MOMSMONEY.ID - Cek yuk, bagaimana sisi kewajiban finansial yang sering diabaikan justru bisa jadi kunci utama membangun kekayaan jangka panjang.
Dalam dunia keuangan pribadi, banyak orang berfokus hanya pada peningkatan aset, mulai dari investasi, tabungan, hingga kepemilikan properti.
Padahal, melansir dari Forbes, strategi membangun kekayaan yang berkelanjutan seharusnya tidak hanya menumbuhkan aset, tetapi juga mengelola kewajiban dengan bijak.
Keseimbangan antara keduanya menjadi fondasi penting agar rencana finansial tidak mudah goyah di tengah perubahan ekonomi.
Baca Juga: Terjebak Riba? Ini Langkah Lepas dari Jeratnya dan Kembali ke Keuangan yang Berkah
Mengapa kewajiban itu penting
Penasihat keuangan kerap memandang kewajiban sebagai sisi “gelap” keuangan, padahal sebenarnya ia adalah alat yang dapat dikendalikan dan dioptimalkan.
Menurut Leo Anzoleaga, spesialis perencanaan hipotek bersertifikat dan anggota Dewan Keuangan Forbes, utang seperti hipotek, pinjaman bisnis, hingga cicilan pendidikan perlu dikelola secara strategis agar tidak menggerus potensi pertumbuhan aset.
“Ketika kewajiban diabaikan, portofolio bisa melemah meski aset terus bertambah,” ujar Anzoleaga.
Utang rumah, misalnya, dapat mencapai hingga 70% dari total kewajiban rumah tangga. Tanpa pengelolaan yang tepat, keluarga bisa terjebak dalam pembayaran bunga tinggi atau kehilangan fleksibilitas finansial.
Maka dari itu, memahami struktur utang menjadi bagian penting dalam menciptakan stabilitas jangka panjang.
Dampak mengabaikan kewajiban bagi penasihat dan individu
Mengabaikan sisi kewajiban bukan hanya berisiko bagi klien, tetapi juga bagi para penasihat keuangan. Struktur utang yang buruk bisa menggerus likuiditas, membatasi peluang investasi, dan bahkan menimbulkan tekanan arus kas.
Dalam kasus ekstrem, hal ini dapat berujung pada kebangkrutan atau penurunan kepercayaan terhadap penasihat.
Kepercayaan adalah aset terbesar dalam profesi keuangan. Ketika penasihat tidak memperhitungkan kewajiban secara holistik, klien akan kehilangan rasa aman dan enggan melanjutkan kerja sama.
Oleh karena itu, pengelolaan liabilitas bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang menjaga hubungan profesional yang berlandaskan kredibilitas.
Baca Juga: 5 Strategi Orang Kaya yang Bisa Ditiru untuk Melipatgandakan Kekayaan dari Nol
Strategi mengintegrasikan kewajiban dalam perencanaan keuangan
1. Tinjauan neraca secara holistik
Lakukan peninjauan terhadap seluruh aspek keuangan, bukan hanya aset investasi. Catat seluruh utang baik hipotek, pinjaman bisnis, maupun pinjaman pendidikan dan untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap pajak, arus kas, dan toleransi risiko.
2. Optimalkan utang untuk pertumbuhan jangka panjang
Utang yang dikelola dengan baik bisa menjadi alat pengungkit finansial. Refinancing di waktu yang tepat, konsolidasi pinjaman berbunga tinggi, atau mengalihkan sebagian utang ke aset produktif dapat mempercepat penciptaan kekayaan.
3. Lakukan pemantauan berkelanjutan
Perencanaan kewajiban bukan pekerjaan sekali jadi. Penasihat dan individu perlu meninjau ulang setiap perubahan bunga, kondisi pasar, atau perubahan tujuan keuangan agar strategi tetap relevan dan adaptif.
Dengan pemantauan aktif, risiko finansial dapat ditekan sebelum menjadi masalah besar.
Keunggulan kompetitif bagi penasihat dan pelaku keuangan
Dalam era yang kompetitif, penasihat keuangan yang memahami keseimbangan antara aset dan kewajiban akan unggul di mata klien.
Pendekatan ini tidak hanya memperkuat kepercayaan, tetapi juga membantu mempertahankan aset kelolaan dalam jangka panjang.
Selain itu, strategi kewajiban yang tepat dapat memperdalam hubungan dengan klien karena mencerminkan pemahaman menyeluruh terhadap kondisi finansial mereka.
Perencanaan semacam ini memperkuat reputasi penasihat sebagai mitra strategis yang visioner dan dapat diandalkan.
Merencanakan kewajiban bukanlah tanda kelemahan finansial, melainkan langkah cerdas untuk menciptakan kestabilan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan memahami dan mengintegrasikan sisi kewajiban secara menyeluruh, baik individu maupun penasihat keuangan dapat menjaga keseimbangan antara risiko dan peluang.
Inilah langkah nyata menuju kekayaan yang tidak hanya tumbuh, tetapi juga bertahan di segala kondisi ekonomi.
Selanjutnya: 10 Cara Menjaga Pengeluaran Liburan Tetap Hemat Tanpa Kehilangan Momen Bahagia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News