MOMSMONEY.ID - Dengan maraknya penipuan yang berkedok investasi online, OVO sebagai platform pembayaran digital dan layanan finansial berkolaborasi dengan Bareksa untuk melakukan edukasi kepada masyarakat dan menyerukan kepada konsumen agar bijak dan menerapkan kehati-hatian tingkat tinggi dalam memilih produk investasi.
Presiden Direktur OVO & Co-Founder/CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan, pihaknya ingin mendorong masyarakat agar memahami pentingnya investasi termasuk cara memilih produk dan layanan keuangan yang aman dan patuh terhadap regulasi, serta perizinan yang telah ditetapkan pemerintah.
OVO juga menekankan bahwa pihaknya tidak mendukung segala kegiatan transaksi yang dilakukan platform tanpa izin dan legalitas resmi. Untuk itu, seluruh kerjasama OVO dengan mitra dilakukan melalui uji kelayakan dari berbagai aspek termasuk aspek legal yang utama.
Baca Juga: Simak Berbagai Tips Investasi ala Sandiaga Uno
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) 1 , di Indonesia, jumlah investor pasar modal telah mencapai hampir 8,1 juta investor per akhir Februari 2022, dengan mayoritas generasi milenial yang hanya mengutamakan hasil return cepat yang ditawarkan tanpa memperhatikan potensi risiko yang akan dihadapi.
Menyikapi situasi tersebut, baru-baru ini OVO berkolaborasi dengan Bareksa menghadirkan OVO | Invest sebagai wujud nyata membuka akses layanan keuangan bagi masyarakat. OVO | Invest adalah terobosan keuangan digital pertama di Indonesia yang menciptakan sinergi antara e-money dan e-investment yang telah menerima izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Menurut Karaniya, layanan ini menggarisbawahi komitmen OVO untuk memberikan akses yang terjangkau, terpercaya, dan nyaman bagi masyarakat dalam mengelola investasi
Hal itu, terutama bagi para investor pemula yang ingin memulai berinvestasi. "Dengan modal terjangkau mulai dari Rp 10.000, masyarakat sudah dapat berinvestasi, dan kami menyediakan fitur pencairan instan menjadi OVO Cash, yang semakin mempermudah para investor,” tambah Karaniya.
Baca Juga: Ingin Proteksi Diri, Simak Tawaran Produk Perlindungan dari Permata dan Astra
Ketua Satgas Waspada Investasi, Tongam L. Tobing menyampaikan, peran serta industri dalam edukasi masyarakat diperlukan agar masyarakat tidak terjebak dalam investasi ilegal. Beliau mengungkapkan,
Terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan masyarakat terjerat dalam investasi bodong. Faktor pertama, sifat alami manusia yang ingin cepat kaya dan biasanya mudah tertipu dengan gaya hidup yang dipamerkan di platform media sosial atas hasil investasi.
Faktor kedua, banyak masyarakat yang sudah mengetahui risiko dan kerugian tapi masih tetap nekat untuk berinvestasi ilegal dengan pikiran untuk meraih keuntungan daripada tidak sama sekali.
Terakhir, faktor yang ketiga dimana masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat atas investasi dan perkembangan teknologi digital yang masif telah memberikan peluang bagi para investasi bodong.
Baca Juga: Bank Permata Luncurkan AirAsia Cards, Ada Banyak Reward Untuk Nasabah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News