MOMSMONEY.ID - Banyak ditanyakan, kenapa gula darah tetap tinggi meskipun sudah makan sehat? Simak penyebabnya!
Bagi banyak orang yang berusaha menjaga pola makan sehat, salah satu tujuan utama adalah mengontrol kadar gula darah, terutama bagi mereka yang menderita diabetes atau prediabetes.
Namun, meskipun sudah mengonsumsi makanan sehat yang direkomendasikan, tidak sedikit orang yang tetap mengalami kadar gula darah yang tinggi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal, seharusnya pola makan sehat dapat membantu mengatur kadar gula darah, bukan?
Baca Juga: Makanan dan Minuman Penambah Gula Darah untuk Penderita Hipoglikemia
Lantas, kenapa gula darah tetap tinggi meskipun sudah makan sehat? Melansir dari laman Black Doctor, ini beberapa penyebabnya:
1. Gula tersembunyi dalam makanan kemasan
Banyak makanan yang diklaim sebagai rendah lemak atau sehat sering kali mengandung gula tambahan untuk menambah rasa. Beberapa contoh yang paling umum adalah:
- Granola dan sereal batangan: Meskipun mengandung gandum dan kacang-kacangan, banyak yang ditambahkan dengan madu, gula tebu, atau sirup.
- Yoghurt rasa: Bahkan yoghurt organik atau rendah lemak bisa mengandung 15-25 gram gula per porsi.
- Smoothie dan jus siap saji: Meski terbuat dari buah asli, smoothie dan jus seringkali kekurangan serat dan mengandung gula buah pekat.
- Saus dan saus salad: Saus seperti saus tomat, saus barbekyu, atau vinaigrette balsamic dapat mengandung beberapa sendok teh gula per porsi.
Periksa selalu label makanan untuk memastikan tidak ada gula tambahan dan pilihlah makanan utuh yang tidak diproses. Jika Anda suka yoghurt, pilih yang tanpa pemanis tambahan dan tambahkan buah segar sebagai pengganti rasa manis.
2. Makanan sehat dengan indeks glikemik tinggi
Beberapa makanan yang terlihat sehat dan alami bisa tetap menyebabkan lonjakan gula darah jika memiliki indeks glikemik (GI) yang tinggi. GI mengukur seberapa cepat makanan meningkatkan kadar gula darah.
Beberapa makanan dengan GI tinggi antara lain:
- Nasi putih dan kentang putih: Cepat diubah menjadi glukosa, yang menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat.
- Buah tropis tertentu: Seperti mangga, nanas, dan pisang, dapat meningkatkan gula darah lebih cepat dibandingkan dengan buah beri atau apel.
- Roti gandum utuh: Meskipun disebut gandum utuh, beberapa merek memprosesnya begitu halus sehingga bertindak seperti roti putih di tubuh.
Pilih makanan dengan GI rendah, seperti quinoa sebagai pengganti nasi putih, ubi jalar sebagai pengganti kentang putih, dan buah utuh dengan serat, bukan jus buah.
Baca Juga: 14 Cara Paling Cepat untuk Turunkan Gula Darah Tinggi secara Alami
3. Stres
Stres tinggi bisa membuat gula darah Anda tetap tinggi berjam-jam, meskipun makan dengan baik. Beberapa pemicu stres yang memengaruhi kadar gula darah meliputi:
- Tenggat waktu pekerjaan dan masalah keuangan
- Kurang tidur atau tidur yang buruk
- Berolahraga berlebihan tanpa pemulihan yang cukup
- Stres emosional atau kecemasan
Cobalah mengelola stres secara alami dengan teknik pernapasan dalam, meditasi, atau yoga. Olahraga teratur, terutama berjalan kaki, juga bisa membantu menurunkan hormon stres (kortisol) dan menstabilkan gula darah.
4. Kurang tidur
Tahukah Anda bahwa tidur yang buruk semalam bisa menyebabkan resistensi insulin keesokan harinya? Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur bisa meningkatkan kadar kortisol (hormon stres), membuat Anda lebih lapar, dan meningkatkan keinginan untuk makan makanan manis dan olahan.
Pastikan tidur cukup, sekitar tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Hindari kafein di sore hari, buat rutinitas tidur yang konsisten, dan batasi penggunaan layar elektronik sebelum tidur.
Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Kadar Gula Darah Rendah?
Itulah ulasan kenapa gula darah tetap tinggi meskipun sudah makan sehat. Gula darah yang tetap tinggi meskipun sudah makan sehat bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari makanan dengan gula tersembunyi, stres, hingga kurang tidur.
Jika Anda mengalami gula darah tinggi yang terus-menerus meskipun sudah makan sehat, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan saran yang tepat.
Selanjutnya: Restitusi Pajak Melonjak, Tembus Rp 111,04 Triliun hingga Februari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News