimsalnya bayi yang lahir prematur atau berat badan saat lahir rendah atau di bawah 2.500 gram.
Kedua, bayi atau anak yang mengalami masalah jantung dan paru-paru. Yakni mereka yang memiliki penyakit jantung bawaan, juga penyakit paru-paru kronis seperti fibrosis kitik, displasia bronopulmonal, dan penyakit paru-paru interstisial.
Kemudian, anak yang memiliki kondisi medis lainnya seperti down syndrome atau kelainan kromosom lain, sistem kekebalan tubuh lemah, kurang gizi, gangguan otot dan saraf juga gangguan metabolisme bawaan.
“Jadi kalau mereka punya sekelompok faktor resiko ini, maka ini yang justru harus hati-hati,” kata Ian.
Ian pun menyebutkan ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mencegah RSV, yakni menjaga kebersihan, vaksinasi dan imunitas pasif atau dari ibu ke bayi.
Selanjutnya: Budget Rp 3 Jutaan Pilih Realme 15T 5G atau iQOO Z10R 5G? Ini Perbandingannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News