MOMSMONEY.ID - Yuk cek 10 kebiasaan keuangan kelas menengah yang menahan pertumbuhan kekayaan dan cara membalik pola agar bebas finansial.
Banyak orang merasa sudah pandai mengatur uang, tapi tetap sulit menambah kekayaan. Melansir dari New Trader U, hal ini karena kebiasaan finansial sehari-hari yang tampak wajar ternyata menahan pertumbuhan aset.
Pola ini memengaruhi pengeluaran, tabungan, dan keputusan investasi sehingga orang tetap bergantung pada gaji. Mengenali kebiasaan ini adalah langkah awal supaya bisa mulai membangun kebebasan finansial.
“Masalah kelas menengah bukan pada gaji, melainkan kebiasaan finansial yang membatasi potensi kekayaan,” ujar Steve Burns dari New Trader U,
Baca Juga: Atur Keuangan Lebih Sehat di Tahun 2026 Pakai Metode Sinking Fund, Ini Caranya
1. Gaya hidup ikut naik saat gaji naik
Setiap kali gaji bertambah, refleksnya sering langsung meningkatkan standar hidup, dari rumah sampai kendaraan dan langganan digital.
Akibatnya, uang lebih banyak habis untuk konsumsi dan jarang dialokasikan ke aset yang bisa berkembang. Cara cerdasnya adalah menahan diri dan menginvestasikan selisih penghasilan untuk masa depan.
2. Utang konsumtif yang terasa biasa
Banyak orang menggunakan kartu kredit atau pinjaman untuk barang konsumtif sehingga membayar bunga terus-menerus.
Utang seperti ini membuat modal untuk investasi menipis. Lebih bijak menggunakan utang hanya untuk hal yang dapat menambah nilai ekonomi.
3. Rumah tinggal bukan mesin penghasil uang
Rumah memang memberi rasa aman, tapi ekuitasnya tidak menghasilkan arus kas. Terlalu banyak modal terkunci di rumah membuat fleksibilitas keuangan menurun.
Untuk tetap aman dan berkembang, sebaiknya seimbangkan kepemilikan rumah dengan investasi lain yang lebih likuid.
4. Fokus menabung tapi lupa investasi
Tabungan penting untuk dana darurat, tapi inflasi bisa menggerus nilainya. Menyimpan seluruh surplus di rekening bank membuat peluang tumbuhnya aset hilang.
Menginvestasikan sebagian ke saham, properti, atau bisnis kecil bisa membantu meningkatkan kekayaan secara signifikan.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan dengan Kepala Dingin agar Hidup Lebih Tenang
5. Konsumsi lebih diutamakan daripada kepemilikan
Belanja barang-barang gaya hidup memang menyenangkan sesaat, tapi tidak menambah nilai jangka panjang. Fokus pada kepemilikan aset membuka kesempatan untuk penghasilan berkelanjutan dan kebebasan finansial.
6. Pendapatan masih bergantung jam kerja
Menukar waktu dengan uang membatasi potensi penghasilan karena jam kerja terbatas. Pendapatan non-linier dari bisnis, saham, atau sistem otomatis bisa memberikan hasil lebih besar tanpa harus bekerja lebih lama.
7. Terlalu takut risiko
Berhati-hati memang penting, tapi menghindari semua risiko membuat kekayaan stagnan. Risiko yang diperhitungkan justru bisa membuka peluang pertumbuhan besar.
Kuncinya adalah memahami potensi untung dan rugi sebelum mengambil keputusan.
8. Kurang paham leverage
Leverage bisa jadi teman untuk mempercepat pertumbuhan aset, tapi jika dipakai untuk konsumsi justru jadi beban. Literasi finansial membantu menilai kapan pinjaman bisa menguntungkan dan kapan terlalu berisiko.
Baca Juga: 5 Tanda Keuangan Anda Sudah Siap untuk Pensiun Nyaman dan Lebih Tenang
9. Menyerahkan semua keputusan ke pihak lain
Mengandalkan penasihat sepenuhnya tanpa pemahaman sendiri sering menghasilkan keputusan rata-rata. Dengan literasi finansial, kita bisa menilai saran secara kritis dan mengambil keputusan yang lebih tepat.
10. Terjebak kepuasan jangka pendek
Mementingkan kenyamanan saat ini membuat aset tidak berkembang. Menunda kepuasan demi pilihan yang lebih luas di masa depan membantu kebebasan finansial lebih cepat tercapai.
Kelas menengah tidak terjebak karena kurangnya peluang, tapi karena pola keuangan yang tidak disadari. Mengubah fokus dari konsumsi ke kepemilikan aset, memahami leverage, dan berani mengambil risiko terukur adalah kunci membangun kekayaan.
Melalui perubahan kebiasaan kecil tapi konsisten, kebebasan finansial bisa dicapai tanpa harus menunggu kenaikan gaji besar. Transformasi finansial dimulai dari perilaku sehari-hari, bukan sekadar angka di rekening.
Selanjutnya: Rumor Transfer Real Madrid: Jacobo Ramon dan Kees Smit Masuk Radar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News