MOMSMONEY.ID - Siapa sangka tumpukan sampah yang kerap dianggap masalah ternyata bisa jadi sumber cuan dan lapangan kerja hijau.
Hal ini diungkapkan oleh Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti) dalam diskusi Building a Circular Future yang digelar oleh PT TBS Energi Utama Tbk.
Menurut Gundy Cahyadi, Research Director Prasasti, persoalan sampah kini bukan sekadar soal kebersihan, tapi sudah menjadi isu ekonomi, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan.
“Sekitar 40% sampah nasional belum dikelola dengan baik. Lebih dari 80% di antaranya berakhir di pembakaran terbuka atau open dumping landfill. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan polusi tetapi juga menjadi ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dan iklim,” jelasnya.
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 mencatat total sampah di Indonesia telah mencapai 34 juta ton.
Baca Juga: Bukan Sekadar Proteksi, Asuransi Bisa Jadi Solusi Warisan Finansial
“Kalau diilustrasikan, jumlah tersebut setara dengan rangkaian gerbong kereta api yang membentang dari Sabang hingga Merauke,” kata Gundy dalam keterangan resmi Kamis (13/11).
Ia menyebutkan, setidaknya ada tiga penyebab utama krisis sampah di Indonesia yaitu pertumbuhan penduduk yang pesat, perubahan gaya hidup konsumtif, serta infrastruktur pengelolaan sampah yang masih terbatas.
“Regulasi sebenarnya sudah ada, tapi implementasinya sering berhenti di tengah jalan. Banyak daerah bahkan belum memiliki sistem pengelolaan yang solid,” tambahnya.
Namun, di balik persoalan itu, ada potensi besar yang bisa digarap. Menurut Gundy, sektor pengelolaan sampah kini mulai dilirik sebagai peluang bisnis berkelanjutan.
“Tantangan geografis Indonesia memang kompleks, mulai dari logistik hingga biaya tinggi, tapi potensi ekonominya luar biasa. Pengelolaan sampah bisa menjadi pintu masuk menuju ekonomi sirkular dan transisi hijau,” ujarnya.
Gundy menegaskan bahwa solusi jangka panjang hanya bisa tercapai melalui sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Kolaborasi lintas sektor serta investasi di bidang daur ulang dan teknologi ramah lingkungan menjadi kunci.
“Kalau ketiganya dapat bersinergi, tumpukan masalah ini bisa kita ubah menjadi tumpukan peluang. Sudah saatnya Indonesia dikenal bukan karena sampahnya, tapi karena solusinya,” kata Gundy.
Selanjutnya: IFG Life Perkuat Layanan Nasabah Lewat Aplikasi One by IFG
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News