MOMSMONEY.ID - Wacana redenominasi rupiah telah mencuri perhatian publik belakangan ini. Langkah tersebut menjadi upaya pemerintah untuk menyederhanakan jumlah digit pada nominal mata uang.
Hal ini tidak sesederhana yang dibayangkan. Bahkan, masyarakat masih banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu redenominasi. Apakah itu berarti memotong nilai uang atau sekadar menyesuaikan tampilan rupiah agar lebih efisien?
Baca Juga: Cara Mengatasi Overspending agar Keuangan Tetap Aman dan Hidup Lebih Tenang
Selain itu, bagaimana dampak bagi masyarakat jika redenominasi ini benar-benar terjadi. Wacana seperti ini bukanlah hal yang baru. Namun kembali mencuat semenjak Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait kebijakan redenominasi atau pemangkasan tiga digit nol di rupiah.
Menkeu Purbaya mengatakan bahwa kebijakan tersebut sepenuhnya ada di tangan Bank Indonesia selaku otoritas moneter.
Baca Juga: Disebut Kartu Kredit Sultan, Apa sih Black Card Itu? Intip Jawabannya di Sini
Apa itu redenominasi?
Dikutip dari djpb.kemenkeu.go.id, redenominasi adalah proses penyederhanaan nilai mata uang dengan cara menghilangkan beberapa nol dari nominal uang tanpa mengubah nilai riil atau daya belinya.
Hal tersebut berdasar pada Peraturan Keuangan Nomor 70 tahun 2025 yang ditandatangani oleh Purbaya Yudhi Sadewa selaku Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Misalnya saja, jika sebelum redenominasi Rp 1.000 sama dengan harga sepotong roti, maka setelah dilakukan redenominasi, maka harga roti menjadi Rp 1. Tapi, daya belinya tetap sama.
Baca Juga: Panduan Literasi Keuangan Keluarga Sejahtera dan Bebas dari Rasa Cemas
Melalui adanya redenominasi inilah, terdapat urgensi tersendiri yang hendak dicapai. Di antaranya adalah berikut:
- Tercapainya efisiensi perekonomian dengan meningkatnya daya asing nasional.
- Terjaga kesinambungan perkembangan perekonomian nasional.
- Terjaganya nilai rupiah yang stabil sebagai wujud terpeliharanya daya beli masyarakat.
- Meningkatnya kredibilitas rupiah.
Baca Juga: Rahasia Bangun Kekayaan yang Terlupakan: Perencanaan Adalah Kunci Finansial
Peran redenominasi
Dalam sebuah jurnal berjudul The Impact of Redenomination in Indonesia from Indonesian Citizens Perspective oleh Johan Lianto dan Ronald Suryaputra, ada dua peran yang dimiliki oleh redenominasi.
Pertama, redenominasi bisa digunakan di akhir masa stabilisasi. Hal ini untuk memberikan sinyal pada masyarakat dan pasar bahwa masa inflasi tinggi telah berakhir.
Melalui peran inilah, redenominasi hanya sebagai peristiwa simbolis. Yakni simbol proses reformasi dan bukan alat untuk menghentikan tingginya laju inflasi.
Baca Juga: 10 Uang Kuno Indonesia Jika Dijual Harganya Mahal, Apakah Anda Punya?
Kedua, redenominasi digunakan sebagai bagian dari proses stabilisasi. Yakni upaya untuk mengubah ekspektasi inflasi masyarakat.
Menurut Marques dan Dehaene, ada dua proses yang terjadi jika negara beradaptasi dengan mata uang baru. Pertama adalah mengonversi semua harga dari mata uang lama ke nilai mata uang baru bersamaan atau disebut re-scaling.
Kemudian, mempelajari kembali harga baru dari barang-barang konsumsi secara satu per satu atau disebut re-learning.
Selanjutnya: Bank of Japan Targetkan Inflasi Moderat, Didorong Kenaikan Upah dan Perbaikan Ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News