MOMSMONEY.ID - Di tengah meningkatnya ancaman perubahan iklim global, Indonesia berada di garis depan sebagai salah satu negara yang paling rentan terdampak.
Sektor pertanian, yang menjadi tumpuan hidup jutaan masyarakat, kini menghadapi risiko besar, dari gagal panen akibat cuaca ekstrem hingga degradasi lahan dan ancaman terhadap ketahanan pangan nasional.
Dalam konteks ini, pertanian berkelanjutan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan keharusan.
Desa Pasirlangu di Kabupaten Bandung Barat telah lama dikenal sebagai salah satu sentra utama budidaya paprika sejak 1990-an. Namun kini, ketidakpastian iklim mulai mengguncang stabilitas hasil panen.
Curah hujan yang tidak menentu, suhu ekstrem, serta minimnya infrastruktur seperti irigasi dan fasilitas penyimpanan membuat hasil panen kerap rusak sebelum sempat dijual.
Masalah ini mendorong inisiatif proyek aksi iklim yang digerakkan sekelompok anak muda kreatif yang bergabung di Climate Agriculture Integration (CAI / dibaca ‘cai’ atau air di dalam Bahasa Sunda).
CAI memperkenalkan solusi berbasis teknologi yang akan membantu para petani dengan menggabungkan sistem irigasi tetes yang hemat air dan cold storage bertenaga surya untuk menjaga kesegaran hasil panen.
Inovasi ini tak hanya menjawab kebutuhan pertanian adaptif terhadap iklim, tetapi juga memperkenalkan efisiensi energi yang berkelanjutan.
Baca Juga: GoTo Impact Foundation Dampingi Magelang Setories Kembangkan Pertanian Regeneratif
Sistem irigasi tetes membantu petani mengatur distribusi air secara presisi, sementara cold storage memperpanjang umur simpan paprika, mengurangi food loss secara signifikan.
Gama Subarkah, ketua proyek aksi iklim CAI menjelaskan bagaimana inisiatif ini menjawab kebutuhan nyata di lapangan.
"Banyak petani paprika kewalahan menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi dan mereka kerap mengalami kerugian karena hasil panen membusuk sebelum sempat dijual," kata Gama dalam keterangan tertulis Rabu (18/6).
Melalui penggunaan cold storage dan aplikasi PLTS, bisa memperpanjang umur simpan hasil panen sekaligus menekan limbah pangan. papar Gama saat menunjukkan cara kerja panel suryanya.
Harapannya, dengan panel surya ini juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar fosil.
Keberhasilan CAI tak lepas dari karakter para petani Pasirlangu yang adaptif terhadap teknologi baru. Mereka tak hanya menerima teknologi baru, tapi juga aktif mencari cara untuk memaksimalkan manfaatnya.
Proyek ini diharapkan dapat juga meningkatkan kapasitas dari petani dengan teknologi irigasi tetes air dan energi terbarukan.
Lebih dari itu, proyek ini juga melibatkan kader PKK, petani perempuan, dan warga sekitar dalam pengolahan pascapanen, membuka peluang ekonomi baru serta memperkuat ketahanan pangan lokal dari level keluarga.
Baca Juga: Kisah Sukses Peremajaan Kelapa Sawit oleh Siti Marfuan Petani dari Sumatra Selatan
"Kami ingin membangun kesadaran dari ibu-ibu dan warga sekitar kebun untuk dapat memanfaatkan paprika sebagai pangan keluarga dan bisa menambah nilai ekonomi dengan mengelola paprika yang tidak terserap oleh pasar," tambah Gama.
Inisiatif CAI merupakan salah satu buah dari Climate Skills Program, sebuah program pelatihan dan pemberdayaan anak muda yang digagas HSBC dan British Council dengan kesadaran bahwa generasi muda akan menjadi garda depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Program ini bertujuan membekali generasi muda dengan keterampilan teknis, pola pikir kritis, dan pendekatan inovatif berbasis kearifan lokal untuk menghadapi krisis iklim.
Di Jawa Barat, sebanyak 157 pemuda dari berbagai kabupaten mengikuti pelatihan intensif yang menjadi katalis lahirnya tiga proyek aksi iklim, termasuk CAI.
Sebagai bagian dari program global, Climate Skills Program yang juga diluncurkan di Brazil, India, Meksiko, dan Vietnam dengan tujuan membekali anak muda dengan keterampilan dan pengetahuan untuk mengatasi tantangan iklim melalui pendekatan lokal yang inovatif.
Jawa Barat sendiri memang dipilih menjadi pilot project, harapannya kegiatan ini bisa diimplementasikan juga di daerah-daerah lain.
Dengan fokus pada transisi energi fosil ke energi terbarukan, pelatihan ini tidak hanya mengasah keterampilan teknis yang dibutuhkan dalam pekerjaan hijau.
Tetapi juga membangun kesadaran dan pola pikir kritis tentang isu-isu lingkungan melalui pendekatan pendidikan nonformal khas British Council serta menggabungkan pengetahuan kearifan lokal dengan dukungan dana dari HSBC.
Baca Juga: AdaKam Berikan Permodalan Berupa Pupuk Kepada Petani di Ciamis
Partisipan pelatihan mendapatkan bimbingan dari 150 fasilitator dan tenaga pendidik dari berbagai sektor, mulai dari pembuat kebijakan hingga praktisi lingkungan.
Summer Xia, Country Director British Council Indonesia, menyebutkan, program Climate Skills yang merupakan kolaborasi HSBC dan British Council menjadi bukti, ketika komunitas diberi akses pada pendidikan iklim yang tepat, mereka mampu menciptakan solusi yang relevan, inklusif, dan berkelanjutan dari bawah ke atas.
Melalui program ini, terbukti bahwa Indonesia tidak kekurangan anak muda yang punya ide-ide dan solusi kreatif demi menciptakan komunitas masyarakat yang berkesinambungan dengan alam.
"Kami percaya bahwa keterampilan, inovasi, dan kolaborasi lintas sektor adalah kunci untuk menghadapi tantangan global seperti krisis iklim," sebut dia.
"Melalui program ini, kami ingin memberdayakan masyarakat agar dapat beradaptasi, mandiri, dan menciptakan solusi berkelanjutan di sektor pertanian," imbuhnya.
CAI kini berdiri sebagai model konkret bagaimana anak muda dapat menjadi agen perubahan di garis depan, menghubungkan teknologi, komunitas, dan aksi iklim dalam satu gerakan nyata.
Di tengah tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian Indonesia, inisiatif seperti CAI jadi bukti perubahan bisa dimulai dari desa, dari semangat kolaboratif, dan dari tangan generasi muda.
"Dengan dukungan yang tepat, CAI berpotensi direplikasi di wilayah lain, memperkuat fondasi pertanian yang tangguh, hemat energi, dan ramah lingkungan yang menjadi sebuah langkah penting menuju masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan," ujar Summer Xia.
Selanjutnya: Pelita Air Catatkan Kinerja Keuangan Kinclong! Pendapatan Tahun 2024 Melonjak 81%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News