M O M S M O N E Y I D
InvesYuk

MAMI Belum Lihat Ada Sinyal Pemulihan Ekonomi di Domestik hingga Akhir 2025

MAMI Belum Lihat Ada Sinyal Pemulihan Ekonomi di Domestik hingga Akhir 2025
Reporter: Danielisa Putriadita  |  Editor: Danielisa Putriadita


MOMSMONEY.ID - Kondisi perekonomian di dalam negeri belum cerah di periode kuartal III 2025 yang sudah hampir berakhir. Samuel Kesuma, Chief Investment Officer Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia memandang sinyal pemulihan belum ada pada kondisi ekonomi Indonesia saat ini. 

Sebab, data indikator pertumbuhan ekonomi terkini belum menunjukkan sinyal pemulihan. Indeks keyakinan konsumen menunjukkan turunnya optimisme konsumen di semua segmen masyarakat ke level terendah sejak periode pandemi 2020-2021. 

Demikian juga indikator lainnya seperti penjualan mobil, penjualan ritel, dan pertumbuhan kredit yang menggambarkan arus likuiditas ke perekonomian. Walaupun pertumbuhan ekonomi 2Q-2025 lebih kuat dari ekspektasi di 5.12%, median konsensus memandang outlook pertumbuhan ekonomi 2H-2025 tetap lemah di 4.8%.

Belum lagi, instabilitas yang terjadi akhir-akhir ini juga dapat semakin mengganggu aktivitas ekonomi. 

"Namun sisi baiknya, pemerintah dan BI terlihat sangat menyadari potensi pelemahan yang terjadi, dan terlihat terus berupaya mengangkat kondisi ekonomi ke depan, walaupun efektivitasnya yang harus terus pelaku pasar pantau," kata Samuel dalam keterangan tertulis, Kamis (11/9). 

Sikap bank sentral

Selama delapan bulan pertama 2025, BI cukup agresif melakukan pemangkasan suku bunga acuan sampai empat kali. Namun melihat kondisi ekonomi yang masih terus butuh topangan, BI mengindikasikan tetap memantau ruang penurunan suku bunga lebih lanjut, terutama setelah mempertimbangkan fakta bahwa saat ini suku bunga riil yang tinggi ±2.8%, menunjukkan kebijakan moneter masih restriktif. 

Baca Juga: Ini Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dari Bank Mandiri

Hal ini berdampak pada suku bunga kredit yang belum bisa turun lebih banyak dan mengalir pada perekonomian, tercermin dari lambatnya pertumbuhan kredit yang tahun ini diperkirakan hanya tumbuh ±8.75%, lebih rendah dibandingkan rata-rata 10-tahun pra pandemi di 15%. 

Seperti Fed Fund Rate (FFR) yang masih mengarah turun sampai tahun depan, BI pun sama. Ekspektasi konsensus terminal rate BI Rate  sampai akhir 2026 bervariasi di kisaran 4,00%-4,50%. 

Di tengah kondisi ini kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia yang sangat pro pertumbuhan tentu diharapkan dapat menjadi katalis bagi ekonomi ke depannya. "Namun kita harus sadari juga, secara historis terdapat jeda antara penurunan suku bunga dan trickle down effect-nya terhadap ekonomi, tidak instan," kata Samuel.

Program prioritas pemerintah yang bersifat populis seperti misalnya MBG, 3 juta rumah, dan lain-lain sebenarnya juga berpotensi menjadi katalis bagi roda perekonomian, asal tepat sasaran, efisien, dan implementasinya berjalan baik.

Terlepas dari potensi-potensi yang kita harapkan tersebut, ada hal yang melegakan yang harus masyarakat jaga momentumnya:

  • Realisasi investasi riil terus meningkat. Di 2Q-25 realisasi investasi mencapai IDR478 triliun (+12% YoY).
  • Sovereign rating Indonesia dipertahankan di ‘BBB’ (atau setara) dengan outlook ‘stabil’ oleh berbagai lembaga pemeringkat internasional.
  • CDS yang mengilustrasikan risk premium negara tetap stabil.
  • Tingkat tarif perdagangan Indonesia tetap kompetitif (19%) untuk bersaing dengan negara Asia lain.
  • Kesepakatan bilateral Indonesia – Uni Eropa (IEU CEPA) yang berpotensi meningkatkan pangsa ekspor ke Uni Eropa, menjadi kompensasi dari dampak tarif AS

Selanjutnya: Pembiayaan Modal Kerja BFI Finance Tumbuh 15,6% pada Semester I 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

TERBARU

IHSG Berpeluang Menguat, Simak Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Selasa (18/11)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Selasa (18/11). Simak rekomendasi saham pilihan MNC Sekuritas ​berikut ini.

Daftar 7 Drakor Slow Burn Romantis yang Bikin Kesengsem

Ini dia beberapa rekomendasi drakor slow burn dengan genre romantis yang menampilkan cerita dengan ritme lambat.​  

IHSG Berpotensi Menguat, Ini Rekomendasi Saham BRI Danareksa Sekuritas Selasa (18/11)

IHSG berpeluang melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (18/11/2025). Berikut rekomendasi saham pilihan BRI Danareksa Sekuritas ​hari ini.

Anjlok Parah, Simak Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 18 November 2025

Harga emas Antam hari ini ukuran 1 gram dibanderol Rp 2.322.000 pada Selasa pagi (18/11), anjlok Rp 29.000 dibanding Senin pagi (17/11).

Rekomendasi 6 Tontonan Film sampai Dokumenter Tentang Sisi Gelap Media Sosial

Dijamin bikin parno sendiri, inilah rekomendasi tontonan yang sajikan bahayanya internet dan media sosial.​

IHSG Diproyeksi Melemah, Ini Rekomendasi Saham BNI Sekuritas Selasa (18/11)

IHSG diproyeksikan terkoreksi pada perdagangan Selasa (18/11/2025). Berikut rekomendasi saham pilihan BNI Sekuritas hari ini.

Infinix Hot 50 Pro+ Bawa Fitur Overnight Charging Protection! Baterai Lebih Awet

Infinix Hot 50 Pro+ kenalkan overnight charging protection yang tidak dimiliki pesaingnya, Redmi Note 13. Apa sih overnight charging protection?

Rekomendasi 6 Film Bertema Kesepian, Bisa Ditonton Saat Merasa Sendirian

Bisa dijadikan teman nonton saat kesepian, ini rekomendasi film yang cocok ditonton saat merasa sepi dan sendirian.​

Sering Kalap? Ini Dia 7 Tips Menghemat Uang Belanja Biar Nggak Over Budget

Beberapa tips menghemat uang belanja ini bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kegiatan belanja jadi lebih bijak.

Cara Mention Teman di Instagram Story Tanpa Terlihat, Gunakan Langkah Ini!

Cara mention teman di Instagram story tanpa terlihat bertujuan untuk menjaga estetika postingan. Fitur ini bisa tingkatkan visibilitas postingan.