MOMSMONEY.ID - Saham syariah semakin populer di Indonesia, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan investasi yang sesuai dengan prinsip syariat Islam.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), jumlah investor saham syariah melonjak lebih dari 268%, dari 44.000 pada 2018 menjadi 164.000 pada Oktober 2024.
Kapitalisasi pasar saham syariah juga naik signifikan, yaitu mencapai Rp 7.256 triliun atau 57,2% dari total kapitalisasi pasar modal Indonesia. Jumlah saham syariah dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) juga meningkat 75,6%, menjadi 641 saham pada periode yang sama.
SEVP Retail Markets & Technology BNI Sekuritas, Teddy Wishadi, mengatakan bahwa saham syariah tidak hanya menawarkan potensi keuntungan yang kompetitif, namun juga kepatuhan terhadap prinsip syariat Islam, sambil berkontribusi pada ekonomi yang lebih berkelanjutan.
"Saham syariah menawarkan peluang investasi yang sesuai dengan prinsip syariat Islam, tanpa mengorbankan potensi keuntungan jangka panjang," kata Tedy, mengutip artikel yang dirilis Jumat (27/12).
Baca Juga: KISI Asset Management Luncurkan Reksadana Syariah Berbasis Sektor Teknologi
Sebagai salah satu pelaku pasar modal Indonesia yang memasarkan saham syariah, BNI Sekuritas menilai saham syariah memiliki sejumlah keunggulan.
Pertama, investasi halal. Saham syariah hanya mencakup perusahaan yang bebas dari praktik yang dilarang dalam Islam, seperti riba, perjudian, dan kerusakan lingkungan. Ini memberikan investor keyakinan bahwa dana mereka tidak hanya menguntungkan, namun juga halal dan berkah.
Kedua, potensi keuntungan kompetitif. Meski selektif dalam memilih perusahaan, saham syariah tetap memberikan keuntungan yang kompetitif. Perusahaan yang terdaftar memiliki fundamental kuat dan model bisnis berkelanjutan.
Mengutip data Bloomberg, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) masih naik tipis 0,57% periode tahun berjalan hingga 27 Desember 2024. Sedangkan, IHSG sebagai acuan kinerja seluruh saham di BEI minus 3,25%.
Ketiga, pengelolaan risiko yang hati-hati. Saham syariah menghindari sektor berisiko tinggi dan fokus pada perusahaan dengan stabilitas finansial. Hal ini menjadikannya lebih tahan terhadap fluktuasi pasar, memberikan portofolio yang lebih stabil di tengah ketidakpastian ekonomi.
Baca Juga: BCA Luncurkan Reksa Dana Saham Syariah BISEU
Keempat, mendorong investasi bertanggung jawab. Investasi saham syariah mendorong tanggung jawab sosial dengan mendukung perusahaan yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan dan sosial, serta transparansi. Ini memungkinkan investor untuk berkontribusi pada ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Kelima, menghindari riba dan spekulasi. Saham syariah menghindari transaksi berbasis bunga dan spekulasi jangka pendek, memastikan bahwa investasi didasarkan pada nilai fundamental yang jelas dan adil.
Keenam, perlindungan dari ketidakpastian ekonomi. Saham syariah lebih tahan terhadap krisis ekonomi berkat fokusnya pada perusahaan dengan stabilitas dan model bisnis berkelanjutan. Ini menjadikannya pilihan aman dalam menghadapi gejolak pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News