MOMSMONEY.ID - Mengawali usaha camilan manis seperti cokelat perlu inovasi dan kiat tersendiri. Berbagai strategi dilakukan untuk bisa memasarkan produknya. Hal inilah yang dilakukan Tissa Aunilla mendirikan Pipiltin Cocoa.
Berdiri sejak tahun 2013 lalu, Tissa Aunilla menjalankan bisnis Pipiltin Cocoa dengan misi untuk memperkenalkan potensi Indonesia sebagai negara penghasil cokelat yang beragam dan berkualitas. Bisnis yang dijalankan bersama sang adik, Irvan Helmi ini menjual berbagai produk cokelat yang merupakan hasil olahan kakao asli Indonesia.
Walaupun Indonesia dikenal sebagai daerah penghasil cokelat spesifik dengan biji kakao yang bisa didapatkan di berbagai pulau, namun sangat sulit untuk mencari produk olahan cokelat lokal di Indonesia. Fakta ini lah yang mengawali perjalanan Tissa dalam membangun bisnis Pipiltin Cocoa.
Ia mulai mencari tahu lebih dalam mengenai cokelat asal Indonesia dan perlahan menciptakan hasil olahan cokelat dari rumahnya. Tissa pun akhirnya juga mengambil Master Chocolatier Certification di Swiss pada tahun 2011 untuk memperdalam pengetahuannya mengenai cara memproduksi cokelat.
Bagi Tissa menjalankan bisnis Pipiltin Cocoa harus diawali dari keinginan. Dari hal itu dirinya tahu bagaimana produk cokelat Indonesia dikenal di dunia. "Potensi besar yang saya lihat khususnya dari petani lokal yang dapat menghasilkan keanekaragaman cokelat asal Indonesia dengan kualitas yang sangat baik tentunya butuh didukung dan diapresiasi," ungkap Tissa dalam media briefing Shopee, Jumat (14/4).
Baca Juga: Tren Belanja di Shopee Big Ramadan Sale, Ini Produk yang jadi Buruan
Tak sekedar mencari keuntungan, bisnis ini kata Tissa juga menjad wadah dan caranya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan komunitas petani biji kakao, dimana hingga saat ini bahan baku yang digunakan Pipiltin Cocoa berasal dari lebih dari 2.000 mitra petani lokal.
"Kami pun terus melakukan inovasi produk coklat beserta layanannya melalui riset pasar yang intensif agar Pipiltin terus berkembang dan mengikuti kemajuan zaman," tukasnya.
Berdayakan Petani Lokal Tunjukkan Kualitas Cokelat Asal Indonesia
Selama menjalankan Pipiltin Cocoa, Tissa dan Irvan bersama karyawannya mewujudkan misi untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia lewat beberapa langkah. Salah satunya yakni membeli langsung dengan harga yang layak dan premium, yakni 40-50 persen di atas harga pasar.
Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan biji yang betul-betul berkualitas, dimana Pipiltin dapat mengambil biji fermentasi di petani. Dengan membeli lebih mahal diharapkan kehidupan para petani Indonesia bisa terbantu.
Pipiltin membeli biji cokelat langsung kepada petani, yang dimana tahap harvesting, sorting, fermentation, washing, dan drying dilakukan oleh petani lalu masuk ke tahap produksi oleh Pipiltin sendiri.
Baca Juga: Rencanakan Sahur dan Berbuka Lewat Meal Plan Ala Shopee
Selama ini, biji kakao Indonesia banyak dijual untuk produsen cokelat di Eropa, yang biasanya mengimpor cokelat asli Bali, Jember, dan daerah lainnya di Indonesia. Merek-merek cokelat Eropa ini bahkan menjadikan cokelat Indonesia sebagai produk premium mereka.
Melihat kesempatan tersebut, Tissa dan Irvan pun bertekad untuk memperkenalkan cokelat asli Indonesia, untuk orang Indonesia sendiri. Salah satunya dengan menghadirkan beragam jenis cokelat dari daerah yang berbeda di Indonesia.
Saat ini, Pipiltin Cocoa menghadirkan cokelat dari beberapa provinsi, seperti Ransiki Papua Barat 100%, Aceh 84%, Kampung Merasa Kalimantan Timur 74%, Aceh 73%, Ransiki Papua Barat 72%, Bali 70%, East Java 65%, Flores 65%, dan Bali 60%.
Setelah mendapatkan biji kakao dari para petani, Pipiltin Cocoa menjalankan proses produksi hingga akhirnya hasil olahan cokelat bisa dinikmati oleh konsumen.
Antara lain proses roasting (pembakaran untuk mengeluarkan rasa pada biji kakao), winnowing (memisahkan cangkang dengan inti biji cokelat), grinding (menggiling biji dengan batu menjadi cairan coklat), mixing (mencampur dengan bahan lain seperti gula dan susu), conching (mengaduk cokelat dalam waktu lama untuk menguapkan sebagian rasa asam), tempering lewat kaca-kaca transparan hingga diproses menjadi hidangan atau dessert yang cantik.
Baca Juga: Santri Pengusaha Perlengkapan Mandi untuk Jenazah, Mendapat Suntikan Modal
Upaya menggaet petani lokal pun berbuah manis. tak hanya dibeli konsumen dalam negeri, penjualan Pipiltin kini rambah ranah internasional di Jepang, Singapura, dan negara lainnya.
Namun sayangnya, pandemi yang melanda juga memberikan dampak dimana bisnisnya sempat tergerus karena fokus sepenuhnya masih pada penjualan offline.
Karena penjualan berkurang hingga 60%, Tissa memutuskan untuk memperbaharui strategi berjualan dengan fokus mengembangkan penjualan secara online. Setelah bergabung di Shopee sejak tahun 2019, ia mulai gencar berjualan dan mempromosikan produknya di Shopee setahun setelahnya.
Dengan kegigihan, Tissa bisa memanfaatkan program kampanye, fitur-fitur, maupun promosi yang Shopee tawarkan untuk mengembangkan bisnis Pipiltin Cocoa.
Langkah yang diambil Tissa bersama Shopee ini mampu menghasilkan performa bisnis yang memuaskan untuk Pipiltin Cocoa, salah satunya melalui partisipasi dalam kampanye Shopee Big Ramadan Sale yang sedang berlangsung saat ini.
Memasuki bulan Ramadan, Pipiltin Cocoa juga mempersiapkan strategi untuk dapat mengakomodir kebutuhan para umat muslim dan yang merayakan dengan mengeluarkan koleksi bundle product yang dapat dikirim sebagai hampers untuk sanak saudara dan kerabat.
Pipiltin Cocoa memiliki hampers favorit yang spesial yaitu Diversity Gift Box, Indonesia Gift Box, dan Joybox Hampers untuk memperkenalkan cokelat asal Indonesia yang tidak kalah lezat. Tidak hanya itu, olahan kue choco fudge brownie dan minuman iced chocolate juga dapat menemani momen silaturahmi di rumah sebagai santapan bersama keluarga.
Baca Juga: Tips Ciptakan Momen Hangat Bersama Keluarga Kala Ramadan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News