MOMSMONEY.ID - Tekanan sentimen global berpotensi memicu koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini. Kebijakan tarif baru AS terhadap China berisiko meningkatkan ketegangan perdagangan dan memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China juga berpotensi mendorong kenaikan harga emas sebagai aset lindung nilai.
Hari Rachmansya, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT), memperkirakan faktor-faktor eksternal itu bisa memicu aksi profit taking dan risiko keluarnya dana asing alias foreign outflow dari pasar saham domestik dalam jangka pendek.
Selain itu, pekan ini, fokus investor di AS akan tertuju pada dimulainya musim laporan keuangan diawali oleh Citigroup dan JPMorgan, yang diperkirakan dapat menahan laju koreksi indeks saham. Namun secara keseluruhan, pasar AS masih rawan lanjut melemah secara mingguan di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal dan tensi perdagangan yang meningkat.
Dari domestik, kata Hari, sejumlah isu diperkirakan akan memengaruhi pergerakan pasar Indonesia. Pemerintah berencana mengalihkan sisa dana Rp 15 triliun yang belum terserap, terutama dari BTN yang baru menyalurkan sekitar 19%, ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memperkuat likuiditas sektor perbankan di daerah.
Baca Juga: IHSG Berpotensi Melemah Tersengat Memanasnya Perang Dagang AS-China (13/10)
Di sisi lain, kebijakan baru yang membuka peluang bagi koperasi dan UMKM untuk mengelola tambang hingga 2.500 hektare dinilai dapat memperluas partisipasi ekonomi masyarakat di sektor sumber daya alam. Pemerintah juga menyerahkan enam smelter beserta aset sitaan negara kepada PT Timah Tbk (TINS) sebagai langkah konkret dalam pemberantasan tambang ilegal.
Rekomendasi IPOT pekan ini
Pekan ini, Hari memperkirakan, IHSG berpotensi koreksi menguji support 8.150, dengan resistance terdekat 8.272.
"Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif," katanya melalui keterangan tertulis, Senin (13/10).
Berikut ini ide trading saham yang direkomendasikan IPOT untuk pekan ini:
1. Buy CDIA (Entry: Rp 2.320, Target Price: Rp 2.670 dan Stop Loss: Rp 2.140)
Sepekan terakhir, CDIA mencatat net buy asing Rp 536 miliar, menandakan minat beli yang solid. Secara teknikal, selama bertahan di atas EMA-5, saham ini berpotensi melanjutkan tren naik, didukung sentimen positif dari langkah perusahaan memperkuat kendali pada dua anak usahanya di sektor pelayaran, CSI dan MIM.
2. Buy ANTM (Entry: Rp 3.310, Target Price: Rp 3.600 dan Stop Loss: Rp 3.190)
Sepekan terakhir, ANTM mencatat net buy asing sebesar Rp135 miliar, didorong oleh sentimen positif dari kenaikan harga emas yang signifikan akibat meningkatnya ketidakpastian global. Kondisi ini memberikan peluang bagi saham ANTM untuk melanjutkan potensi penguatan dalam waktu dekat.
3. Buy SSIA (Entry: Rp 2.090, Target Price: Rp 2.320 dan Stop Loss: Rp 1.970)
SSIA mulai menunjukkan perubahan arah dengan pergerakan harga yang berbalik ke tren uptrend, didukung oleh meningkatnya minat investor besar serta sentimen positif dari pengembangan proyek kawasan industri Subang Smartpolitan. Proyek ini menjadi katalis utama karena diharapkan menarik investasi dari berbagai sektor, termasuk otomotif dan manufaktur, yang dapat meningkatkan kinerja penjualan lahan dan pendapatan perusahaan ke depan.
Selanjutnya: Bukan Menghimpun Aset, Ini Cara Warren Buffett Lindungi Kekayaan dari Inflasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News