MOMSMONEY.ID - Gangguan tumbuh kembang anak karena kekuragan gizi atau stunting masih menjadi dilema banyak orangtua. Alhasil, upaya pencegahan harus dilakukan orangtua.
Mendorong angka anak terkena stunting menurun, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Georgios Badaro menegaskan, kolaborasi banyak pihak yang berkelanjutan penting dalam percepatan penurunan stunting.
Dia bilang, Nestlé Indonesia percaya, gizi yang baik sejak usia dini merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang anak dan masa depan bangsa.
Karena itu, intervensi gizi harus berjalan seiring dengan edukasi dan pemberdayaan keluarga agar mampu menciptakan perubahan yang berkelanjutan.
“Nestlé Indonesia akan terus memperluas kontribusi kami dalam mendukung tumbuh kembang anak Indonesia secara optimal,” ujarnya dalam keterangan resmi diterima Rabu (17/12).
Nestlé Indonesia sendiri melakukan Program Pendampingan Gizi yang telah dilaksanakan di Karawang (Jawa Barat), Batang (Jawa Tengah), dan Pasuruan (Jawa Timur).
Program ini melakukan pemberian 1 butir telur dan 1 gelas susu tinggi kalori Dancow GroPlus setiap hari selama 6 bulan, mulai Juli 2025 hingga Januari 2026.
Program tersebut telah menjangkau lebih dari 630 anak berisiko stunting, serta melibatkan lebih dari 1.350 orang tua, kader posyandu, dan ibu hamil dan menyusui di lebih dari 95 desa.
Baca Juga: Nutrisi Medis Seimbang Kurangi Stunting dan Infkesi sekaligus Beban Biaya Kesehatan
Ini melalui edukasi mengenai gizi anak, pola makan sehat, keamanan pangan, jajanan sehat, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Marketing Manager PT Nestlé Indonesia Ankur Mittal menyebutkan, keberhasilan percepatan penurunan stunting sangat ditentukan oleh konsistensi dan kekuatan kolaborasi di tingkat komunitas, termasuk peran keluarga sebagai garda terdepan.
Melalui Program Pendampingan Gizi, Nestlé berupaya memberikan dukungan yang menyeluruh, tidak hanya dalam bentuk akses gizi, tetapi juga melalui edukasi dan pemberdayaan keluarga serta komunitas.
Nestlé percaya, perubahan perilaku dan peningkatan literasi gizi merupakan fondasi penting untuk meningkatkan status kesehatan anak, termasuk melalui penyuluhan dan edukasi yang diberikan kepada para orang tua.
“Program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas pemangku kepentingan memiliki peran penting dalam mewujudkan dampak yang nyata dan berkelanjutan,” ungkap Ankur Mittal.
Nestlé Indonesia sebelumnya menerima penghargaan dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) atas kontribusinya dalam percepatan penurunan stunting melalui Program Pendampingan Gizi.
Penghargaan tersebut diberikan dalam GENTING Collaboration Summit 2025 dengan tema “Sinergi untuk Negeri, Wujudkan Indonesia Bebas Stunting”.
Program GENTING merupakan salah satu dari lima Quick Wins Kemendukbangga yang diluncurkan pada Desember 2024 dan kini memasuki tahun pertama implementasinya.
Baca Juga: Cegah Stunting Lewat Pendamping Edukasi Gizi
Program ini menjangkau seluruh Indonesia melalui pembentukan 38 Tim Pengendali GENTING tingkat provinsi dan 512 Tim Pengendali GENTING (TPG) tingkat kabupaten/kota.
Sepanjang 2025, GENTING telah mencapai 157,39% dari target 1 juta penerima manfaat, mencakup dukungan gizi, sanitasi, air bersih, hunian layak, dan edukasi bagi lebih dari 1,3 juta masyarakat di seluruh Indonesia.
GENTING Collaboration Summit menjadi forum monitoring tahunan sekaligus bentuk apresiasi bagi mitra pentahelix yang berperan sebagai Orang Tua Asuh (OTA) dalam percepatan penurunan stunting nasional.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menyampaikan, percepatan penurunan stunting tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja.
Upaya ini membutuhkan sinergi seluruh unsur pentahelix yang turun langsung mendampingi keluarga berisiko stunting.
“Kami mengapresiasi Nestlé Indonesia melalui program gizi dan edukasi keluarga di berbagai daerah. Kolaborasi seperti ini diharapkan semakin memperkuat langkah bersama kita untuk mencapai target prevalensi stunting 14,2% tahun 2029,” tuturnya.
Nestlé Indonesia terus memperkuat pendekatan kolaboratif melalui integrasi edukasi, intervensi gizi, dan pendampingan komunitas berbasis data.
Pendekatan ini menjadi fondasi strategis dalam mendukung pembangunan generasi masa depan yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi.
Selanjutnya: Cermati Rekomendasi Saham Beli Sumber Alfaria (AMRT) Jelang Nataru 2025/2026
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News