MOMSMONEY.ID - Simak penjelasan tentang tantiem perusahaan, mulai dari cara menentukan penerima hingga contoh perhitungan yang mudah dipahami.
Tantiem sering terdengar sebagai bonus besar yang hanya dinikmati segelintir orang di perusahaan. Padahal, di balik pembagiannya ada proses panjang yang berkaitan dengan kinerja, tanggung jawab, dan keputusan pemegang saham.
Jika tidak dikelola dengan transparan, tantiem justru bisa menimbulkan kecemburuan hingga konflik internal. Karena itu, perusahaan perlu memahami cara menentukan penerima tantiem secara adil dan masuk akal.
“Pemberian tantiem merupakan bentuk penghargaan atas tanggung jawab dan kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan,” mengutip dari laman OCBC.
Baca Juga: 10 Kebiasaan Finansial yang Tanpa Disadari Menghambat Kemapanan Hidup
Apa itu tantiem dan mengapa penting?
Tantiem adalah bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pihak tertentu, biasanya jajaran direksi, komisaris, atau manajemen strategis.
Pembagian ini tidak bersifat rutin seperti gaji bulanan dan hanya dilakukan jika perusahaan benar-benar mencatatkan laba.
Dalam praktik bisnis, tantiem berfungsi sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan manajemen dalam mencapai target keuangan dan menjaga keberlangsungan usaha.
Saat perusahaan untung, tantiem menjadi simbol bahwa strategi yang dijalankan berjalan dengan baik. Sebaliknya, ketika perusahaan merugi, tantiem bisa ditunda atau bahkan tidak dibagikan sama sekali.
Dasar utama menentukan penerima tantiem
Menentukan siapa yang berhak menerima tantiem tidak bisa dilakukan secara asal. Perusahaan perlu menggunakan pendekatan yang objektif agar keputusan tersebut bisa diterima semua pihak.
Prinsip utamanya adalah keadilan, transparansi, dan akuntabilitas. Artinya, setiap penerima harus bisa dijelaskan alasan kelayakannya berdasarkan data dan kinerja, bukan karena kedekatan atau jabatan semata.
Peran jabatan strategis dalam pembagian tantiem
Umumnya, penerima tantiem berasal dari posisi strategis seperti direksi dan komisaris. Mereka dianggap memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah kebijakan, strategi bisnis, dan hasil keuangan perusahaan.
Namun, pada perusahaan tertentu, manajemen senior atau kepala divisi juga bisa menjadi penerima tantiem jika perannya terbukti berdampak langsung terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tantiem tidak selalu terbatas pada jabatan tertinggi saja.
Baca Juga: 5 Strategi Elegan Menagih Utang yang Lama Tak Dibayar tanpa Bikin Masalah Baru
Kontribusi nyata sebagai penentu utama
Kontribusi menjadi salah satu faktor paling penting dalam pembagian tantiem. Yang dinilai bukan hanya posisi, tetapi sejauh mana seseorang berkontribusi terhadap pencapaian target perusahaan.
Contohnya, manajemen yang berhasil meningkatkan penjualan, menekan biaya operasional, atau menyukseskan proyek besar biasanya memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan tantiem. Pendekatan ini membuat pembagian keuntungan terasa lebih adil dan logis.
Penilaian kinerja yang terukur dan transparan
Agar pembagian tantiem tidak menimbulkan perdebatan, perusahaan biasanya menggunakan sistem penilaian kinerja seperti Key Performance Indicator atau KPI. Melalui sistem ini, kinerja setiap individu dapat diukur secara objektif.
Penilaian berbasis data membantu perusahaan mengambil keputusan yang lebih profesional dan mengurangi potensi konflik di internal organisasi.
Peran rapat umum pemegang saham
Meski evaluasi dilakukan oleh manajemen dan dewan komisaris, keputusan akhir tetap berada di tangan Rapat Umum Pemegang Saham.
Forum ini menjadi tempat pemegang saham menilai kinerja direksi dan komisaris selama satu periode.
Dengan adanya persetujuan pemegang saham, pembagian tantiem menjadi lebih transparan dan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan.
Baca Juga: Kehabisan Gaji Pasca PHK? Ini Solusi Finansial tanpa Stres dan Tetap Stabil
Pentingnya etika dan rasa keadilan
Selain kinerja dan jabatan, aspek etika juga tidak boleh diabaikan. Penerima tantiem harus memiliki rekam jejak yang baik dan tidak terlibat pelanggaran atau konflik kepentingan.
Pendekatan ini penting agar tantiem tidak hanya mencerminkan keberhasilan finansial, tetapi juga integritas dalam menjalankan tanggung jawab perusahaan.
Contoh simulasi perhitungan tantiem
Sebagai gambaran sederhana, sebuah perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp5.000.000.000 dalam satu tahun. Melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, disepakati bahwa 10% dari laba bersih dibagikan sebagai tantiem, sehingga total dana yang dialokasikan mencapai Rp500.000.000.
Dana tersebut kemudian dibagi sesuai tanggung jawab masing-masing jabatan. Direktur utama memperoleh porsi terbesar karena memegang kendali utama perusahaan, disusul direktur keuangan, direktur operasional, dan komisaris utama.
Pembagian ini menunjukkan bahwa besaran tantiem sangat bergantung pada peran dan beban tanggung jawab. Tantiem bukan sekadar bonus, melainkan cerminan cara perusahaan menghargai kinerja dan tanggung jawab manajemennya.
Dengan penilaian yang objektif, keputusan pemegang saham, serta prinsip keadilan, tantiem dapat menjadi alat motivasi yang sehat dan berkelanjutan.
Bagi masyarakat yang ingin memahami dunia bisnis lebih dalam, memahami mekanisme tantiem menjadi bagian penting dari literasi keuangan dan tata kelola perusahaan.
Selanjutnya: Rating Drakor Dynamite Kiss Episode 13, Sedikit Menurun Jelang Tamat Hari Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News