MOMSMONEY.ID - Kurs rupiah di pasar spot melanjutkan pelemahan terhadap dollar AS. Mata uang berlambang Garuda terdepresiasi untuk hari ketiga perdagangan sejak Kamis lalu.
Mengutip Bloomberg, Senin (22/7), kurs rupiah spot melemah 29 poin atau 0,18% menjadi Rp 16.220 per dollar AS.
Menurut Ibrahim Assuaibi, analis pasar komoditas dan Direktur Laba Forexindo Berjangka, rupiah melemah di tengah penguatan indeks dollar. Di eksternal, Presiden Joe Biden mengatakan tidak akan lagi mencalonkan diri untuk dipilih kembali. Biden mendukung Wakil Presiden Kamala Harris, yang kini kemungkinan akan berhadapan dengan kandidat terdepan dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan presiden.
Langkah Biden meningkatkan ketidakpastian mengenai pemilihan presiden mendatang, yang pada gilirannya memperburuk sentimen terhadap pasar. Ditambah dengan kekhawatiran bahwa potensi kepresidenan Trump juga dapat menyebabkan lebih banyak konflik dengan China, sehingga membebani mata uang regional Asia.
Trump terlihat unggul dalam jajak pendapat dibandingkan Biden dan Harris, menurut data CBS pekan lalu. Para analis memperkirakan kepresidenan Trump berpotensi menghasilkan inflasi yang lebih tinggi, terutama jika dia melanjutkan dengan pembatasan perdagangan yang lebih ketat dan tarif impor yang lebih tinggi terhadap Tiongkok.
Namun, Harris kini diperkirakan memberikan tantangan yang lebih besar kepada Trump, terutama karena laporan menunjukkan semua ketua Partai Demokrat di negara bagian tersebut mendukung Harris. Penggalangan dana Partai Demokrat juga mencapai US$ 50 juta setelah Biden mendukung Harris.
Baca Juga: Harga Emas Antam Tak Bergerak Hari Ini 22 Juli
Sedangkan, di internal, sentimen cenderung negatif. Pasar terus memantau nasib Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 milik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming yang berada dalam dilema. Di satu isi, pasangan tersebut harus merealisasikan janji politik kepada masyarakat. Di sisi lain, anggaran terbatas akibat menggunungnya warisan utang Presiden Joko Widodo.
Belanja yang semakin jor-joran, mulai dari makan siang gratis atau makan bergizi gratis (MBG) yang direncanakan pada tahun depan senilai Rp 71 triliun, kenaikan gaji PNS, food estate, Ibu Kota Nusantara (IKN), serta program-program prioritas lainnya membutuhkan dana jumbo.
Selain juga, sinyal kenaikan gaji bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun depan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dalamnya. Penyesuaian gaji ASN pada tahun depan mengacu pada kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025.
Otomatis, sinyal tersebut jika benar terealisasikan, akan berujung pada semakin bertambahnya porsi belanja pegawai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Melihat kenaikan gaji PNS pada tahun ini saja yang sebesar 8% dan untuk pensiunan PNS sebesar 12% saja, sepanjang semester I 2024 telah mencatatkan kenaikan belanja pegawai hingga 15,4% year-on-year (yoy). Nilainya bertambah Rp 20,6 triliun dari tahun lalu Rp 134,2 triliun menjadi Rp 154,8 triliun.
Baca Juga: Begini Cara Mendapat Layanan Vaksin Meningitis dan Masa Berlakunya
Belanja tersebut akan otomatis menambah beban belanja pemerintah pusat dan tidak menjadi masalah apabila pemerintah mengimbanginya dengan belanja modal yang lebih tinggi dari belanja pegawai, karena akan lebih berdampak terhadap ekonomi.
Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan besok, Selasa (23/7), mata uang rupiah masih rawan ditutup melemah di rentang Rp 16.210-Rp 16.260 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News