MOMSMONEY.ID - Demam kripto kian luas menyebar di Indonesia. Hal ini terbukti dengan kian banyak pemain lokal yang mengembangkan koin kripto sendiri, termasuk sejumlah pesohor. Menyusul Anang Hermansyah yang membuat mata uang kripto ASIX, Wirda Mansur meluncurkan I-COIN pada Rabu (16/2).
Dari penelusuran KONTAN, setidaknya sudah ada 11 mata uang kripto buatan lokal yang dilepas di pasar. Analis menilai, mata uang kripto buatan lokal masih kurang menarik untuk dijadikan instrumen investasi, sebagaimana bitcoin, ethereum atau binance coin.
Alasannya, proyek yang dijanjikan pengembang aset kripto lokal mayoritas saat ini belum ada yang sukses terealisasi dengan baik sesuai target awal. Tidak heran bila investor skeptis dan tidak menempatkan dana besar di token lokal tersebut.
"Belum ada investor besar yang percaya pada token lokal sehingga harga token rawan ambruk," kata Christopher Tahir, Co-founder CryptoWatch, Selasa (15/2).
Baca Juga: Mulai Kurangi, 4 Makanan Ini Bisa Memperburuk Kondisi Rambut dan Kulit Kepala
Misal koin ASIX nantinya bisa digunakan di metaverse dan game yang terkait dengan platform ASIX. Seperti membuat lima game play to earn, di antaranya permainan congklak. Selain itu, pengembang ASIX juga mengembangkan marketplace non fungible token (NFT) sendiri serta membangun metaverse sendiri, bernama Nusantara Land. Semua proyek itu masih dalam proses. Menilik keterangan di situs ASIX, pengembangan metaverse Nusantara Land akan dimulai di kuartal kedua tahun ini.
Pergerakan harga token kripto dalam negeri tahun ini juga kurang oke. Hampir semua mata uang kripto bikinan lokal harganya tertekan, seiring tekanan pada pasar kripto secara umum. Hanya koin ASIX bikinan Anang Hermansyah yang masih menguat.
Dimaz Ankaa Wijaya, Peneliti Blokchain Universitas Deakin Australia, mengatakan, aset kripto lokal memang belum mampu mempertahankan kestabilan harga. Alasannya, jumlah pengguna serta proyeknya masih berskala regional.
Baca Juga: Kenali Penyebabnya! 5 Penyebab Rambut Menipis di Usia Muda
"Target pasar kripto lokal tidak sebesar proyek kripto yang sudah mendunia," kata Dimaz.
Christopher mengingatkan, sebelum investor membeli koin kripto lokal, baiknya perhatikan tingkat likuiditas koin tersebut. Jika likuiditas koin kecil, investor akan sulit melepas koin tersebut.
Amannya, jika investor ritel ingin investasi, volume transaksi harian paling tidak harus 1.000 kali lebih besar dari nilai investasi investor tersebut.
Selain itu, investor yang berinvestasi di aset kripto lokal juga berpotensi menghadapi risiko dari regulasi pemerintah Indonesia. Jangan lupa, Indonesia masih melarang kripto menjadi alat pembayaran. Padahal, sejumlah kripto lokal diperuntukkan sebagai alat pembayaran di platform terkait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News