MOMSMONEY.ID - Salah satu layanan unggulan PT Kereta Api Indonesia (Persero), KA Argo Bromo Anggrek, telah melayani 288.065 pelanggan sepanjang Januari hingga September 2025. September mencatatkan volume penumpang tertinggi dengan jumlah sebesar 38.529 pelanggan.
Kereta ini merupakan ikon layanan eksekutif yang menghubungkan Jakarta (Gambir) dan Surabaya (Pasar Turi) melalui lintas utara Jawa, dengan pemberhentian di Cirebon, Semarang Tawang, dan Bojonegoro.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba menjelaskan, dengan waktu tempuh sekitar 7 jam 45 menit, Argo Bromo Anggrek merupakan representasi komitmen KAI dalam menghadirkan perjalanan yang cepat, nyaman, dan berkelas.
"Setiap pengembangan kami lakukan dengan memperhatikan keselamatan, kenyamanan pelanggan, serta efisiensi energi,” Anne dalam keterangan tertulis, Rabu (22/10).
Baca Juga: Tidak Sembarangan, Begini Cara Minum Cuka Sari Apel untuk Diet Turunkan Berat Badan
Sejak diluncurkan pada 24 September 1997, KA Argo Bromo Anggrek terus berevolusi. Pada awal pengoperasiannya, kereta ini menempuh perjalanan dari Jakarta sampai dengan Surabaya dalam waktu sekitar 9 jam 5 menit, lebih cepat dibanding layanan eksekutif lain pada periode tersebut.
Berbagai peningkatan infrastruktur jalur, modernisasi sistem persinyalan, dan optimalisasi pemberhentian membuat waktu tempuh terus berkurang menjadi 8 jam 10 menit pada 2015 dan 7 jam 45 menit berdasarkan GAPEKA 2025.
Pada tahun 2019, KAI menghadirkan rangkaian stainless steel generasi baru buatan PT INKA yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Mulai 1 Juni 2025, KAI juga memperkenalkan Compartment Suite Class layanan premium yang menghadirkan pengalaman perjalanan yang personal dan berkelas.
Selain sebagai moda transportasi antarkota, KA Argo Bromo Anggrek juga menjadi penggerak ekonomi hijau dan pariwisata lintas provinsi.
Jalur utara Jawa yang dilalui kereta ini menghubungkan koridor ekonomi sekaligus destinasi wisata utama Jakarta, Cirebon, Semarang, dan Surabaya yang kini tumbuh sebagai pusat bisnis dan rekreasi dengan orientasi keberlanjutan.
Selanjutnya: Gas Alam Jadi Penyelamat Prospek Emiten Migas di Tengah Tekanan Harga Minyak Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News