MOMSMONEY.ID - Seiring perkembangan teknologi, penggunaan gadget, laptop hingga televisi adalah hal lumrah bagi anak-anak. Tak sedikit juga orang tua yang sering melihat anaknya duduk terlalu dekat dengan televisi, menyipitkan mata saat membaca, atau mengeluh mata cepat lelah. Tanda-tanda ini bisa jadi sinyal awal adanya mata minus (rabun jauh) pada anak.
Tahukah mom, mata minus terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata tidak jatuh tepat pada retina, melainkan di depannya. Akibatnya, benda yang jauh terlihat buram. Pada anak, kondisi ini sering dipicu oleh kebiasaan terlalu lama menatap layar, kurangnya aktivitas di luar ruangan, atau faktor keturunan.
Menurut dr. Artha Latief, Sp.M, Dokter Spesialis Mata di Bethsaida Hospital Gading Serpong mata minus pada anak sering kali tidak disadari orang tua. Padahal, bila tidak segera diperiksa, mata minus bisa bertambah dan tidak disadari.
"Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak. Pemeriksaan mata rutin sejak dini sangat penting agar dapat dilakukan penanganan yang tepat," ujar dr. Artha dalam keterangan resminya, Jumat (3/10).
Untuk mengetahui si kecil mengalami mata minus, orang tua perlu lebih jeli memperhatikan gejala seperti berikut
● Anak sering menyipitkan mata saat melihat jauh.
● Anak sering tampak mengedip-ngedipkan mata terutama sewaktu menggunakan gadget dan atau sedang menonton televisi.
● Sering duduk terlalu dekat dengan layar atau papan tulis.
● Mengeluh sakit kepala atau mata cepat lelah.
● Kesulitan melihat jelas dari jarak jauh.
Baca Juga: Ini Kiat Atasi Mata Minus Pada Anak
Mata minus bukan hanya masalah penglihatan, tapi juga dapat berdampak pada prestasi sekolah dan kualitas hidup anak. Jika tidak ditangani, minus bisa terus bertambah bahkan menimbulkan risiko komplikasi serius di kemudian hari.
“Penanganan yang diberikan dokter mata tidak hanya sebatas kacamata. Ada berbagai metode lain, seperti lensa khusus atau terapi tertentu, yang dapat membantu mengendalikan progresivitas minus pada anak,” tambah dr. Artha.
Jika anak anda menunjukkan gejala-gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis mata. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan tingkat keparahan dan memberikan solusi terbaik. Penanganannya bisa berupa
● Penggunaan kacamata yang disesuaikan dengan kondisi mata anak.
● Terapi obat tetes midriatika Atropine digunakan untuk mengendalikan laju pertambahan minus pada kasus tertentu.
Selain pemeriksaan rutin, orang tua juga perlu membantu anak menjaga kesehatan mata dengan
● Batasi waktu layar dan penggunaan gawai: Terapkan aturan screen time untuk mengurangi paparan layar dan gawai.
● Ajarkan bermain di luar ruangan: Aktivitas outdoor telah terbukti sebagai salah satu cara untuk menghambat laju pertumbuhan mata minus.
● Ciptakan pencahayaan yang baik: Pastikan saat membaca atau belajar, pencahayaan cukup agar mata tidak cepat lelah.
● Nyalakan mode malam hari atau mode filter sinar biru: Sudah menjadi fitur pelengkap pada komputer, gawai, dan telepon genggam di bagian pengaturan, gunakan pada saat malam hari terutama mendekati jam tidur
● Hindari tidur dengan lampu kamar menyala: Pada beberapa penelitian terbukti berperan terhadap laju pertambahan mata minus anak.
Sekedar informasi saja, Bethsaida Hospital Gading Serpong menyediakan klinik mata yang dilengkapi dengan dokter spesialis berpengalaman untuk menangani berbagai masalah mata, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
"Kesehatan mata adalah bagian penting dari kualitas hidup. Kami siap membantu Anda menjaga kesehatan mata, dari pencegahan hingga penanganan kondisi mata yang lebih beragam,” tutur dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.
Baca Juga: Waspadai Tanda-Tanda Kelainan Mata Pada Anak
Selanjutnya: Top 10 Pemain Tertua dalam Skuad Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News