MOMSMONEY.ID - Berikut cara menghitung biaya penyusutan aset bisnis dengan empat metode mudah dan contoh sederhana agar laporan keuangan makin akurat.
Di tengah persaingan usaha yang semakin ketat, memahami cara menghitung penyusutan aset jadi hal penting supaya laporan keuangan menggambarkan kondisi nyata bisnis.
Perhitungan depresiasi yang tepat bukan cuma soal akuntansi, tapi bagian dari strategi mengelola keuangan jangka panjang.
Melansir dari laman Sahabat Pegadaian, pencatatan penyusutan membantu pelaku usaha menilai nilai riil aset serta mengambil keputusan yang lebih matang.
Kalau penyusutan tidak dihitung secara benar, laba yang ditampilkan bisa terlihat lebih besar dari kenyataannya dan memicu keputusan yang kurang tepat bagi perkembangan usaha.
“Penyusutan aset yang dihitung secara benar mampu mencerminkan kondisi finansial perusahaan secara realistis,” kutip laman Sahabat Pegadaian.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Selasa 9 Desember 2025: Finansial Stabil
Apa itu biaya penyusutan?
Biaya penyusutan adalah pengurangan nilai aset tetap yang dicatat perlahan setiap tahun sesuai masa penggunaan.
Nilai aset turun karena pemakaian terus menerus, kerusakan alami, hingga perkembangan teknologi yang membuat fungsi aset tidak lagi maksimal.
Contoh aset yang mengalami penyusutan antara lain mesin pabrik, kendaraan operasional, peralatan kantor, komputer, bangunan, dan furnitur.
Dengan mencatat depresiasi, beban penggunaan aset bisa dibagi rata selama masa manfaatnya sehingga laporan laba rugi lebih akurat dan tidak terkesan berlebihan.
Manfaat dari perhitungan penyusutan yaitu membantu menilai nilai aset sebenarnya, menjaga kredibilitas laporan keuangan, menjadi dasar evaluasi pengeluaran dan investasi, serta memperkuat posisi perusahaan ketika mengajukan pembiayaan.
Cara menghitung biaya penyusutan
Ada empat metode yang sering dipakai untuk menghitung depresiasi. Pemilihannya bisa disesuaikan dengan jenis aset dan kebutuhan bisnis masing masing.
1. Metode garis lurus
Metode garis lurus membagi biaya penyusutan secara merata setiap tahun. Cocok untuk aset yang penurunan nilainya stabil.
Rumus:
- Harga Beli dikurangi Nilai Residu dibagi Masa Manfaat
Contoh:
- Harga mesin Rp200.000.000 Nilai residu Rp5.000.000 Umur manfaat 5 tahun
Hasilnya:
- (200.000.000 - 5.000.000) dibagi 5 = Rp39.000.000 per tahun
Kalau tanpa nilai residu:
- 200.000.000 dibagi 5 = Rp40.000.000 per tahun
Penyusutan per bulan:
- Dengan residu Rp3.250.000
- Tanpa residu Rp3.333.333
Baca Juga: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil
2. Metode saldo menurun
Depresiasi paling besar dihitung di tahun awal, lalu menurun setiap tahun berikutnya.
Rumus:
- Depresiasi = Nilai Buku Awal x Tarif Depresiasi
Contoh:
- Tarif 40%, nilai awal Rp200.000.000
Tahun pertama:
- 200.000.000 x 40% = Rp80.000.000
Tahun kedua:
- 120.000.000 x 40% = Rp48.000.000
Metode ini cocok untuk aset produksi yang performanya kuat di tahun awal.
3. Metode unit produksi
Menghitung penyusutan berdasarkan jumlah hasil produksi, bukan waktu pemakaian.
Rumus:
- Depresiasi = Biaya Perolehan dikurangi Nilai Sisa dibagi Total Produksi x Produksi Tahun Berjalan
Contoh:
- Kapasitas produksi total 125.000 unit Produksi tahun pertama 30.000 unit
Depresiasi per unit:
- (200.000.000 - 5.000.000) dibagi 125.000 = Rp1.560
Depresiasi tahun pertama:
- 30.000 x Rp1.560 = Rp46.800.000
4. Metode jumlah angka tahun
Metode ini memberikan penyusutan paling besar di awal dan mengecil di tahun berikutnya.
Rumus:
- Depresiasi = Sisa Tahun dibagi Total Angka Tahun x Biaya Perolehan dikurangi Nilai Sisa
Contoh:
- Harga aset Rp200.000.000 Masa manfaat 5 tahun Nilai sisa Rp5.000.000
Total angka tahun:
- 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15
Tahun pertama,
5/15 x Rp195.000.000 = Rp65.000.000
Tahun kedua,
4/15 x Rp195.000.000 = Rp52.000.000
Tahun ketiga,
3/15 x Rp195.000.000 = Rp39.000.000
Menghitung biaya penyusutan bukan hanya formalitas akuntansi. Penyusutan memastikan laporan keuangan menggambarkan kondisi perusahaan secara transparan dan realistis.
Baca Juga: Cara Orang Sukses Menyusun Investasi Jangka Panjang untuk Amankan Finansial
Para pelaku usaha bisa menilai profitabilitas yang sebenarnya, mengelola keuangan lebih bijak, serta mempersiapkan bisnis untuk tumbuh lebih besar dan lebih kuat.
Dengan pemahaman metode penyusutan, setiap keputusan investasi, pembelian aset baru, hingga pengajuan pembiayaan bisa dilakukan dengan dasar data yang jelas dan terpercaya.
Penyusutan yang tepat pada akhirnya membantu usaha berjalan lebih terarah dan berkelanjutan.
Selanjutnya: Tayang di Bioskop Mulai 11 Desember, Begini Sinopsis Film Qorin 2
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News