MOMSMONEY.ID - Gen Z dianggap sebagai generasi dengan tingkat literasi keuangan paling rendah.
Akibatnya, banyak dari mereka yang kesulitan mengatur keuangan dan terjebak utang konsumtif, hingga tergiur investasi bodong.
Apa penyebab rendahnya pemahaman finansial ini dan bagaimana mengatasinya? Yuk, kita bahas!
Gen Z dan masalah keuangan
Dilansir dari OCBC, menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, indeks literasi keuangan Gen Z, khususnya usia 15 tahun-17 tahun, adalah yang paling rendah dibanding kelompok usia lainnya.
Ironisnya, meski secara digital sangat melek teknologi, mereka justru kurang paham soal pengelolaan keuangan.
Baca Juga: Promo Kartu Kredit BCA, Diskon hingga Rp 300.000 di SEEK Indonesia
Hal ini membuat mereka rentan terjerumus dalam pinjaman online (pinjol) atau gaya hidup konsumtif yang berlebihan.
Beberapa faktor penyebab rendahnya literasi keuangan Gen Z, antara lain:
- Kurangnya pendidikan keuangan di sekolah
- Informasi keuangan yang tidak akurat di internet
- Tekanan gaya hidup konsumtif dari media sosial
- Produk keuangan yang kompleks dan sulit dipahami
Dampak buruk jika literasi keuangan rendah
Jika tidak segera diperbaiki, rendahnya pemahaman keuangan bisa menyebabkan masalah serius, seperti:
- Terjebak utang konsumtif akibat pinjaman online yang tidak dikelola dengan baik
- Kesulitan menabung dan berinvestasi, sehingga masa depan finansial tidak terjamin
- Mudah tertipu investasi bodong karena kurangnya pemahaman tentang risiko finansial
Baca Juga: MEMPERBARUI! Jadwal KRL Solo-Jogja Pada Hari Senin, 10 Februari 2025
Solusi untuk meningkatkan literasi keuangan Gen Z
Agar generasi muda lebih bijak dalam mengelola keuangan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:
1. Pendidikan keuangan sejak dini
Materi finansial harus mulai diajarkan di sekolah, misalnya tentang cara menabung, investasi dasar dan bahaya utang konsumtif.
2. Edukasi melalui media sosial
Kampanye literasi keuangan bisa dilakukan dengan cara yang lebih menarik, seperti video singkat di TikTok atau Instagram yang mudah dipahami oleh anak muda.
Baca Juga: Cara Mengukur Kesehatan Uang antara Kekayaan Bersih atau Arus Kas untuk Moms
3. Penyederhanaan produk keuangan
Bank dan lembaga keuangan perlu menyediakan produk investasi yang mudah diakses dan dipahami oleh Gen Z.
Salah satu contohnya, investasi reksadana melalui mobile banking, yang bisa dimulai dengan modal terjangkau, mulai dari Rp 10.000.
4. Peran orang tua sebagai contoh
Moms bisa menjadi role model dalam mengelola keuangan dengan baik, seperti mengajarkan anak cara menabung sejak kecil dan memberi pemahaman tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.
Melalui peningkatan literasi keuangan, Gen Z bisa lebih cerdas dalam mengatur keuangan dan menghindari jebakan utang, serta membangun masa depan finansial yang lebih stabil.
Yuk, bantu anak-anak kita agar lebih melek finansial sejak dini.
Selanjutnya: Dana IPO Mengendap di Deposito, Akankah Bukalapak (BUKA) Jadi Perusahaan Investasi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News