MOMSMONEY.ID - Sebagai perusahaan teknologi berbasis house of brand, Hypefast memberikan tips bertahan untuk brand lokal yang bisa Anda simak berikut ini.
Kini, makin banyak brand atau merek asing yang masuk dan ramai digunakan masyarakat Indonesia. Walhasil, brand lokal pun mengalami pergeseran dan harus makin gigih bersaing.
Hypefast melihat, fenomena yang disebut sebagai local brand winter ini mulai terjadi sejak akhir 2024.
"Seperti fenomena tech winter yang dalam beberapa tahun silam melanda perusahaan-perusahaan berbasis teknologi, industri brand lokal pun tengah mengalami fenomena local brand winter, terutama di bidang kecantikan," ujar Achmad Alkatiri, CEO dan Founder dari Hypefast, Selasa (18/3).
Kompetisi yang semakin ketat, terutama dengan brand dari Tiongkok, merupakan salah satu penyebab utama.
"Karena itu banyak brand yang akhirnya tidak mampu lagi meneruskan operasionalnya. Kita sudah cukup banyak melihat brand lokal yang gulung tikar," kata Bagaskoro Adhisuardana, Head of Corporate Marketing Hypefast.
Oleh karena itu, Hypefast membagikan tips bertahan untuk brand lokal agar dapat terus eksis di tengah pasar yang makin kompetitif.
Baca Juga: Hypefast Bagikan Kunci Local Brand Perluas Basis Pelanggan, Begini Gambarannya
Lebih perhatikan arus kas (Cashflow)
Di tengah local brand winter, beberapa brand fokus pada pertumbuhan dan keuntungan. Hypefast melihat, hal ini justru memiliki risiko yang lebih tinggi.
Alih-alih, brand sebaiknya lebih fokus pada arus kas (cashflow). "Karena kalau tidak fokus pada cashflow, walaupun growing terus, itu bisa pelan-pelan jadi bumerang," tutur Bagas.
Jangan hanya fokus pada profit
Banyak brand lokal masih menganggap profit sebagai indikator utama keberhasilan bisnis. Padahal, profit berbeda dengan arus kas.
Misalnya, brand menandatangani perjanjian penjualan 10.000 unit SKU (stock keeping unit) hari ini, tapi pembayarannya baru diterima enam bulan kemudian.
Tentunya, kas belum bisa diterima saat itu juga. "Berdasarkan pengalaman kami berinteraksi dengan brand, terkadang brand masih luput dengan hal ini," ucap Bagas.
Baca Juga: Hypefast Rumuskan Strategi Brand Lokal untuk Menangkan Ramadan 2025
Ambil pendanaan
Hypefast juga merekomendasikan brand lokal untuk menerima pendanaan ketika tersedia. Hypefast mengingatkan, ini bukan waktu yang tepat untuk bersikap idealis terhadap valuasi bisnis.
"Saat ada kesempatan untuk mengambil pendanaan, bisa dipertimbangkan, karena saat ini adalah waktu yang cocok untuk menerima pendanaan," lanjut Bagas.
Hypefast juga sangat terbuka untuk membantu dan menaungi brand lokal untuk tetap eksis dan diminati. Tapi, Alkatiri mengingatkan brand-brand lokal untuk tanggap dalam mengambil tindakan.
"Brand lokal harus bersiap, lebih resilient untuk fokus pada pertumbuhan cashflow, pertumbuhan strategi marketing, memperhitungkan self-sufficient business, dan lain sebagainya," ungkap Alkatiri.
Hypefast mendukung pertumbuhan para pendiri brand lokal di Indonesia dengan menyediakan investasi serta akses ke pakar industri di berbagai bidang, termasuk strategi ritel, pemasaran, pengembangan produk, operasional, dan manajemen rantai pasok.
Pada 2022, Hypefast mencatatkan omzet penjualan mencapai Rp 1 triliun, meningkat sekitar 300% dibanding tahun sebelumnya.
Selanjutnya: IHSG Menguat, Disokong Sentimen Keputusan Buyback Tanpa RUPS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News