Kenapa Batubara Disebut Emas Hitam? Simak Penjelasannya

Reporter: Widya Oktaviana | Editor: Widya Oktaviana

MOMSMONEY.ID - Pernahkah Anda mendengar istilah emas hitam? Sebutan tersebut ditujukan kepada batubara sebagai salah satu hasil tambang yang berperan besar di berbagai sektor, salah satunya sebagai sumber energi.

Beberapa waktu lalu, aktris Nirina Zubir terlihat mengunjungi Balikpapan. Melalui akun Instagram pribadinya, Nirina membagikan video tengah menikmati momen sunset di sebuah pantai.

Selain menikmati sunset yang indah, ia tampak terkejut dengan pemandangan di lautan lepas berupa jajaran batubara dari ujung ke ujung.

Nirina menyebutkan, ini adalah pengalaman sunset yang unik dengan pemandangan emas hitam Indonesia. Hal ini pun turut menarik perhatian netizen.

Mungkin ada beberapa yang masih bingung kenapa batubara disebut dengan emas hitam. Ini dia penjelasannya untuk Anda.

Penyebutan emas hitam pada batu bara tidak semata-mata karena warnanya yang hitam saja. Namun, ada makna tersendiri pada hasil tambang tersebut. Lalu, kenapa disebut emas hitam?

Batu bara berwarna hitam

Dikutip dari ilmutambang.com, batubara merupakan mineral organik yang terbentuk dari endapan tumbuhan purba dan mengalami proses fisika serta kimia selama berjuta-juta tahun.

Batubara memiliki karakteristik yang berbeda-beda disesuaikan dengan lapangan batu bara dan lapisannya. Selain itu, juga tergantung pada jenis tanaman purba yang membentuk batabara tersebut.

Selama melalui serangkaian proses beratus-ratus tahun dan mendapatkan suhu serta tekanan yang bertahap, hal ini mengubah batu bara muda menjadi batubara sub-bituminus.

Terjadinya perubahan kimia dan fisika inilah yang membuat batu bara bertekstur lebih keras dan warnanya menjadi lebih hitam. Batu bara yang memiliki kualitas tinggi, teksturnya semakin keras dan warnanya juga semakin hitam mengkilat. Dengan begitu, kandungan energinya juga semakin besar.

Batubara disebut emas hitam

Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Negara-negara produsen batubara terbesar lainnya menurut data dari BP Statistical Review of World Energy di tahun 2016 adalah Cina, Amerika Serikat, Australia, India, Rusia dan Afrika Selatan.

Di Indonesia, terdapat 3 wilayah dengan cadangan batubara terbesar, yakni Sumatera Selatan, Kalimatan Selatan dan Kalimantan Timur. Ekspor batubara di Indonesia berkisar antara 70%-80% dari total produksi. Sedangkan, sisanya dijual pada pasar domestik.

Menurut laporan dari National Mining Association, industri di bidang batubara telah menciptakan lapangan pekerjaan vital yang memberikan dampak baik bagi perekonomian. Terutama di Amerika Serikat yang membutuhkan batu bara dalam jumlah besar.

Dikutip dari www.smenet.org, batubara adalah sumber listrik paling melimpah di dunia. Di mana telah menyediakan 36% listrik global. Bahkan, telah menyumbang seperempat listrik di Amerika Serikat.

Pembangkit listrik dengan bahan bakar batubara dinilai lebih terjangkau, andal dan konstan ketersediaannya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi energi.

Di luar untuk keperluan pembangkit listrik, batubara sangat dibutuhkan dalam manufaktur baja. Mengingat bahwa baja merupakan salah satu logam yang banyak dibutuhkan dalam produksi barang dan jasa di berbagai bidang.

Kemudian, dalam industri semen yang juga dibutuhkan dalam setiap aktivitas pembangunan. Batubara menyediakan sekitar 90% dari energi yang dikonsumsi oleh pabrik semen di seluruh dunia. Perlu antara 200-450 kg batu bara untuk menghasilkan 1 ton semen.

Meski energi terbarukan semakin berkembang, namun peran batubara tetap tidak bisa dipisahkan. Bahkan, para peneliti terus berusaha untuk melibatkan batu bara dalam mengembangkan energi terbarukan tersebut.

Melihat begitu berharganya keberadaan batubara, sehingga wajar saja jika hasil tambang ini disebut dengan emas hitam.