MOMSMONEY.ID - Insiden kereta api tertemper truk di Semarang menimbulkan pertanyaan: kenapa kereta api tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak? Ini alasan kereta tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak.
Masyarakat umum banyak yang belum mengetahui kalau kereta api tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak.
Terbukti, dari beberapa komentar netizen yang menanyakan mengapa masinis tidak melakukan pengereman saat mengetahui ada truk yang tersangkut di perlintasan sebidang di Semarang beberapa waktu lalu.
Padahal, kereta api tidak bisa melakukan pengereman secara mendadak lantaran banyak faktor.
Baca Juga: Daftar 5 Makanan Terpedas di Dunia, Ada Sambal Ulek dari Indonesia!
Faktor-faktor apa saja, sih, yang memengaruhi? Nah, berikut alasan kereta tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak, dikutip dari akun Instagram PT Kereta Api Indonesia (KAI) @kai121_:
1. Panjang dan berat rangkaian kereta
Hal yang menyebabkan kereta tidak bisa berhenti mendadak adalah karena panjang dan bobot kereta.
Makin panjang dan berat rangkaian kereta, maka jarak yang kereta butuhkan untuk bisa benar-benar berhenti akan semakin panjang.
Di Indonesia, rata-rata kereta penumpang terdiri dari 8-12 kereta, dengan bobot mencapai 600 ton, belum termasuk penumpang dan barang bawaannya.
Dengan kondisi tersebut, maka akan butuh energi yang besar untuk membuat rangkaian kereta berhenti.
Baca Juga: Awas Bikin Pengen Liburan, 5 Film Populer Ini Punya Tema Traveling Loh
2. Sistem pengereman
Pengereman yang dipakai pada kereta saat ini menggunakan jenis rem udara. Cara kerjanya adalah dengan mengompresi udara dan disimpan hingga proses pengereman terjadi.
Saat masinis mengaktifkan sistem pengereman, udara tadi akan didistribusikan melalui pipa kecil di sepanjang roda dan membuat friksi pada roda. Friksi ini yang akan membuat kereta berhenti.
Walaupun kereta telah dilengkapi dengan rem darurat, rem ini tetap tidak bisa berhenti mendadak.
Rem ini hanya menmenghasilkan lebih banyak energi dan tekanan udara yang lebih besar untuk menghentikan kereta lebih cepat.
Jadi, meskipun masinis melihat ada yang menerobos palang kereta, biasanya akan tetap terlambat untuk melakukan pengereman.
Baca Juga: Wisata Sejarah di Museum Wahanarata Keraton Yogyakarta Yuk
Faktor yang berpengaruh pada jarak pengereman:
- Kecepatan kereta api (semakin tinggi kecepatan kereta maka semakin panjang jarang pengereman)
- Kemiringan/lereng jalan rel
- Persentase gaya pengereman
- Jenis kerata api (kereta penumpang/barang)
- Jenis rem (blok komposit/blok besi cor)
- Kondisi cuaca
Simulasi jarak yang lokomotif butuhkan untuk berhenti:
- 120 km/jam: 860 meter
- 110 km/jam: 750 meter
- 100 km/jam: 505 meter
- 90 km/jam: 480 meter
- 80 km/jam: 379 meter
- 70 km/jam: 336 meter
- 60 km/jam: 221 meter
- 50 km/jam: 157 meter
- 45 km/jam: 132 meter
Simulasi di atas adalah simulasi di wilayah Daerah Operasi 8 Surabaya. Perhitungan bisa berbeda tergantung faktor-faktor yang memengaruhi jarak pengereman.
Baca Juga: Menyantap Menu Khas Jogja di Omah Yung Ginah Cisauk
Bahaya jika kereta melakukan pengereman mendadak
Rem pada rangkaian kereta bekerja dengan tekanan udara. Rem pada roda dihubungkan ke piston dan susunan silinder.
Mekanisme yang mengurangi tekanan udara di kereta akan memaksa rem mengunci dengan roda.
Jika tekanan dilepaskan secara tiba-tiba, maka akan menyebabkan pengereman yang tidak seragam. Sehingga, rem bekeja terlebih dahulu dari titik keluarnya udara.
Pengereman yang tidak seragam bisa menyebabkan kereta dan gerbong tergelincir atau terseret atau terguling.
Itulah alasan kereta tidak bisa berhenti atau mengerem mendadak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News