MOMSMONEY.ID - Cek alasan mengapa emas tahun 2025 mampu menyalip Bitcoin sebagai aset favorit investor global. Melansir dari Forbes, tren ini menarik disimak!
Tahun 2025 menjadi titik balik menarik di dunia investasi. Setelah satu dekade Bitcoin memimpin sebagai aset digital paling sensasional, kini giliran emas kembali bersinar.
Harga logam mulia ini melonjak sekitar 45% sejak awal tahun, sementara Bitcoin hanya tumbuh sekitar 20%. Fenomena ini membuat banyak investor bertanya-tanya, apakah era dominasi emas kembali dimulai?
Melansir dari Forbes, lonjakan harga emas bukan sekadar kebetulan. Faktor geopolitik, inflasi yang masih tinggi, dan ketidakstabilan ekonomi global mendorong banyak bank sentral serta dana pensiun beralih ke aset tradisional yang dianggap lebih aman. Di sisi lain, Bitcoin justru bergerak mengikuti pola saham teknologi yang sangat fluktuatif.
Baca Juga: 7 Keuntungan Memiliki Skor Kredit Baik Sebagai Kunci Finansial yang Aman
Ketika emas menjadi “jangkar” stabil, bitcoin masih bergelombang
Meskipun sama-sama dianggap langka dan tahan terhadap inflasi, emas dan Bitcoin memiliki karakter pasar yang berbeda. Emas telah lama menjadi simbol kestabilan keuangan, sedangkan Bitcoin lebih mencerminkan semangat spekulatif dan inovasi digital.
Data historis menunjukkan, sejak 2017, pergerakan Bitcoin cenderung mengikuti Nasdaq 100, indeks saham teknologi dengan korelasi 0,32, jauh lebih tinggi dibanding hubungannya dengan emas yang hanya 0,09.
Artinya, Bitcoin naik saat euforia pasar teknologi meningkat dan anjlok ketika sentimen risiko menurun. Sebaliknya, emas justru bersinar saat dunia dilanda ketidakpastian.
Bank sentral dunia kembali ke emas
Dalam laporan yang dikutip Forbes, bank sentral di berbagai negara mulai meningkatkan cadangan emas mereka, bahkan menyaingi kepemilikan surat utang AS. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan nilai mata uang di tengah defisit dan pelemahan dolar Amerika.
Selain itu, survei World Gold Council 2025 menunjukkan bahwa 81% masyarakat Tiongkok memiliki emas dalam bentuk perhiasan atau simpanan investasi.
Jumlah tersebut bahkan melampaui total pemilik Bitcoin di seluruh dunia, yang diperkirakan hanya mencapai 295 juta orang. Kenyataan ini memperlihatkan bahwa emas masih menjadi aset yang mudah diterima, likuid, dan diakui secara global.
Bitcoin belum kalah sepenuhnya, tapi momentum emas lebih kuat
Meski performa emas di 2025 unggul jauh, bukan berarti Bitcoin keluar dari permainan. Beberapa analis menilai bahwa siklus bullish Bitcoin berikutnya bisa muncul di kuartal akhir tahun, terutama jika pola musiman dari tahun-tahun sebelumnya terulang.
Berdasarkan data Coinglass, Oktober dan November biasanya menjadi bulan reli besar untuk Bitcoin, dengan kenaikan rata-rata hingga 46%.
Namun, investor profesional menilai Bitcoin masih belum terbukti sebagai “safe haven” sejati. Aset ini lebih sering diperlakukan sebagai instrumen perdagangan berisiko tinggi ketimbang alat lindung nilai saat krisis.
Sementara itu, emas telah melalui uji waktu ribuan tahun dan tetap menjadi pelindung nilai ketika dunia keuangan goyah.
Baca Juga: Kenali 5 Tanda Kesehatan Finansial Pribadi Anak Muda Mulai Terganggu
Kombinasi emas dan bitcoin, strategi seimbang untuk 2025
Bagi investor cerdas, bukan soal memilih emas atau Bitcoin, melainkan memahami fungsi keduanya dalam portofolio. Emas memberikan kestabilan dan kepercayaan institusional, sedangkan Bitcoin menawarkan potensi pertumbuhan tinggi dalam jangka panjang.
Investor seperti Lawrence Lepard bahkan menempatkan keduanya dalam satu portofolio, menganggap emas dan Bitcoin sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem keuangan berbasis fiat yang terus melemah.
Dengan strategi yang seimbang, investor dapat memanfaatkan kekuatan masing-masing aset: emas untuk perlindungan nilai, dan Bitcoin untuk peluang pertumbuhan.
Tahun ini menunjukkan dinamika baru dalam peta investasi global. Emas unggul karena stabilitas dan kepercayaan, sementara Bitcoin masih menarik karena potensi besar dan inovasinya.
Keduanya mewakili dua sisi dari satu koin yang sama: pencarian terhadap kebebasan finansial dan lindung nilai terhadap krisis.
Bagi investor masa kini, pelajaran pentingnya adalah jangan fanatik pada satu aset. Diversifikasi dan pemahaman terhadap kondisi makroekonomi menjadi kunci untuk bertahan dan menang dalam iklim investasi yang cepat berubah seperti 2025 ini.
Selanjutnya: Pefindo Sematkan Peringkat idA+ untuk Merdeka Copper Gold (MDKA), Prospek Stabil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News