Bugar

Ini Langkah Pencegahan Demam Berdarah Dengue dari Kabupaten Minahasa Utara

Ini Langkah Pencegahan Demam Berdarah Dengue dari Kabupaten Minahasa Utara

MOMSMONEY.ID - Kasus demam berdarah dengue di Indonesia masih belum surut. Sebagai salah satu wilayah endemik dengue, Kabupaten Minahasa Utara mengalami peningkatan kasus dengue dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2022, terdapat 116 kasus dengan 1 kematian meningkat menjadi 404 kasus dengan 3 kematian pada 2023 dan meningkat lagi menjadi 800 kasus dengan 4 kematian di 2024.

Posisi kabupaten yang terletak di antara dua kota besar Manado dan Bitung ini membuat mobilitas penduduknya sangat tinggi dan mempercepat terjadinya penularan virus dengue oleh nyamuk aedes aegypti.

Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara bekerja sama dengan PT Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan penyakit dengue, serta tatalaksana skrining kanker serviks.

Sosialisasi ini kepada pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, organisasi perangkat daerah, serta dan tenaga kesehatan di puskesmas setempat.

Joune Ganda, Bupati Minahasa Utara, mengatakan, demam berdarah dengue adalah penyakit akibat infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.

Tingginya intensitas curah hujan memberikan peluang adanya tempat perindukan nyamuk ini. Seperti adanya air hujan di ban bekas, ember tempat menampung air yang terbuka, dan lainnya.

Penyakit DBD kata Jouner juga ditandai dengan beberapa gejala yang mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya, seperti sakit kepala, tidak enak badan, mual, dan demam. Namun, demam pada DBD memiliki pola khas yang disebut sebagai siklus pelana kuda.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan dan Takeda Serukan Tindakan Proaktif Pencegahan Demam Berdarah

Kabar baiknya, DBD dapat dicegah. Pencegahan bisa dilakukan dengan memperkuat sistem imun untuk melawan serangan virus dengue, khususnya di Indonesia yang masih sangat rawan demam berdarah. Salah satu caranya adalah melalui pemberian vaksin DBD.

"Oleh karena itu kami melaksanakan sosialisasi tatalaksana skrining kanker serviks, serta pencegahan dengue melalui program vaksinasi yang bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit DBD, sebagai bagian dari langkah nyata melindungi masyarakat Minahasa Utara,” paparnya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4).

Dr. Stella Safitri, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, menyampaikan, pemerintah kabupaten telah melakukan berbagai upaya dalam menanggulangi dan menekan penyebaran virus dengue di Minahasa Utara. 

"Sejalan dengan pemerintah pusat, dan dengan melibatkan lintas sektor serta lintas perangkat daerah bahkan masyarakat, kami telah menggiatkan program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus (menguras, menutup dan mengubur/mendaur ulang, plus berbagai tindakan pencegahan lainnya), abatisasi dan fogging," sebut dr. Stella.

Namun, menurut dr. Stella, sampai saat ini angka kasusnya masih tetap tinggi, sehingga tahun ini melalui kepemimpinan Bupati, Minahasa Utara telah menyediakan Vaksin DBD untuk meningkatkan kekebalan tubuh, dan diharapkan kasus DBD dapat menurun.

Guna mengendalikan angka kasus dengue di Minahasa Utara, serta melindungi warga dari penyebaran virus dengue, Pemerintah Minahasa Utara melihat perlunya menerapkan pendekatan yang lebih terintegrasi dan inovatif, salah satunya melalui vaksinasi.

Untuk itu, Dinas Kesehatan akan mengimplementasikan pilot program vaksinasi dengue kepada 500 anak-anak SD/MI di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kalawat dan Kecamatan Dimembe.

Kedua kecamatan ini dipilih karena merupakan wilayah endemik dengue dengan kasus tertinggi di Minahasa Utara.

Baca Juga: Kenali Ciri-ciri Demam Berdarah pada Anak dan Siklus Demam Berdarah

Pada 2024, Kecamatan Kalawat tercatat sebanyak 175 kasus (IR=0,6%), dan Kecamatan Dimembe dengan 169 kasus (IR=0,7%) dengan 2 kematian (CFR=1,9%).

Dr. Hesty Lestari, SpA, dokter spesialis anak, mengemukakan, vaksinasi merupakan salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik dalam mencegah dan mengendalikan penyakit menular seperti dengue dan HPV DNA.

Untuk dengue, vaksin telah direkomendasikan oleh asosiasi medis di Indonesia dan dapat diberikan kepada kelompok usia 6 hingga 45 tahun.

Di Kabupaten Minahasa Utara, program vaksinasi akan difokuskan pada anak-anak usia SD/MI, karena mereka termasuk kelompok yang paling rentan terhadap infeksi dan risiko dengue berat.

Dr. Hesty bilang, penting diketahui bahwa seseorang bisa terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi berikutnya justru berisiko lebih parah.

Itulah mengapa perlindungan sejak dini sangat penting. Namun, untuk mendapatkan manfaat optimal, vaksinasi harus dilakukan sesuai dengan dosis dan jadwal yang dianjurkan oleh dokter.

Dr. Hesty menambahkan, penularan dengue bisa terjadi sepanjang tahun dan dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, tempat tinggal, atau gaya hidup seseorang.

Karena itu, penting bagi orang tua, pendidik, dan seluruh elemen masyarakat untuk mengambil peran aktif dalam upaya pencegahan.

Baca Juga: Fase Demam Berdarah pada Anak, Kenali Fase Kritisnya

Memberikan perlindungan sejak dini melalui edukasi, penerapan pola hidup bersih melalui penerapan Gerakan 3M Plus, dan memberikan akses terhadap pilihan pencegahan yang tersedia merupakan langkah nyata untuk menjaga masa depan anak-anak kita.

Dr. Sri Harsi Teteki, M.Kes., Director of Medical, Institutional and Governance Relations Bio Farma, menyatakan, sebagai bagian dari upaya aktif memerangi dengue di Indonesia, Bio Farma terus mendorong perluasan akses vaksin dengue.

Tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga kepada berbagai perangkat negara termasuk BUMN, BUMD, TNI/Polri, ASN, hingga pemerintah daerah.

"Edukasi yang konsisten kepada para pemangku kepentingan merupakan kunci, karena dengue adalah tantangan kesehatan yang nyata dan terus mengintai," sebut dr. Sri Harsi. 

Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara dalam menanggulangi dengue.

Andreas menyadari, pengendalian dengue merupakan proses panjang yang membutuhkan komitmen tinggi dari seluruh pemangku kepentingan untuk secara konsisten melaksanakan berbagai solusi pencegahan.

Oleh karena itu, dirinya memberikan dukungan kepada setiap upaya yang dilakukan pemangku kepentingan di Indonesia dalam mengendalikan dengue.  

"Kami berkomitmen untuk terus menjadi mitra jangka panjang para pemangku kepentingan di Indonesia. Dalam hal ini, dalam perlawanan terhadap dengue, dan mencapai tujuan bersama Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030," kata Andreas.

Selanjutnya: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (26/4): Cerah hingga Hujan Ringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News