InvesYuk

5 Risiko Investasi yang Sering Terjadi & Cara Cerdas Mengelolanya

5 Risiko Investasi yang Sering Terjadi & Cara Cerdas Mengelolanya

MOMSMONEY.ID - Takut kehilangan uang saat berinvestasi? Yuk, kenali 5 risiko yang paling umum dialami oleh investor serta cara cerdas untuk mengelolanya.

Banyak orang cenderung menjauh dari investasi karena takut rugi. Namun, jika hanya menyimpan uang di tabungan, nilainya bisa tergerus oleh inflasi.

Seperti yang diungkapkan oleh pakar keuangan Catherine Brock, "Mengambil risiko secara bijak adalah langkah yang tepat untuk menjadi investor yang percaya diri," seperti yang dikutip di laman Forbes.

Jadi, kuncinya bukanlah menghindari risiko, tetapi mengenali dan mengelolanya dengan baik. Mari kita bahas 5 risiko investasi yang paling sering muncul, serta strategi cerdas untuk menghadapinya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Kamis 21 Agustus 2025: Keuangan & Karier Leo Menjanjikan

1. Risiko horizon

Risiko horizon muncul ketika rencana investasi terganggu karena kebutuhan mendesak. Misalnya, menarik dana pensiun lebih awal untuk keperluan darurat.

Dampaknya, Anda kehilangan potensi pertumbuhan dari bunga berbunga (compounding) yang seharusnya bisa terus berkembang.

Cara mengelola risiko horizon:

  • Siapkan dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran.
  • Evaluasi tujuan keuangan secara rutin.
  • Seimbangkan portofolio antara aset stabil (seperti obligasi) dan aset bertumbuh (seperti saham).

2. Risiko ekuitas

Risiko ini terjadi ketika nilai saham turun akibat gejolak pasar atau faktor politik. Contohnya, pada April 2025 indeks S&P 500 anjlok hingga Rp39 kuadriliun dalam sehari setelah pengumuman kebijakan tarif baru Presiden Donald Trump.

Cara mengelola risiko ekuitas:

  • Diversifikasi portofolio ke berbagai instrumen, seperti obligasi, properti, atau komoditas.
  • Jangan menaruh semua dana di satu sektor atau jenis saham.

3. Risiko inflasi

Tabungan atau investasi berbunga tetap sangat rentan terhadap inflasi. Bayangkan, obligasi dengan bunga Rp150 juta per tahun akan makin menurun daya belinya seiring kenaikan harga barang.

Cara mengelola risiko inflasi:

  • Sertakan saham, emas, atau properti dalam portofolio karena cenderung mengungguli inflasi.
  • Kombinasikan instrumen jangka pendek dan panjang agar lebih fleksibel.

4. Risiko suku bunga

Ketika suku bunga naik, nilai obligasi berbunga tetap biasanya turun karena investor mencari obligasi baru dengan bunga lebih tinggi.

Cara mengelola risiko suku bunga:

  • Gunakan strategi bond ladder (obligasi dengan jatuh tempo bertahap).
  • Pertimbangkan reksa dana obligasi untuk diversifikasi jatuh tempo.
  • Jangan hanya mengandalkan satu jenis obligasi dalam portofolio.

Baca Juga: Hentikan Boros! Ini Dia Cara Mengatasi Gaya Hidup Boros biar Tidak Boncos

5. Risiko urutan pengembalian

Risiko ini terjadi ketika Anda pensiun tepat di saat pasar saham anjlok. Misalnya, pensiun di 2008 saat S&P 500 jatuh 37% bisa membuat nilai portofolio merosot drastis.

Cara mengelola risiko ini:

  • Alihkan investasi ke instrumen konservatif mendekati masa pensiun.
  • Bangun sumber pendapatan pasif dari investasi agar tidak perlu menjual aset saat harga turun.
  • Jika memungkinkan, tunda pensiun ketika pasar sedang jatuh.

Diversifikasi: Kunci melawan risiko

Investor legendaris Warren Buffett pernah berkata, “Diversifikasi adalah perlindungan terhadap ketidaktahuan.” Bagi investor pemula, diversifikasi ibarat sabuk pengaman, bukan mencegah kecelakaan, tapi melindungi saat hal tak terduga terjadi.

Dengan portofolio yang terdiversifikasi, Anda mungkin tidak selalu mendapatkan hasil maksimal, tapi bisa mengurangi risiko besar yang mengancam kekayaan Anda.

Terakhir, risiko adalah bagian alami dari investasi. Namun, dengan strategi tepat, mulai dari menyiapkan dana darurat, diversifikasi, hingga mengatur ulang portofolio menjelang pensiun dan Anda bisa mengubah risiko menjadi peluang.

Jadi, jangan biarkan rasa takut menahan langkah Anda. Mulailah berinvestasi dengan cerdas, karena setiap risiko yang dikelola dengan baik bisa membawa Anda selangkah lebih dekat menuju kebebasan finansial.

Selanjutnya: Upaya BRI Life Mendorong Pertumbuhan Kinerja Agen

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News