InvesYuk

Rupiah Melemah Tipis di Rp 16.294 per dollar, Pasar Tunggu Sinyal dari Rapat Fed

Rupiah Melemah Tipis di Rp 16.294 per dollar, Pasar Tunggu Sinyal dari Rapat Fed

MOMSMONEY.ID - Mata uang rupiah masih melemah tipis terhadap dollar AS hingga sore ini. Mengutip Bloomberg, Rabu (12/6), kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 3,50 poin atau 0,02% dibandingkan kemarin menjadi Rp 16.294,5 per dollar AS.

Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar forex dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, di eksternal, indeks dollar stabil di dekat level tertinggi satu bulan, setelah rebound dalam beberapa sesi terakhir. Pelaku pasar mengantisipasi isyarat dari hasil pertemuan pejabat Federal Reserved (FOMC Meeting) yang berakhir Rabu waktu setempat. 

Diperkirakan, bank sentral AS tidak akan mengubah suku bunganya. "Namun, setiap sinyal mengenai keputusan suku bunga di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama di tengah maraknya spekulasi mengenai potensi penurunan suku bunga pada bulan September," kata Ibrahim. 

Para pedagang juga mewaspadai kemungkinan sikap hawkish dari The Fed, di tengah tingginya inflasi dan kuatnya pasar tenaga kerja. 

Sebelum pertemuan Fed, data indeks harga konsumen akan dirilis pada hari ini, yang diperkirakan menunjukkan inflasi bulan Mei tetap stabil. Tren seperti ini memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama. 

Di sisi lain, data inflasi China yang beragam juga menimbulkan beberapa kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi di negara tersebut.  

Baca Juga: Rupiah Spot Masih Loyo di Rp 16.291 per dollar, Intip Prediksi Besok!

Sedangkan, di internal, sentimen pasar relatif stabil. Para ekonom merespons baik pernyataan Bank Dunia yang kembali menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini, karena ekspansi AS yang kuat. Namun, juga memperingatkan bahwa perubahan iklim, perang dan utang yang tinggi akan merugikan negara-negara miskin yang menjadi tempat tinggal sebagian besar penduduk dunia.

Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,6% dari perkiraan sebelumnya 2,4%. Proyeksi naiknya pertumbuhan ekonomi global akan berdampak positif terhadap perekonomian Asia tenggara, terutama Indonesia yang digadang-gadang dapat mencapai pertumbuhan ekonomi tahunan sekitar 5,11%.  

Adapun tingkat inflasi global diperkirakan akan turun menjadi 3,5% pada tahun ini dan 2,9% pada 2025. Cuma, penurunan ini lebih lambat dari yang diproyeksikan pada Januari lalu. Hal ini menandakan bahwa banyak bank sentral akan tetap berhati-hati dalam memangkas suku bunga.

Ibrahim memperediksi, besok, Kamis (13/6), nilai tukar rupiah fluktuatif, namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp 16.250-Rp 16.320 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News