MOMSMONEY.ID - Meskipun diakui pandai dalam mengumpulkan harta, banyak miliarder yang malah terjebak dalam kebiasaan boros yang dapat merusak fondasi keuangan mereka.
Di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu karena konflik perdagangan dan perlambatan ekonomi, pengelolaan uang yang cermat menjadi faktor penting.
Sayangnya, beberapa kebiasaan belanja berlebihan menunjukkan bahwa tidak semua orang berduit memahami cara menjaga prinsip keuangan yang baik.
Belanja berlebihan bisa melumpuhkan prinsip finansial
Data dari GOBankingRates menunjukkan bahwa rata-rata miliarder bisa menghabiskan lebih dari USD 134.000 per hari. Dalam setahun, angka itu bisa menyentuh USD 48 juta, bahkan hingga USD 80 juta menurut laporan Insider.
Pengeluaran fantastis ini sering kali tidak hanya untuk kebutuhan utama, tapi lebih kepada gaya hidup mewah seperti jet pribadi, mobil sport, hingga liburan eksklusif ke luar angkasa. Jika tidak diimbangi manajemen keuangan yang kuat, gaya hidup ini bisa merusak prinsip finansial jangka panjang.
Baca Juga: Cara Mendukung Usaha Kecil di Tengah Pengeluaran Bulanan yang Ketat
Membeli makanan berlebihan hanya akan mempercepat kerugian
Salah satu sifat konsumtif yang berisiko adalah membeli bahan makanan dalam jumlah besar tanpa perhitungan. Banyak dari produk ini akhirnya terbuang karena tidak sempat dikonsumsi sebelum kedaluwarsa.
Meskipun tujuan awalnya adalah menghemat dengan pembelian dalam jumlah besar, hasil akhirnya justru menjadi pemborosan. Prinsip finansial yang sehat mengajarkan efisiensi dan kesadaran kebutuhan aktual.
Dekorasi musiman yang cepat usang tak sejalan dengan prinsip finansial
Barang dekoratif untuk setiap musim memang tampak menarik, tetapi cepat kehilangan nilai dan fungsi. Miliarder kerap tergoda untuk memperbarui dekorasi rumah hanya demi tren yang berganti setiap tahun.
Investasi terbaik justru ada pada barang-barang rumah tangga berkualitas dan timeless. Selain hemat, keputusan ini mendukung prinsip finansial jangka panjang yang berkelanjutan.
Baca Juga: Ini Tips Bijak Menikmati Uang untuk Berfoya-foya dan Harus Berhemat di Tahun 2025
Mainan anak yang mewah tak selalu berarti bijak
Memberikan yang terbaik untuk anak adalah naluri alami setiap orang tua, termasuk miliarder. Namun, pengeluaran untuk mainan anak bernilai miliaran rupiah bisa menjadi keputusan yang kurang bijak.
Apalagi jika mainan tersebut hanya dimainkan sesekali atau sekadar menjadi koleksi mahal. Prinsip finansial yang kuat tetap mengedepankan skala prioritas dan manfaat jangka panjang bagi keluarga.
Koleksi sepatu mahal yang tidak nyaman hanya jadi beban
Banyak miliarder rela mengeluarkan dana besar demi sepatu branded, walau tidak nyaman saat dipakai. Akibatnya, sepatu itu hanya menghuni lemari tanpa nilai pakai yang nyata.
Pilihan terbaik adalah sepatu berkualitas tinggi yang nyaman dan tahan lama. Ini sejalan dengan prinsip finansial cerdas yang menekankan pada nilai fungsi, bukan hanya penampilan.
Baca Juga: Berapa Uang yang Harus Disimpan di Usia 30 Tahun? Ini Patokan & Cara Mengejarnya
Produk kecantikan dan pakaian olahraga mahal belum tentu perlu
Sifat boros juga muncul dari belanja produk kecantikan mahal dan athleisure eksklusif. Rutinitas skincare 12 langkah dengan harga tinggi sering kali lebih pada gaya hidup ketimbang kebutuhan.
Hal serupa berlaku untuk pakaian olahraga mahal yang justru tidak nyaman digunakan. Prinsip finansial yang bijak menyarankan untuk fokus pada kualitas dan kegunaan, bukan sekadar harga.
Bijak dalam gaya hidup, kuat dalam prinsip finansial
Gaya hidup mewah memang menggoda, tapi miliarder bijak tahu bahwa menjaga prinsip finansial adalah fondasi utama dalam mempertahankan kekayaan.
Menghindari enam sifat konsumtif di atas bisa membantu siapa pun dan tidak hanya orang kaya untuk tetap berada di jalur finansial yang sehat. Karena pada akhirnya, ketahanan finansial lebih penting daripada sekadar kemewahan sesaat.
Selanjutnya: Intip Jadwal Lengkap Pembayaran Dividen Tunai PGN (PGAS)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News