MOMSMONEY.ID - Gaji menjadi salah satu pertimbangan saat melamar ke sebuah pekerjaan. Berdasarkan studi JobStreet by Seek, 40% pencari kerja di Indonesia pun merasa penting mengetahui gaji sebelum melamar.
Nah, JobStreet by Seek pun baru saja meluncurkan laporan ekslusif "panduan gaji 2023". Dalam laporan tersebut, diberikan pandangan komprehensif tentang gaji pasar tenaga kerja Indonesia.
Laporan ini diambil berdasarkan data gaji dari iklan lowongan kerja yang dipasang oleh perusahaan di portal JobStreet Indonesia pada periode April 2022 hingga Maret 2023. Laporan gaji ini menganalisis dan melihat tren gaji untuk membantu perusahaan menyusun strategi agar dapat menawarkan gaji yang kompetitif.
Meski gaji adalah faktor penting, Sawitri, Country Marketing Manager Indonesia, JobStreet by SEEK menyebut bahwa gaji bukan satu-satunya faktor utama pencari kerja. Masih ada berbagai faktor lain yang dipertimbangkan, mulai dari cuti berbayar, asuransi, tunjangan dan manfaat lainnya.
"Perusahaan perlu mempersiapkan strategi rekrutmen yang tepat guna menarik talenta terbaik bagi usahanya, termasuk penawaran gaji yang transparan, serta kesesuaian dengan standar masing-masing industri dan spesialisasi. Kami harap dengan studi mengenai tren gaji di berbagai industri, peran, dan posisi, perusahaan akan lebih siap dalam menyusun strategi rekrutmen, memungkinkan perusahaan untuk menarik serta mempertahankan kandidat yang tepat," ujar Sawitri dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (4/10).
Baca Juga: Jangan Sepele! 5 Manfaat Vitamin Rambut yang Harus Digunakan
Lantas seperti apa tren gaji di Indonesia?
Berdasarkan Panduan Gaji 2023, ditunjukkan bahwa gaji di Indonesia stabil dengan 95,7% industri menunjukkan tidak ada perubahan gaji median yang signifikan dibandingkan tahun 2022. Meski begitu, terjadi penurunan gaji di atas 3% di industri Media dan Periklanan, Pemasaran dan MICE. Ini kemungkinan lantaran pelaku usaha mengurangi biaya operasional, yang secara tidak langsung mempengaruhi biaya pemasaran yang kadang dianggap sebagai biaya non-esensial.
Adapun, tiga industri yang mengalami perubahan gaji dengan kenaikan gaji terbesar yakni Travel & Pariwisata (3,90%), Telekomunikasi (2,22%), dan Hiburan/Entertainment (2,16%).
Dari semuanya, bidang Asuransi merupakan industri yang paling menjanjikan, dengan peningkatan gaji pada tiga jabatan pekerjaan yakni Supervisor, Manajer, dan Senior Manajer.
Seiring dengan peningkatan pertumbuhan pariwisata setelah pandemi, di industri pariwisata, tercatat bahwa jabatan manajer mengalami kenaikan gaji tertinggi hingga 19,1%. Ini lantaran meningkatnya permintaan untuk peran mereka, seperti manajer cabang, manajer penjualan, sehingga menghasilkan lebih banyak peluang kerja dengan gaji yang kompetitif.
Sementara industri komputer/TI menjadi industri yang paling berisiko dimana industri ini mengalami penurunan gaji pada empat jabatan pekerjaan termasuk level manajer senior dengan penurunan gaji hingga 28,8%. Laporan ini juga menunjukkan industri Komputer/IT menghadapi iklim ekonomi yang menantang, menyebabkan beberapa perubahan paket kompensasi yang cukup signifikan. Karenanya, Perusahaan dapat mempertimbangkan memberikan fasilitas atau manfaat tambahan agar tetap bersaing di pasar kerja.
Bukan hanya industri teratas dengan kenaikan dan penurunan gaji tertinggi, Laporan ini pun mengulas beberapa hal seperti spesialisasi dengan kenaikan dan penurunan gaji, gambaran gaji berdasarkan lokasi, perubahan gaji di kota besar bahkan gambaran gaji di UKM dan korporasi dan lainnya.
Misalnya untuk gaji di wilayah di luar Pulau Jawa, Sulawesi tercatat mengalami peningkatan gaji median sebesar 25%, terutama dalam bidang Sains dengan gaji mencapai Rp 10,5 juta pada tahun 2023 dari Rp 8,4 juta di tahun 2022. Selain itu, sektor Perhotelan di wilayah Bali & Nusra mengalami kenaikan gaji sebesar 23,7%, mencapai Rp 11,75 juta dari Rp 9,5 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News