BisnisYuk

Belajar Tentang Kopi Tak Sekadar Seduh di Cangkir, Ada Kurikulum Agroforestri lo

Belajar Tentang Kopi Tak Sekadar Seduh di Cangkir, Ada Kurikulum Agroforestri lo
Reporter: Francisca Bertha Vistika  |  Editor: Francisca bertha


MOMSMONEY.ID - Belajar soal kopi kini tidak hanya sebatas praktik di kebun atau dapur seduh. Ada kurikulum Teknik Agroforestri Berbasis Kopi lo.

Kementerian Kehutanan bersama Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI) meluncurkan Kurikulum Pelatihan Penerapan Teknik Agroforestri Berbasis Kopi, yang bisa menjadi jalan baru bagi siapa saja yang ingin memahami kopi dari sisi pertanian berkelanjutan.

Kepala Pusat Diklat SDM Kementerian Kehutanan Kusdamayanti menjelaskan, kurikulum ini disusun dengan pendekatan pelatihan berbasis kompetensi.

"Kurikulum pelatihan ini juga disusun dengan menerapkan kaidah-kaidah penyusunan kurikulum pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja para peserta," katanya dalam keterangan resmi Selasa (23/9).

Selain metode pelatihan secara klasikal, tersedia juga metode pembelajaran jarak jauh secara elektronik, seperti penggunaan learning management system (LMS) Kementerian Kehutanan, video teleconference, dan bentuk pembelajaran online lainnya.

Salah satu Grand Master Trainer (GMT) SCOPI Arief Wicaksono menyebutkan, belajar kopi lewat sistem agroforestri memberikan manfaat ganda.

Baca Juga: 5 Kesalahan Umum Menata Meja Kopi yang Bikin Ruang Tamu Tampak Berantakan

"Secara ekologis, agroforestri berbasis kopi berperan dalam konservasi tanah dan air, pelestarian keanekaragaman hayati, penambahan unsur hara, peningkatan cadangan karbon, serta pengendalian hama dan penyakit," ungkapnya.

Sementara secara ekonomi, sistem ini terbukti memberikan nilai tambah lebih tinggi dibanding kebun kopi monokultur, termasuk peningkatan mutu dan cita rasa kopi, yang pada akhirnya berdampak pada pendapatan petani.

Senada, Bambang Haryanto, GMT SCOPI yang juga ikut menyusun kurikulum, menambahkan, kurikulum ini bisa menjadi bekal penting bagi siapa pun yang terlibat dalam pendampingan petani kopi.

“Dengan rampungnya kurikulum ini, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh lembaga pelatihan untuk mengembangkan kapasitas petani, penyuluh pertanian maupun kehutanan. Sehingga profitabilitas kopi dapat meningkat baik produksi maupun kualitasnya, dan pendapatan petani ikut naik,” katanya.

Ke depan, SCOPI juga akan melengkapi kurikulum ini dengan modul Agroforestri Berbasis Kopi yang bisa digunakan sebagai bahan pembelajaran formal maupun informal.

Modul ini nantinya dapat membantu petani hingga masyarakat umum yang tertarik mendalami ilmu kopi untuk belajar secara mandiri dan terstruktur.

Selanjutnya: Selamat Datang, Timor-Leste! ASEAN Sambut Anggota Baru Oktober Nanti

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News