AturUang

Ini Kesalahan Finansial Akibat Kurang Paham Risiko, Generasi Mana Paling Rawan?

Ini Kesalahan Finansial Akibat Kurang Paham Risiko, Generasi Mana Paling Rawan?

MOMSMONEY.ID - Di tengah gejolak ekonomi yang terus berubah di tahun 2025, satu hal yang tak lekang oleh waktu dan masih menjadi momok bagi berbagai kelompok usia adalah kesalahan finansial yang bersumber dari minimnya pemahaman akan risiko. 

Sebuah survei terbaru yang menggemparkan, Indeks Keuangan Pribadi TIAA Institute-GFLEC tahun 2025, mengungkapkan fakta mencengangkan, hanya 36% orang dewasa sebagai contoh di Amerika Serikat yang paham terkait risiko keuangan dengan benar. 

Angka ini tak hanya menjadi skor terendah di antara delapan kategori literasi keuangan yang diuji, tetapi juga menunjukkan penurunan signifikan dibanding tahun 2017. 

Lantas, mengapa pemahaman risiko finansial ini begitu krusial, dan generasi mana yang paling rentan terperosok dalam jerat kesalahan finansial ini? 

Mari kita selami lebih dalam data-data yang ada untuk mengungkap jawabannya dan bagaimana kita bisa menghindarinya di tengah tantangan finansial tahun ini.

Baca Juga: Mengubah Uang Jadi Lebih Bermakna dengan Tujuan Finansial yang Transformatif di tahun 2025

Kesalahan finansial umum akibat minimnya pemahaman risiko

Melansir Go Banking Rates, sebuah laporan dari Indeks Keuangan Pribadi TIAA Institute-GFLEC tahun 2025 menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan, hanya 36% orang dewasa studi kasus di AS yang mampu menjawab dengan benar pertanyaan seputar risiko keuangan. 

Skor ini menjadi yang terendah di antara delapan kategori literasi keuangan yang diuji. Ironisnya, pemahaman risiko ini justru menurun dibandingkan tahun 2017. 

Kondisi ini mengindikasikan bahwa kesalahan finansial akibat kurangnya pemahaman risiko adalah isu yang persisten dan merata di berbagai kelompok usia.

Pengetahuan risiko begitu krusial dalam keuangan

Mengapa pemahaman risiko begitu penting? Jawabannya sederhana yaitu kemampuan menilai risiko tidak hanya mempengaruhi keputusan investasi, tetapi juga hampir seluruh aspek kehidupan finansial. 

Mulai dari memilih asuransi yang tepat, mengelola utang, menabung secara efektif, hingga merencanakan pensiun, semuanya memerlukan pemahaman yang baik tentang potensi risiko yang ada. 

Tanpa dasar pengetahuan ini, seseorang rentan melakukan kesalahan finansial seperti membeli produk asuransi yang tidak dibutuhkan, mengabaikan perlindungan penting, atau terjerat utang dengan bunga tinggi tanpa perhitungan matang.

Biaya nyata dari kebingungan memahami risiko finansial

Kurangnya literasi risiko bukan sekadar angka statistik. Indeks P-Fin menunjukkan bahwa individu dengan pengetahuan keuangan yang rendah memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terlilit utang. 

Utang ini kemudian menghambat kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan prioritas lainnya. Lebih lanjut, mereka tiga kali lebih mungkin menghadapi kesulitan keuangan, dengan hampir sepertiga di antaranya mengaku tidak mampu menyediakan dana darurat sebesar $2.000 (sekitar Rp31,4 juta).

Kondisi ini berujung pada terbatasnya fleksibilitas dalam menghadapi situasi tak terduga, meningkatnya tingkat stres finansial, dan terhambatnya kemampuan untuk membangun kekayaan jangka panjang. 

Di tahun 2025, dengan kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian, kesalahan finansial akibat kurang paham risiko dapat memberikan dampak yang lebih signifikan.

Baca Juga: Peran Financial Planning dalam Mewujudkan Kebahagiaan Masa Depan yang Lebih Terjamin

Kenapa risiko finansial sering kali sulit dipahami?

Salah satu alasan utama mengapa risiko finansial sulit dipahami adalah karena sifatnya yang abstrak. Berbeda dengan anggaran atau utang yang angkanya jelas, risiko melibatkan potensi hasil yang mungkin terjadi atau tidak. 

Ketidakpastian inilah yang sering kali membuat orang merasa tidak nyaman dan akhirnya menghindari untuk memahaminya lebih dalam. 

Hal ini dapat berujung pada keputusan-keputusan yang kurang optimal, seperti menghindari investasi di pasar modal sama sekali atau membeli asuransi rumah dengan nilai pertanggungan yang kurang memadai. 

Indeks P-Fin juga menyoroti bahwa banyak orang dewasa kesulitan memahami kemungkinan kebutuhan akan perawatan jangka panjang di masa pensiun, padahal ini adalah risiko nyata yang perlu diantisipasi.

Kesenjangan pengetahuan risiko tidak otomatis tertutup seiring usia

Salah satu temuan menarik dari studi tersebut adalah bahwa pemahaman risiko tidak secara otomatis meningkat seiring bertambahnya usia atau pengalaman. 

Generasi muda memang menunjukkan skor terendah dalam pemahaman risiko, namun generasi yang lebih tua pun tidak jauh berbeda. 

Sementara pemahaman tentang aspek keuangan lain seperti meminjam atau menabung menunjukkan sedikit peningkatan seiring waktu, pemahaman risiko cenderung stagnan. 

Hal ini mengindikasikan bahwa akar masalahnya bukan sekadar kurangnya pengalaman hidup, melainkan kurangnya edukasi dan sumber daya yang efektif untuk membuat konsep risiko lebih mudah dipahami.

Baca Juga: 6 Cara Cerdas Mengurangi Stres Finansial di Tengah Ketidakpastian Perekonomian

Langkah maju untuk meningkatkan pemahaman risiko finansial

Meningkatkan pengetahuan fungsional seputar risiko finansial tidak memerlukan pemahaman matematika tingkat tinggi. 

Langkah awal yang penting adalah meningkatkan kesadaran tentang apa sebenarnya arti risiko dalam setiap keputusan finansial yang diambil. 

Ini termasuk mengenali potensi trade-off, mempertimbangkan berbagai skenario terburuk, dan mempelajari cara melindungi diri dari hal-hal yang tidak terduga tanpa harus mengeluarkan biaya berlebihan. 

Dengan pemahaman risiko yang lebih baik, diharapkan masyarakat di tahun 2025 dapat terhindar dari berbagai kesalahan finansial yang merugikan.

Selanjutnya: Promo Es Krim Weekend di Indomaret Minggu 29 Juni 2025, Walls Oreo Hemat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Video Terkait