Bugar

Kata Penelitian: Makanan Ultra-Proses Bahaya bagi Kesehatan Reproduksi Pria lo

Kata Penelitian: Makanan Ultra-Proses Bahaya bagi Kesehatan Reproduksi Pria lo
Reporter: Rezki Wening Hayuningtyas  |  Editor: Rezki Wening Hayuningtyas


MOMSMONEY.ID - Tahukah Anda bahwa kata penelitian, makanan ultra-proses bahaya bagi kesehatan reproduksi pria lo. Ini dia penjelasannya.

Makanan ultra-proses kini semakin mendominasi pola makan masyarakat modern. Dari camilan ringan dalam kemasan, minuman bersoda, sosis, hingga makanan cepat saji, semuanya hadir sebagai pilihan praktis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sayangnya, di balik rasanya yang nikmat dan kemudahan yang ditawarkan, penelitian baru mengungkap bahwa konsumsi makanan ultra-proses dapat berdampak negatif pada kesehatan reproduksi pria, termasuk menurunkan kualitas sperma.

Melansir dari laman Healthline, riset yang dipublikasikan di Cell Metabolism menunjukkan, pola makan tinggi makanan ultra-proses tidak hanya memengaruhi berat badan dan kadar kolesterol, tetapi juga berpotensi merusak kualitas sperma.

Para peneliti mencatat, partisipan mengalami kenaikan berat badan lebih dari satu kilogram serta peningkatan massa lemak tubuh setelah menjalani pola makan ini.

Mereka menegaskan, kualitas sperma cenderung memburuk ketika peserta mengonsumsi makanan ultra-proses, meskipun asupan kalorinya sama dengan kelompok lain yang mengonsumsi makanan alami.

Penulis studi menambahkan, pola makan ini terbukti merugikan kesehatan jantung, metabolisme, dan reproduksi, terlepas dari jumlah kalori yang dikonsumsi.

Menurut dr. Philip Werthman, ahli urologi sekaligus Direktur Pusat Kedokteran Reproduksi Pria di Los Angeles, temuan ini menegaskan pentingnya jenis makanan yang dikonsumsi, bukan hanya jumlah kalorinya.

“Bukan seberapa banyak kalori yang Anda makan, tapi jenis kalorinya yang menentukan,” ujarnya.

Baca Juga: 4 Makanan Cepat Saji yang Paling Sering Membuat Ketagihan, Sebaiknya Dihindari!

Hasil Studi Tentang Makanan Ultra-Proses dan Kesehatan Reproduksi Pria

Penelitian melibatkan 43 pria berusia 20–35 tahun. Mereka menjalani dua jenis diet berbeda, yakni makanan ultra-proses dan makanan segar tanpa olahan, masing-masing selama tiga minggu dengan jeda tiga bulan di antaranya. Sebagian peserta juga ditambahkan 500 kalori ekstra per hari.

Hasilnya, kelompok dengan diet ultra-proses mengalami peningkatan paparan zat kimia phthalate cxMINP—komponen yang biasa ditemukan pada plastik dan bisa mengganggu hormon.

Dampaknya terlihat dari turunnya kadar testosteron serta hormon perangsang folikel, keduanya berperan penting dalam produksi sperma.

Para peneliti menduga, paparan bahan kimia ini sebagian berasal dari kemasan plastik makanan ultra-proses. Mereka juga menyoroti bahwa tren konsumsi makanan instan sejak 1970-an berhubungan dengan penurunan global jumlah sperma hingga 60 persen.

Kristin Kirkpatrick, ahli gizi dari Cleveland Clinic, menegaskan bahwa temuan ini memberi peringatan serius. “Bahkan pria yang sehat sekalipun tetap berisiko jika pola makannya didominasi makanan ultra-proses,” jelasnya.

Kandungan pengganggu endokrin dalam makanan tersebut terbukti mengubah kadar hormon yang penting bagi reproduksi.

Werthman menambahkan, kondisi kesehatan umum pria juga memengaruhi sistem reproduksinya. Kenaikan berat badan, diabetes tipe 2, dan kolesterol tinggi bisa memperburuk kualitas sperma. “Sistem reproduksi sangat sensitif, ia mencerminkan kesehatan tubuh secara keseluruhan,” katanya.

Meski begitu, dr. Michael Eisenberg dari Universitas Stanford mengingatkan bahwa penelitian ini masih memiliki keterbatasan. Penurunan kualitas sperma yang ditemukan memang terlihat, tetapi belum mencapai tingkat signifikansi statistik.

Hal ini bisa jadi karena durasi penelitian hanya tiga minggu, sedangkan proses pembentukan sperma biasanya membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan.

Baca Juga: 13 Makanan Pantangan Asam Urat, Waspadai Makanan Tinggi Garam dan Gula

Cara menjaga kesehatan reproduksi pria

Para ahli sepakat, gaya hidup sehat adalah kunci menjaga fungsi reproduksi pria. Beberapa langkah yang disarankan antara lain:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti pola makan Mediterania.
  • Rutin berolahraga.
  • Menjaga berat badan ideal.
  • Menghindari rokok dan alkohol.
  • Tidur cukup serta mengelola stres.

Werthman juga mengingatkan, paparan panas berlebih, misalnya dari sauna atau bak mandi air panas, bisa menurunkan kualitas sperma sementara.

“Tubuh adalah sistem yang terintegrasi. Semua hal, dari makanan hingga gaya hidup, memengaruhi sistem reproduksi,” tegasnya.

Demikianlah ulasan tentang makanan ultra-proses bahaya bagi kesehatan reproduksi pria kata penelitian. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Trik Atasi Keputihan dengan Antiseptik Kewanitaan Povidone-Iodine

Selanjutnya: Harga Ayam Naik, Peternak Mulai Rasakan Keuntungan Usai Tiga Bulan Merugi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News