MOMSMONEY.ID - Bullying bisa bersifat fisik, verbal, atau psikologis. Simak penyebab seseorang melakukan bullying dan tips mencegah perundungan berikut ini.
Kasus bullying belakangan marak terjadi di dunia pendidikan. Terakhir, mahasiswa Universitas Udayana (Unud) Timothy Anugerah Saputra melompat dari lantai empat gedung FISIP Unud, diduga menjadi korban perundungan hingga memicunya untuk bunuh diri.
Perundungan atau bullying menjadi sebuah permasalahan serius yang memberikan dampak berbahaya pada kondisi fisik dan mental korban. Kasus seperti ini tidak hanya berada di lingkungan pendidikan saja, tetapi juga kerap terjadi di lingkungan kerja.
Baca Juga: Cegah Depresi Akibat Bully, Ajari 5 Cara Anak Lawan Bullying di Sekolah Sekarang
Dikutip dari anti-bullyingalliance.org.uk, bullying adalah penyiksaan yang berulang dan disengaja terhadap seseorang atau kelompok oleh orang atau kelompok lain yang hubungannya melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan.
Perundungan bisa bersifat fisik, verbal, atau psikologis. Selain itu, perundungan dapat terjadi secara tatap muka maupun daring.
Lalu, apa yang membuat seseorang melakukan bullying?
Alasan melakukan bullying
Seseorang yang melakukan bullying umumnya memiliki alasan tertentu di balik perbuatannya tersebut. Dikutip dari www.verywellmind.com, ada beberapa faktor yang ditunjukkan oleh para pelaku bullying sebagai berikut:
- Merasa tidak berdaya
- Mengalami ketidakamanan diri
- Memiliki kebutuhan untuk mengendalikan orang lain
- Menikmati keuntungan yang mereka peroleh dari perilaku bullying.
Baca Juga: 7 Drakor Isu Bullying di Sekolah Penuh Kisah Pilu dan Perjuangan
Bahkan, ada beberapa orang yang melakukan bullying karena pernah menjadi korban sebelumnya dan menindas orang lain agar merasa dirinya lebih kuat. Meski begitu, apapun penyebabnya, bullying tetaplah memberi dampak buruk bagi korban maupun pelaku.
Sedangkan di dunia kerja, bullying tak selalu berupa kekerasan fisik. Bisa saja berupa perkataan, tindakan atau suatu kondisi yang membuat seseorang merasa tertekan, direndahkan atau terisolasi. Ketika kondisi ini terus berlanjut, maka dampaknya bisa sangat serius untuk kesehatan mental, performa kerja hingga rasa percaya diri.
Baca Juga: Bitch x Rich dan Daftar Drama Korea Bullying di Sekolah Terbaru Beragam Genre
Dampak bagi pelaku bullying
Dampak yang sangat terasa ketika terjadi bullying biasanya terjadi pada korban. Baik itu dampak fisik, mental hingga yang paling serius adalah bunuh diri. Meski begitu, pelaku bullying juga akan mendapatkan dampaknya karena perbuatan sendiri.
Bagi seorang pelaku bullying memiliki risiko yang tinggi dalam penyalahgunaan zat adiktif, putus sekolah, terlibat dalam perkelahian, terlibat aktivitas seksual dini hingga terjerat pidana.
Begitu juga dalam dunia kerja, para pelaku bullying tidak serta merta merasa dirinya paling kuat bahkan mampu memegang kendali atas suatu jabatan tertentu. Mereka juga akan mendapatkan dampak negatif dari perbuatannya sendiri.
Misalnya saja menurunnya produktivitas kerja, tingginya angka pergantian karyawan hingga adanya pengaduan resmi terkait perbuatan yang mereka lakukan.
Baca Juga: Bitch x Rich dan Daftar Drama Korea Bullying di Sekolah Terbaru Beragam Genre
Tips mencegah bullying
Dikutip dari www.unicef.org, berikut beberapa cara untuk mencegah bullying yang bisa diterapkan sejak dini:
1. Berikan edukasi tentang bullying
Edukasi tentang bullying perlu diberikan kepada anak sejak dini. Dimulai dari pengertian tentang apa itu bullying dan bentuk-bentuknya seperti apa. Dengan begitu, anak bisa mengenali perilaku tersebut ketika terjadi pada diri mereka atau orang lain.
2. Membiasakan bicara terbuka
Biasakan untuk berbicara dengan anak sejak dini, salah satunya tentang bullying. Ketika anak terbiasa, maka ia akan lebih nyaman untuk berbicara, bahkan ketika dirinya mengalami atau melihat secara langsung.
3. Menjadi teladan yang positif
Dalam perilaku bullying, umumnya ada tiga pihak yang terlibat, yakni korban, pelaku dan pengamat. Ketika anak Anda bukan korban dari bullying, maka bantu sang anak untuk menjadi seorang yang bersifat inklusif, menghormati dan berbuat baik kepada teman-temannya.
Jika anak Anda melihat langsung aksi bullying, maka dorong anak agar mendukung korban, menegur pelaku atau menolak perilaku yang salah.
Baca Juga: 5 Cara Agar Anak Fokus Belajar di Sekolah, Bantu Si Kecil Jadi Juara Kelas
4. Membangun kepercayaan diri
Penting untuk membangun kepercayaan diri pada anak. Caranya dengan mengikuti berbagai kegiatan positif, seperti kelas skill tertentu atau komunitas yang disukainya.
Hal ini akan membentuk rasa percaya diri pada anak dan menjadikan mereka memiliki lingkungan pertemanan yang positif.
5. Menjadi teladan bagi anak
Bagi orang tua hendaknya menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya maupun kepada orang dewasa sekalipun. Misalnya saja berani bersuara saat melihat ketidakadilan.
Dengan memberikan teladan, maka anak-anak akan belajar dan meniru nilai-nilai baik serta bisa menentukan sikap apa yang pantas untuk dibagikan.
6. Ikut serta dalam aktivitas online anak
Di zaman serba digital ini, anak-anak tak luput dari aktivitas digital. Namun, orang tua perlu ikut serta dalam aktivitas online sang anak. Mulai dari mengetahui platform yang digunakan hingga memberikan penjelasan terkait risiko yang terjadi.
Hal ini akan membuat Anda lebih terarah dan berhati-hati dalam beraktivitas di dunia online.
Jadi, seseorang yang melakukan bullying tidak terlepas dari suatu alasan. Biasanya didorong oleh perasaan tidak berdaya, ketidakamanan diri, ingin mengendalikan orang lain dan mendapatkan keuntungan dari perilakunya.
Selanjutnya: Sanae Takaichi Berpeluang Jadi PM Perempuan Pertama Jepang, Bursa Tokyo Melonjak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News