MOMSMONEY.ID - Kecerdasan buatan atau AI kini tidak lagi sebatas teknologi masa depan, ia telah menjadi bagian dari infrastruktur penting dunia, seperti air dan listrik.
Di tahun 2025 ini, CEO NVIDIA Jensen Huang kembali menjadi sorotan setelah melakukan lawatan ke Washington, DC dan Beijing, mempromosikan pengembangan AI secara global dengan pendekatan kolaboratif dan berkelanjutan.
Dikutip dari laman NVIDIA, Jensen Huang mengatakan "Model riset dan pondasi sumber terbuka ini bersifat umum dan merupakan tulang punggung inovasi dari AI," ujarnya.
Perjalanan ini tidak hanya menunjukkan kepiawaian teknologi, tetapi juga menegaskan posisi strategis NVIDIA dalam mendorong masa depan AI yang inklusif, aman, dan terjangkau, termasuk bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Baca Juga: Ini Pekerjaan yang Aman dari Gempuran AI di Tahun 2025 Menurut Bapak AI
Jensen Huang dan komitmen global terhadap pengembangan AI
Melansir dari NVIDIA di Washington, DC, Jensen Huang menyampaikan dukungan kuat NVIDIA terhadap upaya pemerintah Amerika Serikat dalam menciptakan lapangan kerja dan memperkuat infrastruktur kecerdasan buatan domestik.
Dalam pertemuan dengan Presiden Trump dan para pembuat kebijakan, Huang menekankan pentingnya dominasi Amerika di bidang AI, sembari mendukung pertumbuhan manufaktur dalam negeri.
Sementara itu, di Beijing, ia bertemu dengan para pejabat pemerintah dan pelaku industri Tiongkok. Fokusnya, bagaimana AI bisa mendorong produktivitas dan memperluas peluang bisnis.
Menariknya, meskipun hubungan teknologi antara kedua negara kerap tegang, NVIDIA tetap berkomitmen menghadirkan solusi GPU yang sesuai regulasi untuk pasar Tiongkok.
Termasuk di antaranya melanjutkan penjualan NVIDIA H20 dan memperkenalkan GPU RTX PRO baru yang dirancang khusus untuk pabrik pintar dan sistem logistik canggih.
AI sebagai sumber daya penting seperti air dan listrik
Salah satu pesan utama yang disampaikan oleh Jensen Huang adalah pergeseran peran AI yang kini dianggap sebagai sumber daya fundamental layaknya air, listrik, atau internet. Dalam forum-forum internasional yang ia hadiri, Huang menegaskan pentingnya AI yang demokratis dan inklusif.
Menurutnya, riset sumber terbuka dan model dasar (foundation model) akan menjadi tulang punggung pengembangan AI di masa depan.
Tujuannya adalah agar teknologi ini tidak hanya dimonopoli negara maju, tetapi bisa dinikmati oleh semua negara, termasuk kawasan Asia, Eropa, dan Amerika Latin.
Baca Juga: Kekhawatiran Kehilangan Pekerjaan Karena AI Meningkat Tajam di Tahun 2025
GPU terbaru NVIDIA dan strategi teknologi untuk pasar global
Sebagai bagian dari strategi jangka panjangnya, NVIDIA kini bersiap merilis GPU RTX PRO yang diklaim “ideal” untuk aplikasi digital twin di sektor industri.
GPU ini dirancang agar sepenuhnya kompatibel dengan peraturan ekspor, menjadikannya solusi praktis bagi negara-negara dengan regulasi ketat terhadap perangkat keras berteknologi tinggi.
Langkah ini menunjukkan bagaimana NVIDIA tidak hanya fokus pada kecanggihan teknologi, tetapi juga kepatuhan hukum dan diplomasi dagang.
Harga GPU canggih seperti RTX PRO ini berada di kisaran puluhan juta rupiah, tetapi fungsinya bisa menghemat biaya operasional industri dalam jangka panjang hingga miliaran rupiah.
Dampak AI terhadap ekonomi dan masyarakat global
Pendorong utama lawatan Jensen Huang adalah keinginannya melihat AI berdampak positif secara luas. Di negara-negara berkembang, AI berpotensi mempercepat pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, logistik, hingga reformasi birokrasi.
AI yang tepat guna bisa mengoptimalkan layanan publik dan membantu mengatasi berbagai tantangan sosial secara lebih efisien.
Sebagai contoh, di Indonesia, berbagai startup dan institusi kini mulai memanfaatkan platform berbasis NVIDIA untuk membuat layanan pintar berbahasa Indonesia, seperti chatbot pelayanan publik dan sistem deteksi dini kesehatan berbasis AI.
Ini membuktikan bahwa AI bukan hanya untuk perusahaan besar, tetapi juga bisa diadaptasi secara lokal untuk kebutuhan masyarakat luas.
Baca Juga: Kecerdasan Buatan AI Mengubah Kampus? Ini Dampaknya bagi Mahasiswa
Masa depan AI dan peran strategis NVIDIA di dunia
Di tahun 2025 ini, langkah strategis Jensen Huang dan NVIDIA membuktikan bahwa AI bukan hanya soal teknologi canggih, tetapi juga tentang kepercayaan, kolaborasi, dan akses yang adil.
Komitmen NVIDIA untuk mendorong AI yang terbuka, aman, dan bermanfaat secara sosial menjadi bukti bahwa kecerdasan buatan kini adalah kebutuhan dasar di era digital.
Dengan terus mengembangkan GPU inovatif dan membangun ekosistem AI yang inklusif di berbagai belahan dunia, NVIDIA menegaskan posisinya sebagai pemain kunci dalam masa depan teknologi global.
Untuk Moms yang mengikuti perkembangan teknologi, kini saatnya menyadari bahwa AI bukan lagi isu teknis semata, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari yang patut dipahami dan disambut dengan bijak.
Selanjutnya: Reli IHSG Diprediksi Berlanjut, Intip Rekomendasi Saham untuk Kamis (17/7)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News