Santai

Laporan Lazada: Baru 42% Penjual Online di Indonesia Mengadopsi AI

Laporan Lazada: Baru 42% Penjual Online di Indonesia Mengadopsi AI

MOMSMONEY.ID - Platform e-commerce Lazada meluncurkan riset berjudul Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara. Survei yang dikembangkan ini melibatkan 1.214 penjual e-commerce dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Dari laporan tersebut, terlihat bahwa penerapan AI oleh penjual online masih rendah meskipun sudah banyak yang menenal teknologi ini.

“Temuan kami mengungkap fenomena kesenjangan yang menarik dalam ekosistem e-commerce di Asia Tenggara. Meskipun sebagian besar penjual memahami potensi transformatif dari AI, banyak yang masih berusaha untuk bertransisi menuju tahap implementasi,” ujar Chief Executive Officer, Lazada Group, James Dong dalam keterangan tertulis, Rabu (9/4).

Dari riset ditunjukkan bahwa 7 dari 10 penjual di Asia Tenggara atau sebesar 68% sudah mengenal AI dan 47% mengaku telah menerapkan AI pada operasional bisnisnya, ternyata survei menunjukkan tingkat penerapan nyata AI hanya mencapai angka 37%.

Sementara itu, di Indonesia penerapan nyata AI sebesar 42%. Namun, penjual yang mengaku mengadopsi teknologi ini sebesar 52%. Artinya, terdapat selisih 10% antara klaim adopsi dan implementasi aktual.

Dalam keterangan tertulis, Rabu (9/4), Lazada mengatakan bahwa kesenjangan tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga di Asia Tenggara dengan kesenjangan terbesar antara yang mengaku telah menerapkan AI dengan penerapan nyata AI.

Baca Juga: Impelementasi Tarif Resiprokal Mengguncang Pasar Finansial

Laporan ini juga menunjukkan bahwa penjual online menghadapi dilema terkait efektivitas AI dan biaya penerapan AI. Sebanyak 89% responden mengakui AI berperan dalam meningkatkan produktivitas, namun 61% masih meragukan manfaat keseluruhannya.

Meski hampir semua penjual atau sebesar 93% percaya bahwa adopsi AI dapat menghemat biaya dalam jangka panjang, 64% menyebut faktor biaya dan proses implementasi yang memakan waktu sebagai hambatan dalam adopsi AI. 

Riset ini juga menunjukkan adanya kesenjangan implementasi AI, dimana penjual memahami pentingnya AI, tetapi kesulitan untuk menerapkannya secara efektif. Terkait tantangan dalam beralih dari proses manual yang sudah dikenal ke solusi berbasis AI, hampir semua penjual sepakat bahwa meningkatkan keterampilan tenaga kerja dalam menggunakan AI sangat penting agar mereka lebih produktif. Namun, 3 dari 4 penjual atau sebesar 75% juga mengakui bahwa karyawan mereka masih lebih memilih menggunakan perangkat yang sudah mereka kenal dibanding menggunakan solusi AI yang baru.

Terkiat dengan tingkat kesiapan AI, laporan ini membagi kesiapan AI penjual berdasarkan lima aspek inti operasional bisnis, yaitu operasi dan logistik, manajemen produk, pemasaran dan iklan, customer service, serta manajemen tenaga kerja. Berdasarkan nilai rata-rata dalam setiap aspek tersebut, penjual dikategorikan menjadi AI Adepts, AI Aspirants, dan AI Agnostics.

AI Adepts yakni penjual yang telah menerapkan AI di lebih dari 80% operasional mereka. Bila rata0rata AI Adepts di Asia Tenggara 24%, AI Adepts di Indonesia sebesar 29%.

AI Aspirants atau penjual yang telah mengintegrasikan AI secara sebagian, tetapi masih memiliki kesenjangan adopsi di beberapa fungsi utama. Ai Aspirantas di Asia Tenggara sebesra 50%, Indonesia sebgesar 50%.

AI Agnostics yakni kelompok penjual yang masih mengandalkan proses manual di sebagian besar fungsi bisnis mereka. Di Asia Tenggara sebesar 26%, Indonesia sebesar 21%.

Untuk mendukung perjalanan adopsi AI para penjual, Lazada meluncurkan Online Sellers Artificial Intelligence Readiness Playbook (Buku Panduan Kesiapan AI Penjual Online), sebuah panduan strategis yang dirancang berdasarkan tingkat kesiapan AI para penjual.

Riset ini juga menunjukkan bahwa penjual sudah memanfaatkan solusi berbasis AI di platform Lazada untuk meningkatkan efisiensi, membuktikan bahwa investasi berkelanjutan Lazada dalam inovasi AI mutakhir dan fitur canggih mampu menyederhanakan operasional eCommerce dan mendorong daya saing.

Dengan 67% penjual menyatakan kepuasan tinggi terhadap fitur AI Lazada, Lazada merancang fitur Generative AI (GenAI) baru untuk memberdayakan penjual, meningkatkan daftar produk, menyederhanakan operasional, dan meningkatkan konversi pelanggan.

Selanjutnya: Cara Mudah dan Cepat Buka Rekening BCA Secara Online Tanpa Keluar Rumah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News