Bugar

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Kanker Ginekologi, Ini Cara Mencegah Kanker Ovarium

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi Kanker Ginekologi, Ini Cara Mencegah Kanker Ovarium

MOMSMONEY.ID - Kanker ovarium menjadi penyebab kematian tertinggi di antara seluruh jenis kanker ginekologi. Berikut ini cara mencegah kanker ovarium yang mematikan.

Data dari Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2022 menyebutkan bahwa kanker ovarium merupakan kanker ketiga terbanyak pada perempuan Indonesia, dengan 15.130 kasus baru dan 9.673 kematian setiap tahunnya.

Mayoritas kasus baru ditemukan dalam stadium lanjut akibat gejala awal yang tidak spesifik seperti perut kembung, nyeri panggul, atau gangguan pencernaan.

“Kanker ovarium merupakan penyebab kematian tertinggi di antara seluruh jenis kanker ginekologi, dengan lebih dari 70% pasien baru terdiagnosis di stadium 3 atau 4,” kata dr. Muhammad Yusuf, Sp.OG (K) Onk, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Konsultan Onkologi, dalam siaran pers Kamis (24/7).

“Di tahap ini, terapi menjadi lebih sulit dan tingkat kekambuhan sangat tinggi,” tegasnya.

Baca Juga: 5 Buah yang Harus Dikonsumsi Wanita Secara Teratur, Cegah Kanker hingga PCOS

Ia menambahkan, rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya edukasi seputar faktor risiko menjadi hambatan utama dalam upaya deteksi dini. Beberapa faktor risiko kanker ovarium antara lain riwayat keluarga, mutasi genetik (BRCA1/BRCA2 dan HRD), obesitas, dan faktor reproduksi seperti menstruasi dini atau tidak pernah hamil.

President Director AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay menjelaskan, kanker ovarium stadium lanjut umumnya memerlukan operasi besar dan dilanjutkan dengan kemoterapi. Namun, setelah memasuki masa remisi, risiko kekambuhan tetap tinggi.

“Perawatan merupakan langkah awal dalam membangun sistem kesehatan yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasien kanker ovarium. Terapi yang terpersonalisasi sangat dibutuhkan untuk mencegah kekambuhan dan memperpanjang harapan hidup,” ujarnya.

Salah satu opsi terapi lanjutan yang kini tersedia adalah maintenance therapy berbasis PARP inhibitor seperti Olaparib. Terapi ini dapat diberikan kepada pasien dengan status HRD-positif untuk mengurangi risiko kekambuhan dan meningkatkan kualitas hidup pasca kemoterapi.

Baca Juga: Proteksi Lebih Dini, 70% Kanker Serviks Ditemukan Terlambat

dr. Feddy, Medical Director AstraZeneca Indonesia, menekankan pentingnya edukasi dan akses terhadap pengobatan yang tepat.

“Kami percaya bahwa menjalani perawatan yang terpersonalisasi usai operasi dan kemoterapi adalah langkah penting. Kami juga aktif memberikan edukasi kepada publik sebagai bentuk komitmen dalam mengeliminasi kanker sebagai penyebab utama kematian,” jelasnya.

Selain terapi, gaya hidup sehat juga menjadi langkah penting dalam pencegahan kanker ovarium. Pola makan seimbang, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, serta pemilihan kontrasepsi oral menjadi beberapa upaya yang direkomendasikan.

AstraZeneca Indonesia melalui kegiatan edukasi ini ingin mendorong kolaborasi antara tenaga medis, penyedia terapi, dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran serta memperluas akses terhadap pengobatan kanker ovarium yang lebih terarah dan efektif.

Selanjutnya: AS Cabut Sanksi terhadap Sekutu Junta Myanmar, Usai Pujian untuk Trump

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News