MOMSMONEY.ID - Harga emas hari ini di pasar global tumbang dari rekor tertinggi sepanjang masa.
Para pedagang mengambil untung menyusul reli tujuh hari, yang dipicu oleh meningkatnya taruhan pemotongan suku bunga Federal Reserves dan kuatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran atas masa depan bank sentral AS.
Mengutip Bloomberg, Kamis (4/9), harga emas spot turun 0,5% menjadi US$ 3.539 per troi ons pada pukul 13.51 WIB. Harga emas hari ini tergelincir, setelah kemarin reli hingga menyentuh level tertinggi sepanjang masa US$ 3.578,51 per troi ons.
Laporan pekerjaan AS yang lemah mendorong pasar hampir sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga AS pada bulan ini. Meskipun suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat emas, yang tidak memberikan imbal hasil terlihat lebih menarik, tapi, secara teknikal kenaikan hampir 6% baru-baru ini mungkin terlalu kuat dan mencapai level jenuh beli.
Para investor menanti momentum penting laporan penggajian AS pada Jumat, yang bakal memvalidasi atau membalikkan spekulasi bahwa The Fed akan melanjutkan pelonggaran kebijakan pada akhir September. Data tersebut diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan penggajian yang lemah selama empat bulan.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Perpanjang Rekor All Time High, Solid di atas US$ 3.500
Ahli strategi Saxo Capital Markets Pte., Charu Chanana, mengatakan koreksi hari ini seperti pengurangan risiko taktis, setelah kenaikan harga emas yang sangat besar dibandingkan suku bunga. Investor mulai mengurangi investasi mereka jelang agenda penggajian yang berisiko.
"Namun ekspektasi bullish jangka panjang tetap bertahan, ditopang oleh eskpektasi penurunan suku bunga The Fed, permintaan bank sentral dan pertanyaan mengenai independensi The Fed," katanya, melansir Bloomberg, hari ini.
Tahun ini, harga emas naik lebih dari 33%, dengan kenaikan terbaru didorong oleh ekspektasi bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada akhir September. Ini terjadi setelah Ketua The Fed Jerome Powell pada bulan lalu, dengan hati-hati membuka pintu pemangkasan di tengah tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja.
Namun, masih ada ketidakpastian yang tinggi setelah bulan September, dengan perpecahan di antara beberapa pembuat kebijakan. Pada Rabu, Gubernur Fed Chrisopher Waller, salah satu kandidat utama untuk menggantikan Powell sebagai ketua tahun depan, menyerukan beberapa pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, Presiden Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic menerbitkan esai yang menegaskan kembali bahwa ia melihat satu pemotongan suku bunga, meskipun hal itu dapat berubah berdasarkan apa yang terjadi dengan inflasi dan pasar tenaga kerja.
Baca Juga: Belum Terbendung, Harga Emas Antam Hari Ini Kamis 4 September 2025 Naik Lagi
"The Fed terjebak di antara dua kekuatan yang berlawanan dalam mandat gandanya. Di satu sisi, terdapat lebih banyak bukti pelemahan pasar tenaga kerja, tetapi di sisi lain risiko inflasi tetap ada. Penyesuaian posisi merupakan langkah yang bijaksana dalam menghadapi risiko inflasi," uajr Christopher Wong, ahli strategi mata uang Oversea-Chines Banking Corp. mengutip Bloomberg, Kamis.
Kenaikan harga emas selama dua tahun terakhir didorong risiko geopolitik, ekonomi dan perdagangan gloal, yang memacu permintaan akan aset safe haven. Meningkatnya tekanan dari Presiden AS Donald Trump terhadap The Fed meningkatkan kekhawatiran atas independensi bank sentral, karena presiden berjanji untuk mendapatkan suara mayoritas dalam waktu dekat di nank sentral dan menurunkan suku bunga.
Pasar juga menunggu keptuusan penting mengenai apakah Trump memilih dasar yang sah untuk mencopot Gubernur Fed Lisa Cook dari bank sentral. Jika dianggap sah, langkah tersebut memungkinkan untuk menggantinya dengan pejabat yang cenderung dovish.
Selanjutnya: Presiden Prabowo Panggil Kepala BIN ke Istana, Ada Apa?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News